Curhat Perajin Ukiran Jepara ke Ganjar Agar Dapat Kemudahan Modal Usaha
Ada banyak hal dinilai para perajin perlu mendapat perhatian, di antaranya akses permodalan karena selama ini perajin hanya mengandalkan bantuan modal.
Ada banyak hal dinilai para perajin perlu mendapat perhatian, di antaranya akses permodalan karena selama ini perajin hanya mengandalkan bantuan modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon bervariatif.
- Tak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
- Ganjar Mengaku Punya Jejak Digital Sikap Tak Konsisten Purnawirawan Jederal di Pemilu
- Begini Strategi Ganjar-Mahfud Bebaskan Nelayan dari Jerat Utang
- Ganjar Janji Hapus Utang Petani Rp600 Miliar Jika Menang Pilpres 2024
Curhat Perajin Ukiran Jepara ke Ganjar Agar Dapat Kemudahan Modal Usaha
Para perajin ukiran di Desa Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah berharap besar kepada calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo apabila terpilih menjadi presiden.
Ada banyak hal dinilai para perajin perlu mendapat perhatian, di antaranya akses permodalan karena selama ini perajin hanya mengandalkan bantuan modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon bervariatif.
"Kalau cuma Rp5 juta, Rp10 juta, Rp15 juta diberikan bertahap, sudah habis buat bayar pekerja sama beli kayu. Jadi tidak bisa menjual, ya kita berhenti. Kalau pakai KUR sudah mentok," ujar salah seorang perajin kepada Ganjar.
Padahal, lanjut perajin, pada momen tertentu jumlah konsumen membludak, namun tak semua bisa dipenuhi karena tak punya modal untuk membeli bahan baku.
Tercatat, jumlah perajin ukir mebel di Blimbingrejo mencapai 100 orang, dengan rata-rata perajin punya 5-10 pekerja.
"Kita tidak bisa Pak Ganjar karena terbentur modal," tegas perajin.
Mendapat curhat dari para perajin tersebut, Ganjar langsung meresponsnya dengan cepat.
"Kalau bicara modal tidak ada yang bermasalah sekarang saya langsung sat set saja sudah didaftar besok saya datang ke sini. Tolong kelompoknya di data nanti diorganisir yang telah klasifikasi dengan jumlah permodalan nanti saya yang tanda tangan langsung," kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan, industri ukir di Jepara masih banyak peminatnya, khususnya untuk produk gebyok.
Untuk itu, Ganjar mendorong kepada perajin mempertahankan karya asli dan memanfaatkan era digital untuk pemasaran dengan membuat film-film pendek proses mengolah sampai menjadi kebyok.
"Pengalaman dari orang ke orang desa dimasukkan ke media sosial masing-masing sehingga orang bisa tahu sekaligus bisa jualan," kata Ganjar.
Namun, lanjut Ganjar, akses permodalan yang masih dibutuhkan.
"Seringkali ketika mengambil kredit KUR ternyata keluhannya sedikit-sedikit, maka pada saat proyeknya sudah berakhir, uangnya sudah habis dipakai bayar buruh, mereka minta skim agar kreditnya bisa lebih mudah, bisa diambil di depan dan seterusnya,” tandas Ganjar.
Dalam kunjungan tersebut, Ganjar juga menjajal secara singkat cara mengukir kayu dengan pola berbentuk bunga. Adalah Ahmad Nurdinsyah, seorang kuli ukir yang sempat berdialog dengan Ganjar.
“Ya tadi Pak Ganjar nanya-nanya soal ukiran. Saya berdoa semoga Pak Ganjar bisa menjadi Presiden, dan berharap Pak Ganjar mengerti nasib orang kecil, meningkatkan ekonomi Jepara. Kami sebagai kuli hanya bisa mengukir tentu berharap usaha ukiran bisa maju, harapannya produk Jepara bisa bangkit lagi, kondisi Jepara bisa balik lagi," ujar Ahmad.