Mulai ditinggalkan, haruskah kita masih memakai sabun batang?
Banyak yang menyatakan bahwa sabun batang adalah sarang bakteri.
Tentu kita masih ingat pada zaman di mana kita masih selalu menggunakan sabun batang, bahkan untuk mencuci pakaian dan mencuci wajah. Namun kini, sabun cair menguasai semua aspek kehidupan yang membutuhkan kehigienisan. Cuci tangan, cuci muka, mandi, semua menggunakan sabun cair.
Bahkan, dilansir dari Mental Floss, sejak tahun 2010 angka penjualan sabun batang menurun 5 persen per tahunnya. Ketika disurvei, generasi muda menyatakan bahwa sabun batang adalah sarang bakteri.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Namun benarkah demikian, atau memang sabun batang mendapat reputasi jelek karena sudah tidak keren?
Jawabannya belum jelas. Faktanya, sabun batang memang cenderung membiarkan bakteri tetap tinggal di permukaannya, meski hal ini bukan merupakan masalah besar. Hal ini dikarenakan meski diselimuti bakteri, dalam penggunaannya bakteri tersebut akan lenyap.
Dalam sebuah penelitian yang dihelat tahun 1988 oleh Dial Corporation, para peneliti menenggelamkan sabun batang di cairan yang mengandung bakteri E. Coli yang jumlahnya 70 persen lebih banyak ketimbang di rumah tangga. Dari 16 sabun pencuci tangan yang ditenggelamkan, ternyata ketika digunakan sama sekali tak ada bakteri tertinggal di tangan.
Fakta selanjutnya, belum pernah ada laporan tentang infeksi atau terjadinya oenyakit lantaran menggunakan sabun batang. Tidak mengherankan, karena menggunakan sabun batang maupun cair, cenderung akan mengurangi jumlah bakteri yang mungkin beresiko menyerang sistem imun Anda dengan penyakit.
Selain itu, meski sabun cair terlihat dari luar sebagai sabun yang bebas bakteri, hal tersebut tak selalu mutlak. Hal tersebut dikarenakan proses produksi oleh mesin yang belum tentu sehigienis yang kita bayangkan. Di Amerika Serikat pernah ada kasus di sebuah sabun cair, yang ternyata mengandung Stafilokokus dan Pseudomonas.
Oleh karena itu, setiap sabun baik cair maupun batang butuh lisensi dari departemen kesehatan. Kita bahkan harus lebih percaya lisensi dari departemen kesehatan ketimbang label 'anti-bakteri' yang biasanya ada di setiap kemasan sabun.
Jadi, baik batang maupun cair, sebenarnya sama saja. Yang paling menentukan mungkin adalah tanggal kadaluarsa, yang jika melewati tanggalnya, sabun akan kehilangan kemampuan untuk mencegah bakteri hidup di dalamnya. Selebihnya, pilih jenis sabun yang menurut Anda cocok untuk Anda. Jika sabun batang lebih ekonomis, mengapa tidak?
Baca juga:
Miss V berdarah setelah bercinta? Ini 7 alasannya
8 Hal yang tidak kamu ketahui tentang MSG selama ini
Keseringan makan cokelat bisa bikin kamu sembelit?
Ini dia tipe-tipe orang yang berisiko tinggi kena ISK!
Aduh, hobi makan pedasmu bisa bikin ketiak bau!
Kesepian? Usir rasa sepi dengan 'pelukan' air hangat