Tanggapan Hasto PDIP atas Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Bogor
SBY bertemu Presiden Jokowi membahas terkait politik kebangsaan dan politik kenegaraan.
Usai Jokowi dan SBY bertemu, muncul wacana reshuffle.
Tanggapan Hasto PDIP atas Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Bogor
PDI Perjuangan menyambut baik pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (2/10) sore.
"Ya pertemuan di antara pemimpin, suatu hal yang baik, apalagi bapak SBY beliau juga sosok presiden ke-6, dan pak jkw presiden ke-7," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, saat ditemu di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/10).
- AHY Tegaskan Pertemuan SBY dan Jokowi Tidak Membahas Tukar Guling Dukungan dengan Jatah Menteri
- Terungkap Isi Pertemuan Syahrul Yasin Limpo dengan Jokowi, Ada Pembahasan Kasus Hukum
- Pesan Jokowi ke TNI: Kita Sudah Masuk Tahun Politik, Padamkan Percikan Sekecil Apa pun
- Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan SBY, Begini Respons PDIP
Tak hanya itu, Hasto menyebut, pertemuan SBY dengan Jokowi merupakan tradisi baik yang dilakukan antar pemimpin.
"Sehingga pertemuan itu dinilai oleh PDI Perjuangan merupakan bagian dari tradisi silaturahim yang baik dilakukan di antara para pemimpin,"
imbuh Hasto.
Sebelumnya, pertemuan SBY dengan Jokowi di Istana Bogor, pada Senin (2/10) sore dibenarkan Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.
Dia menyebut, SBY bertemu Presiden Jokowi membahas terkait politik kebangsaan dan politik kenegaraan.
"Benar sore ini ada silaturahmi kebangsaan antara Pak SBY dan Pak Jokowi," kata Kamhar, saat dikonfirmasi.
"Pertemuan dua Presiden, Presiden RI ke-6 Pak SBY dan Presiden Jokowi tentu yang dibicarakan terkait politik kebangsaan dan politik kenegaraan," sambung dia.
Dia pun meyakini, bahwa pertemuan kedua tokoh tersebut akan berdampak positif bagi dinamika politik menjelang pemilu 2024.
"Silaturahmi ini kami yakini akan memberi dampak positif membuat dinamika politik menjadi lebih teduh dan sejuk," imbuh Kamhar.
Sebagai informasi, pertemuan Jokowi dan SBY digelar setelah Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan setelah Anies Baswedan memutuskan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pertemuan ini juga terjadi di tengah mencuatnya isu perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju setelah dua menteri diduga terlibat kasus hukum.