Benarkah Duduk Menyilangkan Kaki Bisa Menyebabkan Masalah Skoliosis? Ketahui Penjelasan dari Dokter
Dokter spesialis ortopedi Konsultan Tulang Belakang di RS EMC Pulomas, Nicko Perdana Hardiansyah, memberikan penjelasan mengenai kebiasaan penyebab skoliosis.
Kebiasaan duduk yang salah dalam waktu yang lama dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang belakang. Pertanyaannya, apakah kebiasaan ini juga berkontribusi pada terjadinya skoliosis? Dokter spesialis ortopedi Konsultan Tulang Belakang dari RS EMC Pulomas, Nicko Perdana Hardiansyah, memberikan penjelasan mengenai hal ini. "Jadi skoliosis itu yang paling sering bikin datang ke tempat praktik itu sebenarnya yang jenisnya idiopatik skoliosis. Yang dikatakan idiopatik artinya penyebabnya sampai sekarang kita enggak pernah tahu," jelas Nicko dalam acara Liputan6 Update Spesial Healthy Monday di SCTV Tower, Jakarta, pada Rabu (6/11/2024).
Ia menambahkan, "Bukan akibat duduk lama, segala macam, yang paling sering adalah yang idiopatik tadi. Namun, memang kalau ada tendensi untuk dia skoliosis, punggungnya bengkok, maka posisi duduk salah dalam jangka panjang itu bisa jadi faktor risiko, membuat sudutnya tambah berat, tapi bukan yang menyebabkan," ungkapnya setelah Talkshow Hybrid Spine Center EMC Healthcare bertajuk Nyeri Tulang Belakang? No Worries, Ini Solusinya!. Selain itu, terdapat kebiasaan lain yang dianggap kurang baik untuk kesehatan tulang, yaitu menyilangkan kaki saat duduk. Masyarakat sering bertanya, apakah kebiasaan ini juga berdampak pada skoliosis? "Enggak ada efek langsungnya," jawabnya dengan tegas.
-
Mengapa Fuji Utami mengalami skoliosis? Skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya (idiopatik) pada sebagian besar kasus. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis di antaranya: - Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif) - Bawaan lahir (skoliosis kongenital) - Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau cerebral palsy - Cedera atau infeksi tulang belakang - Cacat tulang belakang
-
Kapan Beby Tsabina menjalani operasi untuk mengatasi skoliosis? Seperti yang telah kita ketahui, pada akhir tahun 2023 lalu, Beby menjalani operasi untuk mengatasi skoliosis yang telah dideritanya sejak masa SMP.
-
Apa itu skoliosis yang dialami Fuji Utami? Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang ditandai dengan bentuk punggung melengkung seperti huruf C atau S. Skoliosis menimbulkan keluhan ringan, namun seiring pertambahan usia bisa berkembang menjadi lebih parah. Lengkungan skoliosis yang sangat parah dapat menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri berkepanjangan jika segera tidak ditangani.
-
Kenapa mengurut kaki bengkak yang disebabkan keseleo atau patah tulang justru bisa memperparah kondisi? Memijat atau mengurut kaki bengkak yang disebabkan kesele0 atau patah tulang bisa merusak jaringan otot. Akibatnya, ligamen otot yang bermasalah dapat semakin parah.
-
Apa itu penyakit Sklerosis Ganda? Istilah multiple sclerosis berarti "banyak bekas luka", dan istilah ini berhubungan dengan area yang muncul di otak dan sumsum tulang belakang setelah mielin yang menutupi saraf kita rusak atau mati.
-
Bagaimana skoliosis yang parah dapat memengaruhi Fuji Utami? Lebih bahayanya bila tulang belakang melengkung parah berisiko mengganggu paru-paru.
Di samping itu, ada mitos yang beredar di masyarakat bahwa penanganan skoliosis sangat sulit dan memerlukan biaya yang sangat tinggi. Apakah hal ini benar adanya? Pertanyaan ini sering mencuat di kalangan orang tua yang khawatir akan kesehatan anak-anak mereka yang mungkin mengalami masalah tulang belakang.
Penanganan Skoliosis
Terkait dengan penanganan skoliosis, Nicko memberikan informasi positif bahwa kondisi ini dapat diatasi dengan baik jika pasien mengunjungi dokter pada waktu yang tepat. "Enggak (sulit), jadi penanganan skoliosis itu 60 sampai 70 persen kalau datang di usia yang pas terutama yang idiopatik itu penanganannya tergantung sudut sebenarnya. Sudut antara 20 sampai 40 derajat itu pakai korset that's it, enggak perlu operasi," ungkap Nicko. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi awal sangat penting untuk hasil yang optimal.
Dokter akan membantu memperbaiki posisi tubuh pasien yang mengalami kelainan bentuk agar terlihat lebih lurus menggunakan korset. "Kalau kita enggak kasih korset, tumbuhnya semakin bengkok." Dengan demikian, penggunaan korset menjadi langkah penting dalam proses perawatan skoliosis, terutama untuk mencegah kondisi yang lebih parah di masa depan.
Korset Bisa Membantu Atasi Skoliosis
Menurut Nicko, penggunaan korset dapat membantu memperbaiki kondisi punggung pasien yang mengalami skoliosis, meskipun tidak sepenuhnya membuatnya lurus. Dengan memakai korset, setidaknya skoliosis tidak akan semakin parah dan pertumbuhannya bisa menjadi lebih baik. "Jadi 60 sampai 70 persen sebenarnya (masalah skoliosis) selesai di korset, cuma orang datangnya sering terlambat, sudutnya udah di atas 45 derajat," jelasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya penanganan dini untuk hasil yang lebih optimal.
Selain metode korset, skoliosis juga dapat diatasi melalui tindakan operasi. Prosedur ini biasanya diperlukan jika sudut skoliosis sudah cukup besar. "Bisa (operasi) jika kondisi sudutnya sudah lumayan besar, biasanya di atas 45 derajat dan mengganggu organ tubuh lain. Misalnya, kalau skoliosis bengkoknya di dada, ganggu pernapasan. Kalau di punggung bawah, sampai sakit banget enggak bisa aktivitas, itu biasanya kita lakukan intervensi dengan operasi," tambahnya. Dengan demikian, penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami skoliosis.
- Geger Dokter Gantung Diri di Ruang Praktik, Ternyata Ini Penyebabnya
- Reaksi Dekan FK Undip Usai Aktivitas Klinisnya di RSUP Kariadi Disetop Sementara Buntut Kematian dr Aulia
- Dokter Kaget Siswi SMP Kelas 1 Hamil Ketahuan Ibunya saat Kandungan 7 Bulan, Parahnya Terkena Penyakit Kelamin
- Dituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang
Operasi untuk Mengtasi Skoliosis
Nicko menjelaskan bahwa keberhasilan operasi skoliosis sangat bergantung pada fasilitas yang tersedia di rumah sakit. "Tingkat keberhasilannya sebetulnya tergantung dari fasilitas rumah sakit. Jika rumah sakitnya cukup lengkap fasilitasnya, risiko lumpuhnya bisa diminimalisasi. Karena nanti ada dokter lain, dokter saraf yang memastikan sarafnya aman selama operasi," ujarnya. Hal ini menunjukkan pentingnya infrastruktur medis dalam mendukung kesuksesan prosedur tersebut.
Selain itu, teknologi dalam pemasangan pen untuk meluruskan tulang juga telah berkembang pesat. Sebagai contoh, metode eagle eye yang menggunakan teknologi augmented reality memungkinkan pemasangan pen dilakukan dengan lebih presisi. "Jadi, risiko menjadi sangat minimal, bukan berarti nol persen, tapi jadi sangat minimal," tambahnya. Dengan kemajuan ini, diharapkan pasien dapat merasakan manfaat yang lebih besar dari operasi yang dilakukan.