Ganjar Tiba-Tiba Cari Jimly Assiddiqie di Acara Silaknas ICMI, Mendesak Ingin Segera Bertemu
Ganjar menyebut sosok Jimly paling populer saat ini. Apalagi, dalam waktu dekat MKMK akan memutuskan sidang etik hakim MK.
Jimly kini jabat Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi atau MKMK.
Ganjar Tiba-Tiba Cari Jimly Assiddiqie di Acara Silaknas ICMI, Mendesak Ingin Segera Bertemu
Ganjar Tiba-Tiba Cari Jimly Assiddiqie di Acara Silaknas ICMI, Mendesak Ingin Segera Bertemu
Calon Presiden Ganjar Pranowo menghadiri Silaturahmi dan Kerja Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Four Point by Sheraton Hotel Makassar, Sabtu (4/11). Ganjar sempat mencari Ketua Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), Prof Jimly Assiddiqie yang juga hadir.
Jimly kini jabat Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi atau MKMK.
"Pak Jimly sudah selesai? Sudah selesai? Belum,"
ujar Ganjar Pranowo.
Ganjar menyebut sosok Jimly paling populer saat ini. Apalagi, dalam waktu dekat MKMK akan memutuskan sidang etik hakim MK.
"Orang paling populer sekarang namanya Jimly Assiddiqie. Semuanya menunggu (putusan MKMK)," tuturnya.
Meski demikian, Ganjar ogah menyangkut pautkan dengan politik. Ia mengaku hanya ingin bersalaman dengan Jimly.
"Engga ada hubungannya dengan (politik), menunggu karena dari tadi engga keliatan, belum kliatan. Saya ingin salaman," kata dia.
Di Silaknas ICMI, Ganjar menjelaskan dua hal. Pertama bagaimana pembangunan Indonesia Timur.
"Satu terkait dengan pembangunan Indonesia Timur, karena ICMI yang meminta kita bicara itu. Kedua, soal potensi-potensi ekonomi, salah satunya adalah pangan," kata dia.
Ganjar mengaku senang diundang di Silaknas ICMI. Ia menyebut dari ICMI mendapatkan masukan dari sejumlah pakar, salah satunya putra mantan Presiden BJ Habibie, Ilham Habibie.
"Maka kami senang sekali mendapatkan masukan dari para pakar di ICMI. Tadi Pak Ilham Habibie menyampaikan bagaimana industrialisasi. Ini kan baru permulaan," kata dia.
Ia menegaskan kesenjangan antar wilayah masih terjadi di Indonesia. Untuk itu, perlu sumber daya manusia (SDM) guna mempersempit kesenjangan.
"Kita butuh SDM yang bisa mengisi. Saya kira masukan yang sangat bagus. Di Indonesia Timur penting membuat afirmasi. Wabilkhusus, kepada anak-anak kita agar bisa mendapatkan akses pendidikan yang baik,"
ucapnya.