Anies Tawarkan Sederet Perubahan Ini agar Petani Sejahtera, Salah Satunya Pengganti Food Estate
Anies Baswedan menyoroti sejumlah permasalahan yang dihadapi para petani hingga masalah kesejahteraan.
Anies mengungkapkan ada tiga persoalan yang dihadapi para petani.
Anies Tawarkan Sederet Perubahan Ini agar Petani Sejahtera, Salah Satunya Pengganti Food Estate
Anies Baswedan menyoroti sejumlah permasalahan yang dihadapi para petani hingga masalah kesejahteraan. Anies mengaku memiliki gagasan untuk melakukan perubahan kebijakan untuk sektor pertanian jika terpilih menjadi Presiden.
- Airlangga Sentil Anies soal Contract Farming: Kita Kembangkan Food Estate agar Petani Punya Tanah
- Cara Unik Petani Pangandaran Usir Hama di Sawah, Gunakan Topeng Hewan Buas
- Tanam Padi Dimulai Sejak 3000 Tahun Lalu, Dilakukan Pertama Kali oleh Petani dari Negara Ini
- Pertemuan Mendag dengan Petani Tembakau di Kudus
Hal itu disampaikan usai pria yang menjadi Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 ini mengunjungi salah salah satu perkebunan dan berbincang dengan petani di kawasan perkebunan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (29/11).
Usai kegiatan, dia mengatakan ada tiga persoalan yang dihadapi para petani. Pupuk subsidi sulit didapatkan sehingga banyak petani terpaksa membeli pupuk dengan harga tinggi. Lalu, lahan garapan masih dimiliki oleh perusahaan.
"Persoalan petani itu sama, kesejahteraan nya masih kurang. Kalau ada (pupuk) harganya mahal, kalau ada (yang subsidi) kualitasnya kurang bagus, yang bagus itu pupuk di Gresik,"
kata Anies.
merdeka.com
Soal lahan, dia mencontohkan, mayoritas petani menggarap lahan milik PT Perkebunan Nusantara. Mereka seolah kesulitan memiliki lahan garapan sendiri."Pemanfaatan lahan yang ada masih terbilang sulit, soalnya lahannya rata-rata sewa. Lahan yang ada di sini (Pangalengan) kurang representatif, ke depan petani di Pangalengan harus ditopang lahan yang baik," ujar Anies.
Masalah lainnya adalah akses permodalan yang sulit. Hal itu pula yang membuat para petani susah untuk mengembangkan bisnisnya. Padahal keberadaannya sangat penting untuk memastikan komoditas pangan terpenuhi.
"Akses permodalan, para petani butuh permodalan yang tidak ada agunan, ini juga jadi catatan kami. Petani itu tidak punya salah, mereka adalah penyumbang kebutuhan masyarakat paling besar,” kata dia.
“Jangan sampai negara membiarkan petani tidak sejahtera terus. Kita catat untuk perbaikan ke depan kalau mau perubahan, (saya) harus belanja masalah (untuk dicatat)," Anies melanjutkan.
Anies menilai momentum Pilpres adalah kesempatan untuk masyarakat membuat perubahan. Dia berharap masyarakat menjadikan gagasan yang ditawarkan oleh para calon sebagai landasan untuk memilih.
Menurut dia, banyak hal termasuk kebijakan yang harus diperbaiki di Indonesia. Kontestasi Pilpres merupakan ruang untuk membicarakan nasib masyarakat. Hasil kunjungannya ke berbagai daerah, banyak keluhan yang didapatkan.
"Kondisi masyarakat bagimana dengan harga pangan, lapangan pekerjaan, biaya hidup, dan jawabannya bisa dikatakan hampir semua mengatakan situasinya sulit. Nah kebijakan kebijakan itulah yang akan diubah," bebernya.
"Jadi perubahannya itu pada kebijakan-kebijakan karena kalau yang menjadi presiden dan wakil presiden sudah ada periodenya, tapi kebijakannya yang akan kita lakukan perubahan," ungkapnya.
Program Pengganti Food Estate
Sektor pertanian adalah salah satu yang ada dalam agenda perubahan yang diusung oleh Anies Baswedan. Selain menyelesaikan tiga permasalahan utama, ia juga menawarkan konsep bisnis yang berkeadilan.
"Jadi sentra-sentra pertanian itu yang sekarang ada dijadikan sebagi mitra, bisa BUMD, BUMN, swasta tapi pemerintah menyiapkan regulasinya sehingga memungkinkan produk pertanian itu langsung bisa diambil oleh masyarakat yang membutuhkan lewat badan usaha itu," kata Anies.
Menurut dia, konsep ini lebih baik dibandingkan dengan program Food Estate yang dijalankan pemerintah di bawah Kementerian Pertahanan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan besar.
"Kami melihat cara seperti (pertanian kontrak) itu akan lebih adil karena mereka yang selama ini berpuluh-puluh tahun memang memproduksi pertanian. Kalau kita melakukan food estate maka dana kita itu justru diberikan ke tempat yang baru, ke tempat yang dikelola oleh koorporasi," jelasnya.
Dia meyakini konsep pengganti food estate bakal lebih menguntungkan petani sebagai eksekutor pertanian. Anies juga bakal mengevaluasi aturan soal harga jual pertanian agar pendapatan petani lebih tinggi.
"Padahal dana yang sama, karena kalau di berikan untuk contract farming maka yang menerima adalah rakyat yang selama ini bekerja memproduksi. Supaya anggaran negara bukan malah dibuat ke tempat yang baru tetapi justru memberikan kepada mereka yang selama ini sudah bekerja untuk produksi pertanian disitulah perbedaannya," ujar dia.
"Karena produksi pangan kita sesungguhnya baik. Tetapi tataniaganya harus dikoreksi, supaya petani mendapatkan harga jual yang lebih baik. Bagi konsumen yang menggunakan hasil pertanian harganya juga bisa lebih murah. Jadi itu yang akan kita kerjakan sama-sama. Itu yang kami akan perbaiki sama-sama, itu yang akan kami buat reform. Sehingga harapannya nanti petani bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Tapi juga keluarga yang mengkonsumsi dapat harga yang lebih terjangkau. Obrolan atau masukan tersebut akan kami bawa dalam agenda perubahan kita," pungkasnya.