Punya sedikit anak bikin orang lebih panjang umur?
Penelitian ada hewan menunjukkan bahwa memiliki sedikit anak bisa memperpanjang usia. Benarkah?
Pepatah mengatakan bahwa banyak anak banyak rezeki. Namun sebuah penelitian pada burung menunjukkan bahwa yang memiliki anak di usia dewasa dan yang memiliki sedikit anak lebih berkemungkinan berumur panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di University of Gothenburg, Swedia ini menemukan faktor penentunya, yaitu telomere. Telomere adalah bagian yang melindungi ujung kromosom. Ukuran dan panjang telomere mempengaruhi berapa lama seseorang bisa hidup.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Telomere pada setiap orang bisa berbeda-beda dan akan semakin pendek jika membelah. Selain itu, dengan berjalannya waktu, telomere juga akan semakin pendek hingga akhirnya tak bisa melindungi kromosom. Ini menyebabkan sel mati pada akhirnya.
Pada masing-masing orang, panjang telomere bisa berbeda-beda tergantung dari telomere orang tua yang diturunkan pada mereka. Selain itu, stres juga bisa mempengaruhi panjang telomere.
Dalam penelitiannya ilmuwan mengamati gen dari burung barnacle geese yang dikenal sebagai burung berumur panjang. Hasilnya, peneliti melihat kaitan yang jelas antara panjang telomere dengan panjang usia pada binatang.
"Terdapat kaitan yang jelas antara reproduksi dengan jumlah usia pada hewan. Misalkan gajah yang memiliki umur lebih panjang namun memiliki anak sedikit. Sementara itu, tikus yang hidup lebih pendek memiliki banyak anak," ungkap Angela Pauliny, peneliti dari Department of Biological and Environmental Sciences, seperti dilansir oleh Times of India (10/04).
Meski begitu, tak jelas apakah hasil ini juga sama jika diterapkan pada manusia. Peneliti menemukan bahwa kromosom dan telomere pada hewan betina lebih mudah memendek dibanding jantan. Sementara pada manusia, telomere pria justru lebih mudah memendek dibandingkan wanita.
(mdk/kun)