Masalah Lutut Kaku saat Bangun Tidur Bisa Terjadi Akibat Pengapuran Sendi
Pengapuran sendi atau osteoarthritis bisa terjadi sejak usia 40an dan menunjukkan gejala awal berupa lutut kaku.
Pengapuran sendi atau osteoarthritis bisa terjadi sejak usia 40an dan menunjukkan gejala awal berupa lutut kaku.
-
Kapan Klenteng Talang dibangun? Klenteng Talang dulunya dibangun tahun 1450 masehi.
-
Di mana paus bungkuk dengan tulang punggung patah ditemukan? Gambar tragis seekor paus bungkuk terlihat di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, menggambarkan dampak serangan kapal dengan tulang punggung patah.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kapan Curug Leuwi Batok ramai pengunjung? Para wisatawan yang menginap di tenda juga menantikan waktu terbaik berenang di sana, yakni pada pagi hari ataupun sore hari.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Bagaimana macan kumbang mendekati macan tutul? Di video lain yang diunggah akun YouTube Rendian88, masih berlokasi di hutan Blora, tampak sang macan kumbang tengah membuntuti sesuatu. Setelah diamati lebih jeli, ternyata sesuatu itu adalah seekor macan tutul betina yang sedang berjalan pelan.
Masalah Lutut Kaku saat Bangun Tidur Bisa Terjadi Akibat Pengapuran Sendi
Pengapuran sendi atau osteoarthritis merupakan kondisi yang sering dialami oleh kelompok usia 45-50 tahun ke atas. Gejala yang umum dirasakan adalah kekakuan pada lutut saat bangun tidur.
Dr. Kiki Novito, Sp.OT(K), dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut lulusan Universitas Padjajaran, menyarankan agar kondisi ini tidak diabaikan, karena bisa menjadi tanda adanya pengapuran sendi.
"Usia di atas 45-50 tahun kalau bangun tidur nggak bisa langsung berdiri, pas mau gerak lututnya kaku nggak bisa langsung ditekuk, dia butuh sekian menit pelan-pelan baru bisa jalan, jadi hati-hati," kata Dr. Kiki dilansir dari Antara.
Kekakuan ini terjadi karena peningkatan derajat pengapuran sendi yang dinilai dari angka 0 hingga 4. Pada derajat 0, lutut masih dalam keadaan sehat, sedangkan pada derajat 1-2, kekakuan saat bangun tidur mulai terlihat.
Pada derajat yang lebih tinggi, rasa sakit dan kaku pada lutut akan berangsur hilang, tetapi sendi akan terasa sakit jika digunakan untuk berjalan jauh. Derajat 4 adalah yang paling berat, di mana tulang paha dan tulang kering sudah bertemu tanpa adanya tulang rawan di antara keduanya.
Aktivitas Fisik dan Olahraga
Untuk mencegah peningkatan derajat pengapuran sendi, Dr. Kiki menyarankan agar banyak melakukan aktivitas fisik yang memperkuat otot sendi. Aktivitas seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan latihan angkat beban sangat dianjurkan.
"Caranya melakukan gerakan aktivitas yang memperkuat otot sendi, agar cairan sendi merata harus ada gerakan, olahraga 30 menit seminggu 3-4 kali," ujarnya.
Olahraga ini penting dilakukan sedari muda karena memasuki usia 35 tahun, massa otot mulai berkurang. Tanpa latihan fisik, pengapuran bisa semakin parah karena massa otot yang berkurang mengurangi kekuatan fisik secara keseluruhan. Aktivitas fisik juga penting untuk menjaga berat badan ideal, sehingga tidak membebani sendi yang mengalami pengapuran.
Dr. Kiki, yang juga menjabat sebagai Presiden Indonesian Hip and Knee Society, menekankan pentingnya gaya hidup sehat. "Karena tidak semua orang gemuk bisa pengapuran dan tidak semua pengapuran adalah orang gemuk, pasien kurus banyak karena lebih ke genetik, kalau mager massa otot berkurang membuat kekuatan fisiknya berkurang," jelasnya. Ini berarti pengapuran sendi bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya pada individu yang memiliki berat badan berlebih.
Gaya hidup sehat tidak hanya melibatkan olahraga, tetapi juga pola makan yang baik dan cukup istirahat. Menghindari aktivitas yang menimbulkan rasa lelah berlebihan juga penting, terutama bagi mereka yang sudah mengalami pengapuran sendi.