Ini dia 5 masalah kulit yang biasanya dialami pria
Sama seperti wanita, kulit pria juga rentan untuk terkena jerawat, jamur, hingga infeksi karena sengatan matahari.
Kulit adalah bagian tubuh yang paling besar dan berfungsi sebagai pelindung pertama tubuh dari segala macam gangguan eksternal. Karena letaknya paling depan, kulit pun tak bisa terhindar dari bermacam gangguan masalah kulit. Mirip dengan wanita, pria pun juga bisa mengalami masalah kulit seperti penuaan, pigmentasi, kulit kering, dan bahkan jerawat.
Dilansir dari livestrong.com, berikut adalah masalah kulit yang biasanya dialami oleh pria.
Luka cukuran
Kebiasaan mencukur jenggot dan kumis bisa membuat pria mengalami masalah kulit yang disebut dengan Pseudofolliculitis. Masalah kulit ini akan menimbulkan ruam yang menjengkelkan disertai dengan lecet.
Kulit terbakar sinar matahari
Menurut penelitian dalam Journal of American Academy of Dermatology, sekitar 44% pria pernah mengalami kulit terbakar akibat sinar matahari. Selain membuat kulit jadi gosong, paparan sinar matahari ini bisa meningkatkan risiko untuk terkena kanker kulit. Agar terhindar dari bahaya ini, lebih baik selalu oleskan krim tabir surya setiap kali beraktivitas di luar ruangan.
Jerawat
Produksi hormon testosteron menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi minyak di seluruh tubuh, begitu pula dengan kulit. Dan karena pori-pori pria lebih besar dari wanita, maka kulit pria pun akan lebih mudah untuk berjerawat.
Rosacea
Rosacea adalah masalah kulit yang umum dialami oleh pria. Menurut penelitian, Rosacea dapat muncul di dagu, pipi, dan dahi.
Jamur kulit
Keringat dan bakteri yang bercampur sangat mungkin membuat pria mengalami jamur kulit. Selain kaki, jamur juga bisa muncul di area yang gelap dan lembab seperti pangkal paha. Penyakit ini mungkin tidak membahayakan namun bisa menyebar terutama jika memiliki kebiasaan untuk bertukar handuk atau pakaian yang terkontaminasi jamur.
Agar tak mudah mengalami gangguan kulit di atas, pria pun wajib menjaga kesehatan dan kebersihan kulitnya.
Baca juga:
Malu karena telapak tangan selalu keringatan? Ini cara mengatasinya
Singkirkan jerawat dengan mengoleskan minyak di atas pusar
Pantat sering gatal tak keruan? Ternyata 9 hal ini jadi sebabnya
7 Gangguan kesehatan ini diam-diam bikin kulit kering, apa saja?
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Apa yang diungkapkan oleh penelitian tentang hubungan antara kemiskinan dan otak? Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak. Para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah dan percepatan kerusakan pada white matter di otak manusia.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang pengalaman mendekati kematian? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung.