Benarkah menyusui bikin payudara jadi kendur?
Menyusui tidak akan membuat payudara jadi kendur. Justru kebiasaan buruk seperti merokok, naik turunnya berat badan, atau faktor usialah yang membuat payudara melorot.
Menyusui buah hati mutlak menjadi pilihan masing-masing ibu. Ada yang ingin menyusui secara penuh untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang diperlukan, ada pula yang tidak.
Bagi para ibu yang tidak menyusui buah hati mereka, bisa jadi karena keadaan yang membuatnya tidak mampu menyusui. Ada pula karena ketakutan yaitu payudara menjadi kendur.
Namun, benarkah menyusui bisa bikin payudara jadi kendur atau melorot?
"Kebanyakan wanita berpikir bahwa menyusui bisa membuat payudara kendur. Namun para ahli kesehatan sendiri mengatakan bahwa menyusui bukanlah satu-satunya alasan yang membuat payudara turun. Banyak faktor lain yang berkontribusi seperti naik turunnya berat badan, usia, keturunan, kebiasaan buruk seperti merokok, serta aktivitas sehari-hari," ungkap penelitian yang dilansir dari boldsky.com.
"Sebuah penelitian bahkan mengklaim bahwa tidak ada perbedaan bentuk payudara di antara dua kelompok wanita yang menyusui dan tidak menyusui. Bahkan menyusui ternyata bisa membuat kulit di area dada menjadi lebih sehat."
"Menyusui juga bermanfaat untuk meminimalkan risiko kanker payudara dan kanker ovarium sebelum menopause," imbuh penelitian ini.
Jadi, apakah menyusui membuat payudara jadi kendur? Jawabannya tidak.
"Jika kamu ingin tetap memiliki payudara yang kencang dan seksi, jauhi segala macam kebiasaan buruk yang membuat payudara menurun. Kemudian kendalikan berat badan, olahraga secara teratur, pakailah bra yang mendukung, serta oleskan krim pelembap kulit payudara secara rutin."
Baca juga:
Ladies, salah memilih ukuran bra akibatkan 7 masalah ini pada tubuh
Ukuran payudara yang terlalu besar bikin sakit punggung menyerang?
Kuning telur dan lidah buaya, ramuan alami pengencang payudara
Ingin ukuran payudara membesar? Coba minum ramuan ini tiap hari
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.