Mengapa Tangan dan Kaki Berkeringat? Tinjauan Medis di Balik Hiperhidrosis
Tangan berkeringat menyebabkan rasa kepercayaan diri menurun? Ternyata, ini penyebab dari penyakit Hiperhidrosis
Keringat adalah respons alami tubuh terhadap berbagai kondisi, seperti peningkatan suhu tubuh atau aktivitas fisik. Namun, pada sebagian orang, produksi keringat terjadi berlebihan bahkan saat tidak ada pemicu jelas, seperti suhu panas atau aktivitas berat. Kondisi ini sering disebut dengan hiperhidrosis. Hiperhidrosis juga dikenal sebagai polihidrosis atau sudorrhea. Meskipun bukan penyakit yang dapat mengancam nyawa, hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan rasa malu serta trauma psikologis. Melansir dari Medical News Today, hiperhidrosis merupakan penyakit bawaan sejak lahir atau bisa muncul di kemudian hari. Namun, sebagian besar kasus terjadi pada orang berusia antara 20 dan 60 tahun. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 3% orang di Amerika Serikat.
Hiperhidrosis dapat muncul di berbagai area tubuh, namun yang paling umum terjadi pada tangan (palmar hiperhidrosis) dan kaki (plantar hiperhidrosis). Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas hidup individu yang mengalaminya. Menurut artikel yang ditulis oleh Jared Brackenrich dan Christy Fagg yang dipublikasikan di National Library of Medicine, penyakit ini bisa berlangsung kurang lebih selama enam bulan, dan dapat memengaruhi kehidupan sosial atau aktivitas sehari-hari seseorang.
-
Kenapa keringat berlebih di tangan dan kaki bisa jadi masalah yang mengganggu? Masalah keringat berlebih pada telapak tangan ini bahkan bisa menimbulkan masalah percaya diri.Masalah praktis pada kehidupan sehari-hari juga bisa muncul seperti kesulitan untuk memindai sidik jari baik di tempat kerja, ponsel, maupun lainnya.
-
Bagaimana cara mengatasi gejala dehidrasi seperti kelelahan? Untuk mengatasi gejala seperti kelelahan dan keringat berlebih, masyarakat diperbolehkan mengonsumsi oralit sesuai dengan saran dokter atau tenaga medis yang merawat.
-
Apa saja ciri-ciri tubuh mengalami dehidrasi? Kondisi ini biasanya memiliki ciri-ciri tersendiri, misalnya saja rasa haus berlebihan, mulut kering, kulit kering, tidak buang air kecil atau urine memiliki warna kuning pekat, sakit kepala hingga kram otot.
-
Bagaimana cara mengatasi pusing akibat dehidrasi? Penting untuk mengonsumsi cukup cairan setiap hari, terutama dalam kondisi yang meningkatkan risiko dehidrasi.
-
Bagaimana cara mencegah sakit kepala sebelah kanan karena dehidrasi? Penting untuk menjaga asupan cairan yang cukup sepanjang hari.
-
Kenapa begadang menyebabkan kulit kering? Ketika begadang, tubuh tidak dapat memproduksi sejumlah cukup kolagen dan elastin yang dibutuhkan untuk menjaga kelembapan kulit.
Gejala utama hiperhidrosis adalah keringat berlebih. Hal ini lebih dari sekadar berkeringat karena berada di lingkungan yang panas, berolahraga, atau merasa cemas dan stres. Penyakit neurologis, endokrin, infeksi, dan penyakit sistemik lainnya dapat menyebabkan hiperhidrosis, namun penyakit ini juga bisa menyerang orang yang sehat. Dikutip dari WebMD, orang yang menderita hiperhidrosis berkeringat hampir sepanjang waktu mereka terjaga, terlepas dari suasana hati atau cuacanya. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab medis dari fenomena tangan dan kaki berkeringat yang sering kali menjadi pertanyaan banyak orang.
Klasifikasi Hiperhidrosis
Secara umum, hiperhidrosis dibagi menjadi dua kategori, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Masing-masing memiliki penyebab dan mekanisme yang berbeda.
Hiperhidrosis Primer:
Ini adalah jenis hiperhidrosis yang paling umum dan biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak atau remaja. Pada hiperhidrosis primer, kelenjar keringat bekerja terlalu aktif tanpa adanya pemicu yang jelas. Biasanya mempengaruhi ketiak, tangan, kaki dan wajah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa hiperhidrosis primer kemungkinan besar bersifat genetik. Menurut sebuah studi oleh Ro et al. (2002) yang diterbitkan dalam Journal of the American Academy of Dermatology, sekitar 30-50% kasus hiperhidrosis primer memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Hiperhidrosis Sekunder:
Kondisi ini berbeda dengan hiperhidrosis primer yang biasanya tidak memiliki penyebab medis yang jelas dan sering bersifat genetik. Hiperhidrosis sekunder terjadi karena adanya kondisi atau perubahan dalam tubuh yang mengganggu regulasi produksi keringat. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Academy of Dermatology (Hornberger et al., 2004), hiperhidrosis sekunder sering kali bersifat menyeluruh, berbeda dengan hiperhidrosis primer yang biasanya terlokalisasi di area tangan, kaki, atau ketiak. Keringat berlebih ini biasanya disebabkan oleh penyakit mendasar atau efek samping obat, yang memengaruhi sistem saraf simpatik yang mengatur produksi keringat. Hiperhidrosis jenis ini dapat muncul di seluruh tubuh atau di bagian-bagian tubuh tertentu seperti tangan dan kaki, tergantung pada penyebabnya.
Penyebab Medis Tangan dan Kaki Berkeringat
Disfungsi Sistem Saraf Simpatik
Sistem saraf simpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur respons tubuh terhadap situasi stres dan berperan penting dalam mengendalikan produksi keringat. Pada hiperhidrosis primer, terdapat gangguan pada sistem saraf simpatik yang menyebabkan aktivitas berlebihan pada kelenjar keringat di tangan dan kaki. Aktivasi berlebihan dari sistem saraf ini menyebabkan produksi keringat yang berlebihan. Menurut penelitian oleh Hornberger et al. (2004) yang dipublikasikan dalam Journal of the American Academy of Dermatology, peningkatan aktivitas di pusat saraf yang mengontrol kelenjar keringat dapat memicu hiperhidrosis primer, meskipun tidak ada rangsangan eksternal seperti suhu tinggi atau aktivitas fisik.
- Penyebab Hiperhidrosis, Kondisi yang Membuat Penderitanya Selalu Berkeringat Berlebih
- Sering Merasa Kesemutan di Tangan dan Kaki? Kenali 10 Penyebab Medis yang Perlu Diwaspadai!
- Penyebab Kuku Kaki Hitam, Ketahui Cara Mengobatinya
- Penyebab Tangan Kanan Kebas yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Gangguan Hormonal
Ketidakseimbangan hormon sering kali menjadi penyebab tangan dan kaki berkeringat berlebihan. Salah satu contoh paling umum adalah hipertiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan metabolisme tubuh. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh, dan produksi berlebih hormon ini dapat memicu hiperaktivitas sistem saraf otonom, termasuk kelenjar keringat. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Dermatology (2017) menemukan bahwa sekitar 10-15% pasien dengan hipertiroidisme mengalami keringat berlebih di tangan dan kaki. Peningkatan aktivitas metabolik yang disebabkan oleh kelebihan hormon tiroid memicu sistem saraf otonom untuk memproduksi lebih banyak keringat.
Gangguan Psikologis
Keringat di tangan dan kaki sering kali dikaitkan dengan respon stres atau kecemasan. Ketika seseorang merasa cemas atau tegang, tubuh akan merespons dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik sebagai bagian dari mekanisme "fight or flight." Aktivasi ini tidak hanya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, tetapi juga memicu kelenjar keringat untuk menghasilkan keringat berlebih, terutama di telapak tangan dan kaki. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lehrer et al. (2009) di Journal of Anxiety Disorders menunjukkan hubungan erat antara kecemasan tinggi dengan hiperhidrosis, terutama di area tangan dan kaki. Dalam penelitian ini, kecemasan memicu respons "fight or flight" yang berlebihan, termasuk produksi keringat yang tak terkendali.
Infeksi dan Penyakit Sistemik
Beberapa infeksi dan penyakit sistemik dapat menyebabkan keringat berlebihan sebagai gejala. Misalnya, tuberkulosis dan malaria sering kali disertai dengan keringat berlebihan, terutama pada malam hari, meskipun ini lebih sering terjadi di seluruh tubuh dibandingkan dengan area yang terlokalisasi. Namun, dalam beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami keringat berlebihan di area tangan dan kaki selama siang hari. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu, tangan dan kaki juga bisa mengalami keringat berlebih sebagai respons terhadap demam yang diakibatkan oleh infeksi. Dalam Clinical Infectious Diseases (2010), disebutkan bahwa keringat berlebihan, terutama pada malam hari, adalah salah satu gejala infeksi tuberkulosis aktif. Penyakit lain seperti diabetes juga dapat menyebabkan hiperhidrosis, khususnya ketika kadar gula darah yang tidak terkendali memengaruhi saraf yang mengatur keringat.
Penggunaan Obat-Obatan
Beberapa jenis obat-obatan mempunyai efek samping yang dapat merangsang produksi keringat. Misalnya, obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), obat hipertensi, dan beberapa antibiotik dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf otonom yang mengatur kelenjar keringat. Obat-obatan ini sering kali memengaruhi cara kerja sistem saraf otonom atau menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu kelenjar keringat untuk bekerja lebih aktif. Penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Neuropharmacology (2008) menemukan bahwa sekitar 14% pasien yang menggunakan SSRIs melaporkan peningkatan produksi keringat, termasuk di tangan dan kaki, sebagai efek samping dari obat tersebut.
Tangan dan kaki berkeringat secara berlebihan adalah kondisi medis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk disfungsi sistem saraf, gangguan hormonal, stres, infeksi, atau penggunaan obat-obatan. Meskipun kondisi ini tidak mengancam nyawa, dampaknya terhadap kualitas hidup bisa signifikan, terutama dalam konteks sosial dan psikologis. Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat agar hidup lebih nyaman dan percaya diri.