Minuman bersoda perbesar risiko serangan jantung dan stroke
Suka minum soda? Sebaiknya dikurangi deh!
Studi terbaru mengungkapkan bahwa minuman bersoda dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Para ilmuwan mengatakan bahwa tingginya konsumsi minuman bersoda dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dari penyakit jantung dan stroke.
Seperti dilansir Daily Mail (2/9), ilmuwan Jepang telah mengamati kebiasaan minum alkohol dari 800.000 pasien yang harus diresusitasi (pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena alasan tertentu) setelah mengalami serangan jantung selama periode enam tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa minuman berkarbonasi atau bersoda dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular. Hal tersebut dipicu oleh kandungan asam dalam minuman bersoda.
Sindrom metabolik adalah istilah medis untuk kombinasi diabetes, tekanan darah tinggi dan obesitas yang menempatkan penderita pada risiko lebih besar terkena penyakit jantung, stroke dan kondisi lain yang mempengaruhi pembuluh darah.
"Temuan ini menunjukkan bahwa membatasi konsumsi minuman berkarbonasi dapat bermanfaat bagi kesehatan," kata Profesor Saku.
Baca juga:
Fakta mencengangkan tentang minuman ringan dan efeknya bagi tubuh
6 Hal yang terjadi pada tubuh setelah minum sekaleng soda
Usung misi mulia saat Ramadan, Coca-Cola Timur Tengah tak berlabel
Minuman berpemanis 'bunuh' 184.000 orang di dunia setiap tahun
Intip, manfaat mengejutkan dari minuman bersoda ini!
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang kental manis di Kota Bekasi? Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, bekerja sama dengan YAICI, melakukan penelitian terkait kesalahan konsumsi kental manis oleh masyarakat. Penelitian ini menyasar kota Bekasi dan bertujuan untuk mencegah gangguan gizi dan stunting pada anak. "Kita juga akan melakukan penelitian bersama dengan YAICI terkait dengan stunting dan kental manis," kata Diah Lestari Budiarti, perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang efek susu terhadap rasa pedas? Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan pangan di Penn State menyarankan bahwa protein dalam susu juga memainkan peran penting dalam meredakan sensasi panas tersebut.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang rasa syukur dan berhenti merokok? Dilansir dari Medical Xpress, dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Science, para peneliti dari Harvard University melaporkan temuan bahwa membangkitkan rasa syukur pada perokok dapat mengurangi keinginan mereka untuk merokok dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk bergabung dalam program penghentian merokok.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.