Penelitian Terbaru WHO Ungkap Bahwa Penggunaan Smartphone Bukanlah Penyebab Kanker Otak
Selama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Sebuah penelitian sistematis terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone tidak terkait dengan risiko kanker otak. Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak. Kekhawatiran ini muncul karena cara penggunaan smartphone yang sering kali diletakkan dekat dengan kepala. Namun, hasil penelitian terbaru ini memperkuat konsensus ilmiah yang telah ada bahwa tidak ada kaitan antara gelombang radio dari smartphone dengan kanker otak atau gangguan kesehatan lainnya.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi dunia kesehatan? Jika dalam waktu dekat vaksin untuk kanker ini memang ditemukan dan terbukti ampuh, hal ini bisa menjadi kemajuan luar biasa bagi dunia kesehatan.
-
Apa saja yang menjadi kendala dalam penanganan kanker di Indonesia? Simpulan dari berbagai studi dan hasil penelitian di atas, yang benar-benar terpercaya (reliable), dan bukan sekedar testimoni pasien apalagi kehendak pemilik modal, jelas menggambarkan problematika yang harus diprioritaskan dalam rangka pemenuhan hak-hak kesehatan para pejuang kanker. Keterlambatan pengobatan pasien kanker jelas tidak ada kaitannya sama-sekali dengan ketersediaan alat PET Scan yang hanya 3 Unit yang semua ada di Jakarta.
-
Mengapa kanker semakin meningkat di Indonesia? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana makanan olahan bisa memicu kanker? Sejumlah penelitian mengungkap bahwa konsumsi daging olahan ini bisa menimbulkan kanker usus besar pada beberapa orang.
Salah satu alasan utama yang memperkuat kekhawatiran tersebut adalah klasifikasi yang dilakukan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2011, yang menyebutkan bahwa paparan gelombang radio mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia.
"Namun, klasifikasi ini didasarkan pada bukti terbatas dari studi observasional pada manusia," kata para peneliti dilansir dari The Conversation.
Studi observasional memang merupakan alat terbaik untuk menyelidiki dampak kesehatan jangka panjang pada manusia, tetapi hasilnya sering kali dipengaruhi oleh bias. Misalnya, dalam penelitian INTERPHONE, beberapa partisipan dengan kanker otak melaporkan bahwa mereka menggunakan smartphone lebih sering daripada yang sebenarnya mereka lakukan.
Penelitian sistematis terbaru ini menggunakan data yang jauh lebih besar dan komprehensif dibandingkan dengan yang dianalisis oleh IARC pada tahun 2011. Melibatkan lebih dari 5.000 studi, termasuk 63 studi yang dilakukan antara tahun 1994 dan 2022, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan smartphone dan risiko kanker otak, termasuk kanker kepala dan leher lainnya.
Temuan ini sangat penting karena seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, penggunaan teknologi nirkabel telah meningkat drastis dalam beberapa dekade terakhir. Namun, tidak ada peningkatan signifikan dalam insiden kanker otak yang tercatat. Hasil penelitian ini memberikan kepastian bahwa batasan keselamatan nasional dan internasional yang telah ditetapkan tetap melindungi kesehatan masyarakat.
Meskipun hasil ini sangat meyakinkan, para ilmuwan menekankan pentingnya melanjutkan penelitian di bidang ini. Teknologi terus berkembang dengan cepat, dan penggunaan gelombang radio dalam berbagai frekuensi yang berbeda juga semakin meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa paparan gelombang radio dari teknologi yang terus berkembang ini tetap aman bagi manusia.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa penggunaan smartphone tidak menimbulkan risiko terhadap kesehatan otak. Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana memastikan bahwa penelitian baru ini dapat mengatasi kesalahpahaman dan informasi yang keliru yang masih ada di masyarakat mengenai hubungan antara smartphone dan kanker otak. Dalam konteks ini, hasil penelitian WHO terbaru ini menjadi kabar baik bagi masyarakat luas.