Cuaca Panas Bisa Buat Nafsu Makan Menurun dan Kita Tak Mudah Lapar, Ini Alasannya Secara Ilmiah
Kondisi cuaca yang panas bisa menyebabkan kita menjadi tak mudah lapar dan tak memiliki nafsu makan.
Saat cuaca panas dan lembap, banyak orang merasa kurang lapar dibandingkan saat cuaca lebih sejuk. Fenomena ini telah lama diamati oleh para ilmuwan, namun apa sebenarnya yang menyebabkan penurunan nafsu makan saat suhu naik? Mari kita telusuri alasan ilmiahnya.
Telah diketahui bahwa orang-orang yang tinggal di lingkungan yang lebih dingin cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori. "Apa yang kita ketahui adalah, orang-orang di lingkungan yang lebih dingin makan lebih banyak kalori," kata Allison Childress, seorang ahli diet terdaftar dan profesor di Texas Tech University, dilansir dari Live Science. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh. Kalori adalah satuan energi, dan membakar kalori dapat menghasilkan panas, membantu orang tetap hangat di iklim dingin.
-
Kapan nafsu makan meningkat? Saat cuaca seperti ini, nafsu makan sering kali meningkat dan kita jadi ingin ngemil terus-menerus.
-
Apa saja jenis makanan yang membantu menekan nafsu makan? Protein memiliki peran penting dalam mengendalikan nafsu makan karena dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Ketika Anda mengonsumsi protein, itu memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan pelepasan hormon yang membuat Anda merasa puas.
-
Kenapa kopi bisa menekan nafsu makan? Kopi tidak hanya membantu meningkatkan metabolisme, tetapi juga dapat menekan nafsu makan.
-
Mengapa cuaca panas bisa berbahaya bagi kesehatan? Cuaca panas yang ekstrem dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia. Paparan sinar matahari yang berlebihan dan suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Bagaimana cara makanan modifikasi nabati membantu kesehatan pencernaan? Kandungan serat yang tinggi dalam makanan nabati dapat mendukung kesehatan pencernaan. Serat membantu mencegah sembelit, meningkatkan pergerakan usus, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
Namun, saat musim dingin berubah menjadi musim panas yang lebih hangat, "orang menyadari bahwa mereka jauh kurang lapar," sebuah tren yang Childress amati baik dalam praktik klinisnya maupun dalam literatur ilmiah yang lebih luas.
Penyebab Nafsu Makan Turun saat Lapar
Mekanisme yang mendasari fenomena ini masih belum sepenuhnya jelas. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan kalori, kata Childress. Matt Carter, seorang ahli saraf di Williams College di Massachusetts, sependapat. Banyak variabel termasuk hormon, protein, dan faktor lingkungan, mempengaruhi bagaimana dan mengapa kita merasa lapar dan, pada akhirnya, mengapa perasaan itu berkurang pada hari-hari yang lebih panas.
Tubuh kita selalu berusaha menjaga kondisi internal tetap stabil, yang dikenal sebagai homeostasis. Inilah mengapa kita berkeringat di bawah terik matahari atau minum air setelah berolahraga berat. Rasa lapar juga bersifat homeostatik; kita merasa lapar saat tubuh kita kekurangan kalori dan merasa kenyang setelah makan, menjaga keseimbangan fisiologis internal kita.
Peran Hormon dalam Mengatur Nafsu Makan
Banyak proses homeostatik dipertahankan oleh hormon, yang berfungsi sebagai pembawa pesan kimia dalam tubuh. Dua hormon utama yang berperan dalam rasa lapar dan kenyang adalah ghrelin, yang dilepaskan oleh lambung saat kosong, dan leptin, yang disekresikan oleh sel-sel lemak dan memberi tahu otak saat tubuh kenyang.
Untuk mempengaruhi perasaan dan perilaku kita, hormon-hormon ini kemudian memberi sinyal kepada hipotalamus, bagian otak yang mengatur aspek seperti suhu tubuh, rasa lapar, dan haus.
- Waspada Panas Dalam, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cuaca Panas Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Berikut, Ketahui Cara Tepat Penanganannya
- Hati-Hati, Cuaca Panas Bisa Picu Katarak Hingga Serangan Jantung
- Cuaca Terik Menyengat, Ketahui Sejumlah Cara Agar Tidak Lemas dan Lelah Akibat Hawa Panas
Di dasar hipotalamus terdapat massa neuron khusus yang "mengatur rasa lapar dan kenyang," kata Carter. Di sini, ghrelin merangsang neuron yang terkait dengan rasa lapar, yang disebut neuron AgRP, membuat Anda merasa lapar. Sebaliknya, leptin menghambat neuron-neuron ini dan merangsang neuron POMC, yang membuat Anda merasa kenyang.
Namun, bagaimana suhu mempengaruhi sistem yang rumit ini masih merupakan "area penelitian yang terbuka," kata Carter. Otak memiliki sensor untuk suhu, protein yang berubah bentuk setelah tubuh mencapai tingkat kehangatan tertentu. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal eLife pada tahun 2020 menemukan bahwa pada tikus, sel-sel otak tertentu mengirim informasi ke neuron AgRP saat suhu dingin, yang meningkatkan rasa lapar.
Sebaliknya, saat cuaca panas, neuron POMC memiliki protein yang merespons panas yang diaktifkan saat suhu tubuh meningkat, yang kemudian mengaktifkan neuron yang terkait dengan rasa kenyang, menurut sebuah studi tahun 2018 dalam jurnal PLOS Biology. "Namun, mungkin ada lebih banyak hal dari itu," kata Carter; sirkuit otak lainnya kemungkinan juga bekerja sama untuk mempengaruhi seberapa banyak kita makan.
Faktor Lain yang Memengaruhi Nafsu Makan
Childress juga mencatat bahwa ada faktor lain yang kemungkinan berperan. "Meskipun kita memiliki mekanisme biologis ini dan perbedaan antara panas dan dingin, penting untuk diketahui bahwa kita dapat melampaui mekanisme biologis tersebut," katanya. Terkadang, kita kehilangan kemampuan untuk mendengarkan sinyal tubuh kita, misalnya, kita makan melebihi batas kenyang atau tidak makan saat kita lapar.
Terlepas dari sinyal ini, Childress mencatat bahwa pada musim panas, penting untuk tetap terhidrasi, baik dengan makan makanan yang kaya air seperti sayuran dan buah-buahan atau dengan minum cairan. Secara tak terduga, makanan beku bisa meningkatkan suhu tubuh karena sering kali tinggi kalori.
Nafsu makan adalah keseimbangan yang rumit dan merupakan cara tubuh kita menyinkronkan diri dengan lingkungan. "Makan dan minum adalah hal-hal yang tampaknya terjadi begitu saja," kata Carter.
"Namun sebenarnya, di balik layar, otak secara tepat mengukur kebutuhan kalori, air, dan suhu tubuh optimal. Dan saya pikir itu luar biasa," sambungnya.