Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Kenapa asupan gula yang berlebihan bisa berbahaya untuk anak? Asupan gula yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan anak. Selain menyebabkan obesitas, gula yang terdapat dalam permen atau makanan pencuci mulut dapat merusak otak anak.
-
Apa saja bahaya gula berlebih bagi bayi? Dampak dari konsumsi gula berlebihan pada bayi tidak hanya terbatas pada preferensi makanan, namun juga dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu permasalahan utama yang sering terjadi adalah bayi menolak untuk diberikan ASI, yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ngabila menjelaskan bahwa biasanya bayi memilih untuk mengonsumsi air berasa karena lebih nyaman di mulut setelah mengenali rasa manis. Namun, konsumsi makanan manis secara berlebih terus menerus dapat menyebabkan kerusakan gigi, terutama ketika gigi pertama muncul.Lebih lanjut, konsumsi gula berlebihan juga berpotensi memicu hiperaktivitas pada bayi dan anak-anak, serta dapat menyebabkan kelesuan dan kelemasan karena peningkatan produksi hormon insulin dalam tubuh.
-
Kenapa kelebihan gula bisa berpengaruh buruk pada kecerdasan anak? Gula dapat menghambat penyerapan zat besi, yang merupakan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Jika otak kekurangan oksigen, maka kinerja kognitif dan kecerdasan anak dapat terganggu.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Tan Shot Yen, menekankan pentingnya bagi orangtua untuk mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan anak-anak.
Dilansir dari Antara, Dr. Tan mengingatkan bahwa banyak produk makanan dan minuman anak mengandung gula tambahan dengan kadar yang melebihi kebutuhan harian anak. Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak.
"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan. Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah.
- IDAI Ungkap Orangtua Perlu Miliki Pemahaman yang Tepat Terkait Pemberian Makan Anak
- Kebiasaan Makan Anak Sangat Dipengaruhi Orangtua, Pentingnya Beri Teladan yang Baik
- Cara Mudah Batasi Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis pada Anak
- Apa yang Harus Dilakukan Orangtua ketika Anak Terlanjur Kecanduan Minuman Manis?
Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak. Hal ini mengakibatkan daya tahan tubuh anak menurun, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Dr. Tan juga menjelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan obesitas pada anak. Anak yang mengalami obesitas rentan terhadap masalah tulang.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa anak-anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuh mereka tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan massa tubuh.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Kadar gula dan kolesterol yang melampaui batas normal dapat memicu penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.
"Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker," kata Dr. Tan. Meskipun gula tidak secara langsung menyebabkan kanker, gula dapat menyebabkan obesitas, yang kemudian meningkatkan risiko kanker.
Untuk mencegah berbagai risiko kesehatan tersebut, Dr. Tan menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi asupan gula anak.
"Orangtua perlu memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupan gula anak tidak sampai melampaui batas," ujarnya.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi. Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari. Data ini menegaskan perlunya perhatian lebih dari orangtua terhadap kebiasaan makan anak mereka.