Bongkar fakta di balik 7 mitos kanker serviks
Masih banyak mitos tentang kanker serviks yang dipercayai oleh wanita. Ketahui faktanya di sini!
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada wanita dan menyerang leher rahim. Kanker ini disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus) dan biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Meski kasus kanker serviks sebenarnya tak sedikit, namun para wanita seringkali belum memahami perihal kanker serviks dengan baik.
Masih banyak wanita yang mempercayai beberapa mitos mengenai kanker serviks yang tersebar di masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos terkait kanker serviks yang tak benar, sekaligus fakta-fakta di baliknya.
-
Kapan pelatihan deteksi dini kanker serviks di Jakarta diselenggarakan? Pada tanggal 9-11 September 2024, YKI menyelenggarakan pelatihan bersertifikat deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) kepada 35 tenaga kesehatan di Jakarta.
-
Apa ciri khas dari kanker serviks yang harus diwaspadai? Salah satu ciri kanker serviks yang perlu diwaspadai adalah perdarahan abnormal.
-
Bagaimana pusat perawatan kanker baru ini akan meningkatkan akses perawatan kanker bagi pasien di Indonesia? Dengan bekerjasama dengan Island Hospital, pasien kanker dari berbagai wilayah di Indonesia sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan kelas dunia di fasilitas baru tersebut.
-
Apa saja yang menjadi kendala dalam penanganan kanker di Indonesia? Simpulan dari berbagai studi dan hasil penelitian di atas, yang benar-benar terpercaya (reliable), dan bukan sekedar testimoni pasien apalagi kehendak pemilik modal, jelas menggambarkan problematika yang harus diprioritaskan dalam rangka pemenuhan hak-hak kesehatan para pejuang kanker. Keterlambatan pengobatan pasien kanker jelas tidak ada kaitannya sama-sekali dengan ketersediaan alat PET Scan yang hanya 3 Unit yang semua ada di Jakarta.
-
Mengapa kanker semakin meningkat di Indonesia? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Apa yang dilakukan orang Mesir Kuno untuk mengatasi penyakit kanker? Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Medicine, Camarós dan timnya memeriksa sebuah tengkorak berusia lebih dari 4.000 tahun dari Kerajaan Lama Mesir secara mikroskopis. Tengkorak tersebut, milik seorang pria berusia tiga puluhan, menunjukkan tanda-tanda kanker nasofaring (sejenis kanker kepala dan leher), yang sudah diketahui oleh para peneliti. Namun, mereka terkejut menemukan bekas sayatan, kemungkinan dibuat dengan instrumen logam, di sekitar tiga dari banyak tumor sekunder pada tengkorak tersebut. Camarós percaya ini mungkin merupakan upaya tertua yang diketahui untuk mengobati kanker, atau mungkin autopsi pasca kematian untuk memahami penyakit tersebut lebih baik.
#1
Mitos: Kanker serviks tak bisa dicegah
Fakta: Ini adalah mitos yang salah. Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang sangat bisa dicegah. Pencegahan yang paling efektif adalah melakukan tes pap smear. Dengan melakukan pap smear secara teratur, wanita bisa mengetahui risiko yang mereka hadapi dan mengatasinya sejak dini. Selain itu, vaksin HPV juga bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks.
#2
Mitos: Kondom memberikan perlindungan 100 persen terhadap HPV
Fakta: Kondom tak memberikan jaminan 100 persen terhadap HPV yang menyebabkan kanker serviks. HPV bisa ditularkan melalui hubungan seks atau kontak kulit dengan orang yang memiliki HPV. Ketika memakai kondom, hanya penis saja yang terlindungi, bagian lainnya pada area genital tidak terlindungi dan bisa menyebarkan virus pada vagina. Penelitian di University of Washington menemukan bahwa kondom bisa mencegah penularan HPV hingga 70 persen.
#3
Mitos: Wanita yang terlalu muda/terlalu tua tak akan kena kanker serviks
Fakta: Meski kebanyakan wanita terkena kanker serviks di usia 48 tahun, namun wanita bisa terkena kanker tersebut sejak mereka berusia 20 tahun. Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan peningkatan kasus kanker serviks pada wanita di usia lanjut. Jadi, tak ada usia yang terlalu muda atau terlalu tua untuk terkena kanker serviks. Semua orang bisa terkena.
#4
Mitos: Kanker serviks tak menunjukkan tanda-tanda
Fakta: Meski terkadang kanker serviks tahap awal memang tak menunjukkan tanda, namun ada gejala yang bisa diwaspadai seperti pendarahan setelah melakukan hubungan seksual, pendarahan setelah masa menstruasi atau ketika menopause. Gejala lainnya adalah rasa sakit di bagian pelvis.
#5
Mitos: Tak bisa punya anak setelah terkena kanker serviks
Fakta: Jika Anda melakukan hysterectomy atau radiasi untuk mengatasi kanker serviks, Anda tak akan bisa mengandung. Namun ada prosedur operasi terbaru yang bisa menjaga kesuburan wanita meski terkena kanker serviks. Pengangkatan serviks yang tidak disertai dengan pengangkatan uterus juga bisa membuat wanita tetap memiliki anak meski terkena kanker serviks.
#6
Mitos: Jika terkena HPV, wanita pasti terkena kanker serviks
Fakta: Tak semua virus HPV menyebabkan kanker serviks. Terkadang virus HPV bisa sembuh dengan sendirinya dan menghilang tanpa menyebabkan kanker. Selain virus HPV, ada faktor lain yang bisa menyebabkan munculnya kanker serviks. Jadi, ketika seorang wanita memiliki HPV, belum tentu dia sudah kena kanker serviks.
#7
Mitos: Jika terdiagnosis kanker serviks, risiko mati pasti besar
Fakta: Tak semua wanita meninggal akibat kanker serviks, ketika mereka telah terjangkit. Jadi, jangan pesimis. Penelitian mengungkap bahwa tingkat keselamatan dari kanker serviks jika sudah terdiagnosis sejak awal adalah 92 persen. Semakin lama kanker serviks tersembunyi dan tak terdiagnosis, tentu tingkat keselamatan semakin menurun. untuk itu sangat penting melakukan pemeriksaan sejak dini secara teratur untuk mengetahui risiko dan mengetahui kanker serviks sejak awal.
Itulah beberapa mitos yang seringkali dipercaya dan membuat banyak wanita khawatir, atau sebaliknya justru meremehkan kanker serviks. Pastikan Anda selalu menjaga kesehatan diri dan tubuh, serta melakukan tes pap smear secara teratur untuk berjaga-jaga.
(mdk/kun)