Ketagihan merokok tak cuma disebabkan nikotin
Aktivitas otak perokok juga mempengaruhi keinginan mereka untuk merokok.
Setiap perokok pasti pernah tahu rasanya ketika sangat ingin merokok ketika mereka tak bisa melakukannya. Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kecanduan nikotin. Ketika kadar nikotin dalam tubuh menurun, perokok cenderung ingin merokok kembali.
Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa keinginan kuat untuk merokok tak hanya disebabkan oleh menurunnya nikotin pada tubuh perokok, melainkan juga melibatkan bagian pada otak. Peneliti berhasil menghentikan keinginan merokok dengan memberikan gelombang magnetik pada bagian tertentu pada otak.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam lubang terdalam yang digali di Bumi? Ilmuwan dan ahli geologi berhasil menemukan beberapa penemuan menarik lainnya, seperti bagian dalam kerak bumi yang dipenuhi air, dan fosil plankton mikroskopis yang ditemukan enam kilometer di bawah permukaan.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Peneliti berhasil mendapatkan gambar besar otak dan melihat ketika bagian tertentu bereaksi saat perokok mulai merasa kecanduan nikotin. Otak mulai mengirimkan sinyal yang membuat perokok ingin segera merokok. Ketika otak mengetahui bahwa perokok bisa mendapatkan rokok, koneksi ini akan semakin kencang.
Namun peneliti juga menemukan bahwa jika mereka berhasil memutus koneksi otak saat itu, perokok akan mampu menangani keinginan merokoknya dan kecanduan atas nikotin pun hilang.
"Awak kapal yang merokok mengatakan bahwa mereka merasakan keinginan yang sangat kuat untuk merokok ketika mereka hampir mendarat, tak peduli apakah mereka melakukan penerbangan jarak dekat atau jauh," ungkap peneliti Takuya Hayashi, seperti dilansir oleh NY Daily News (31/01).
Penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan merokok tak hanya dipengaruhi oleh rendahnya kadar nikotin dalam tubuh perokok, melainkan juga melibatkan proses mental ketika otak mereka mengharapkan perokok untuk mendapatkan nikotin yang mereka inginkan.
Peneliti menemukan hal ini setelah mengamati hasil pindaian otak 10 perokok yang menonton video mengenai orang yang merokok. Video tersebut meningkatkan bagian otak yang membuat mereka merasa ingin merokok.
Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) adalah bagian otak yang akan menjadi aktif ketika mengetahui bahwa seseorang tersebut bisa mendapatkan rokok dengan segera. Bagian ini yang mempengaruhi bagian orbitofrontal cortex (OFC) pada otak yang kemudian meningkatkan keinginan untuk merokok.
Ketika peneliti memberikan gelombang magnetik pada bagian DLPFC, aktivitas pada OFC menjadi lebih rendah dan mengurangi keinginan perokok untuk merokok. Hayashi berharap bahwa penemuan ini bisa membantu mengembangkan perawatan terhadap orang yang kecanduan merokok atau kecanduan pada hal lainnya.
(mdk/kun)