Kualitas Hidup Pasien Bisa Dipengaruhi oleh Kesuksesan Operasi Katarak, Teknologi Terbaru Bisa Bantu Tingkatkan Keberhasilannya
Operasi katarak bisa tidak hanya membuat pengelihatan seseorang kembali, namun juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Operasi katarak bisa tidak hanya membuat pengelihatan seseorang kembali, namun juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Menari, Olahraga yang Menyenangkan dan Menenangkan untuk Dicoba
- 12 Kebiasaan Mudah Ini Bisa Meningkatkan Kualitas Hidup, Apa Saja?
- Kesuksesan Operasi Katarak Bisa Jadi Jalan Tingkatkan Kualitas Hidup, Pastikan Melakukannya dengan Teknologi Terbaru
- 5 Cara Tingkatkan Kualitas Tidur dengan Perubahan Rutinitas
Kualitas Hidup Pasien Bisa Dipengaruhi oleh Kesuksesan Operasi Katarak, Teknologi Terbaru Bisa Bantu Tingkatkan Keberhasilannya
Dr. dr. Setyo Budi Riyanto Sp.M(K), Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, menegaskan bahwa gangguan mata seperti katarak yang menyebabkan kebutaan harus segera ditangani melalui operasi. Menurut Budi, operasi katarak tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tetapi juga memperpanjang angka harapan hidup mereka.
"Data ilmiah negara berkembang menunjukkan bahwa katarak yang tidak dioperasi menyebabkan penglihatan terganggu dan angka kebutaan tinggi. Hal ini mengganggu produktivitas seseorang. Dengan operasi katarak, angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien akan meningkat," kata Budi dalam diskusi terkait Bulan Kesadaran Katarak bersama JEC Kedoya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Budi menjelaskan bahwa gangguan penglihatan akibat katarak dapat menghambat aktivitas sehari-hari pasien, yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi mereka. Katarak yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerugian ekonomi sekitar Rp170 juta - Rp196 juta per pasien, menjadi beban bagi keluarga dan pihak yang mempekerjakannya.
Pasien katarak juga mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti membaca, berjalan tanpa bantuan, mengendarai kendaraan, dan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Meski demikian, masih ada 8,1 persen pasien yang takut menjalani operasi katarak, dengan angka tersebut meningkat menjadi 30,3 persen di Jakarta.
Tujuan utama dari operasi katarak adalah menggantikan lensa mata yang keruh dengan lensa yang jernih menggunakan teknologi canggih. "Operasi ini hanya membutuhkan luka kecil sekitar 2-3 milimeter. Lensa yang keruh diambil menggunakan mesin, kemudian dipasang lensa yang dilipat kecil sehingga pemulihan lebih cepat. Dulu hanya menghilangkan penglihatan gelap menjadi terang, sekarang kualitas penglihatan juga ditingkatkan," jelas Budi.
Teknologi operasi katarak terus berkembang, mulai dari extracapsular cataract extraction (ECCE), phacoemulsification, hingga metode terbaru yaitu Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS).
Metode terbaru ini memiliki risiko yang lebih kecil, akurasi lebih tinggi, serta dapat memperbaiki masalah refraksi mata seperti rabun jauh, rabun dekat, rabun sedang untuk jarak pandang membaca, dan astigmatisme (silinder).
Peningkatan kualitas lensa yang digunakan dalam operasi katarak juga terus berkembang dari tahun ke tahun. Dengan lensa yang lebih baik, diharapkan pasien tidak lagi bergantung pada kacamata setelah operasi. Sebelum operasi, pasien akan menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh, termasuk kondisi saraf mata, kornea, dan retina, serta memeriksa adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi.
Jika kondisi pasien dinyatakan layak untuk operasi, tindakan bisa dilakukan segera, dengan pemulihan berlangsung antara tiga hari hingga satu minggu.
"Untuk lansia, pemeriksaan awal harus baik untuk menurunkan risiko komplikasi. Jika ada diabetes, kadar gula harus diturunkan hingga batas 200. Hipertensi juga harus dinormalkan. Fungsi saraf dan retina harus dicek. Jika semuanya baik, risikonya minimal. Namun, jika ada diabetes, fungsi retina bisa menurun," jelas Budi.
Kesuksesan operasi katarak tidak hanya memberikan penglihatan yang lebih baik tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien. Dengan penglihatan yang kembali normal, pasien dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri dan produktif.