Obat kumur tingkatkan risiko serangan jantung dan stroke?
Zat kimia dalam mouthwash diketahui bisa memicu serangan jantung dan stroke!
Selain menyikat gigi, kini mouthwash atau obat kumur juga menjadi salah satu alternatif yang digunakan masyarakat untuk membersihkan gigi mereka dan menyegarkan napas. Jika Anda adalah salah satunya, sebaiknya mulai berhati-hati dengan mouthwash yang Anda gunakan mulai saat ini.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa mouthwash bisa memberikan efek berbahaya pada kesehatan. Salah satunya adalah memicu terjadinya serangan jantung dan stroke. Mouthwash antiseptik diketahui bisa membunuh bakteri baik yang membantu pembuluh darah untuk rileks. Akibatnya, pembuluh darah menjadi lebih tegang dan meningkatkan tekanan darah.
"Membunuh bakteri baik secara terus-menerus bisa berbahaya untuk kesehatan. Hal ini menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bisa berujung pada penyakit jantung dan stroke," ungkap profesor Amrita Ahluwalia yang memimpin penelitian, seperti dilansir oleh Daily Mail (26/01).
Hasil ini ditemukan setelah peneliti mengamati 19 partisipan yang menggunakan Corsodyl (salah satu merek mouthwash) dua kali sehari. Setiap hari partisipan diketahui mengalami peningkatan tekanan darah sekitar dua sampai 3,5 unit (mmgh). Efek ini muncul bahkan pada hari pertama penggunaan mouthwash.
Setiap kenaikan tekanan darah dua sampai 3,5 unit, risiko meninggal akibat serangan jantung juga meningkat sebanyak tujuh persen. Selain itu, risiko meninggal akibat stroke juga meningkat hingga 10 persen.
Mouthwash antiseptik diketahui mengandung zat kimia bernama chlorhexidine yang membunuh mikroba baik dalam tubuh dan menyebabkan pembuluh darah bermasalah. Meski begitu, tak semua mouthwash mengandung chlorexidine, Anda bisa mengecek terlebih dulu pada label mouthwash.
Dokter gigi Richard Guyver menjelaskan bahwa masyarakat juga harus berhati-hati dalam membentuk kesimpulan dari penelitian kecil semacam ini. Bukan berarti Anda harus membuang semua mouthwash yang Anda miliki sekarang, namun berhati-hatilah dalam memilih mouthwash. Pilih mouthwash yang tak mengandung chlorexidine dan tak membahayakan kesehatan Anda.
Baca juga:
Ternyata hidung manusia bisa mendeteksi penyakit!
Terbukti, pria memang lebih pelupa dibanding wanita!
Menikah bikin tulang pria lebih kuat!
Ini pekerjaan yang membuat orang rentan obesitas!
Smartphone bisa cegah manusia tumbuh tinggi
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian tentang tes darah untuk gagal jantung? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.