Apa beda osteoartritis dan arthritis? Ini jawabannya
Apakah Anda tahu tentang penyakit yang menyerang tulang ini?
Ada kalanya ketika bangun di pagi hari, tangan dan kaki berasa membengkak atau membesar dengan sedikit rasa nyeri pada beberapa bagian. Pada umumnya, banyak orang yang akan langsung memvonis bahwa hal tersebut merupakan arthritis.
Memang ada kemungkinan bahwa hal tersebut merupakan arthritis, akan tetapi ada kemungkinan pula bahwa pembengkakan kaki atau tangan di pagi hari itu merupakan osteoarthritis.
Untuk itu, ada baiknya Anda mengetahui informasi mengenai perbedaan antara arthritis dan osteoarthtritis berikut ini.
Pada umumnya, baik arthritis dan osteoarthritis akan menyerang bagian tulang tangan, kaki bersamaan dengan tulang belakang, punggul, lutut dan panggul. Sayangnya, banyak orang yang salah dalam mengintepretasikan sinyal yang diberikan tubuh dan menyamaratakan bahwa penyakit sendi seperti ini sudah pasti rematik.
Osteoarthritis merupakan penyakit degeratif tulang rawan artikular yang dapat menimpa siapa saja dan serangannya berlaku secara perlahan namun pasti. Sedangkan arthritis merupakan peradangan yang menyerang jaringan dan tulang sendi dan menyebabkan kerusakan progresif.
Gejala osteoartritis dapat diketahui dengan mengenali gejalanya, seperti:
1. Meningkatnya rasa nyeri selama menggerakkan tangan pada pagi hari dan rasa sakit tersebut tidak muncul pada malam hari.
2. Durasi rasa sakit yang ditimbulkan kurang lebih selama 30 menit dan akan menghilang begitu saja.
3. Munculnya rasa panas dan bercak kemerahan pada bagian tangan atau kaki yang sebelumnya tidak pernah ada.
Sedangkan gejala arthritis, antara lain:
1. Munculnya rasa nyeri pada tangan atau kaki baik di malam hari atau juga ketika bangun tidur di pagi hari.
2. Durasi rasa sakit yang terasa akan berlangsung selama kurang lebih 1 jam dan akan semakin nyeri ketika seseorang berusaha menggerakkan persendian.
3. Pada umumnya disertai dengan pembengkakan pada bagian sendi.
4. Munculnya rasa panas dan kemerahan pada kaki atau tangan, terutama di bagian persendian.
Nah, dengan mengetahui perbedaannya, maka Anda dapat menentukan jenis penanganan dan obat yang harus dikonsumsi karena jika salah maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah lain yang berimbas pada kesehatan diri.
Baca juga:
Deteksi 6 sinyal tubuh kurang kalium, di sini!
Lutut kamu cedera? Jangan olesi dengan balsem
Duduk menyilangkan kaki tak baik buat kesehatan, benarkah?
Tak perlu repot, 5 gerakan ini atasi sakit punggung dengan mudah
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.