Rasa Penasaran dan Perilaku Berisiko Buat Remaja Rentan Kecanduan Narkoba
Remaja kerap penasaran dengan berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
Remaja kerap penasaran dengan berbagai hal terutama dengan hal-hal baru. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
-
Apa saja masalah kesehatan yang sering dialami remaja? Anak remaja seringkali menghadapi berbagai masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kondisi mereka secara keseluruhan. Perubahan gaya hidup, tekanan akademis, dan budaya digital merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan ini. Sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang mungkin tidak efektif dalam melawan infeksi.
-
Bagaimana remaja dapat menjaga kebersihan tubuh? Memakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak bau atau lembap. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Bagi remaja perempuan, bersihkan alat kelamin Anda setiap setelah buang air kecil maupun besar.
-
Apa dampak merokok bagi kesehatan pernapasan remaja yang merokok sebelum usia 18 tahun? Memulai kebiasaan merokok sebelum usia 18 tahun meningkatkan risiko gejala pernapasan pada usia 28 tahun sekitar 80% dibandingkan dengan non-perokok. Pada mereka yang mulai merokok pada usia 18 tahun atau lebih, risikonya sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan non-perokok.
-
Mengapa remaja perlu menjaga kesehatan reproduksi di masa pubertas? Salah satunya dengan memastikan kesehatan reproduksi remaja, misalkan melakukan screening kanker serviks.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa saja yang termasuk ke dalam perkembangan kecerdasan anak remaja? Perubahan ini mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak remaja, yang meliputi kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan moral.
Rasa Penasaran dan Perilaku Berisiko Buat Remaja Rentan Kecanduan Narkoba
Dr. Frilya Rahma Putri, Sp.Kj dari Departemen Psikiatri FKUB/RSSA, menyoroti perilaku berisiko yang kerap diikuti oleh remaja sebagai salah satu faktor yang dapat membawa mereka pada bahaya kecanduan narkoba.
Menurut Dr. Frilya, banyak remaja terjebak dalam kesan bahwa kehidupan mereka membosankan, sehingga mereka mencari dramatisasi dan coba-coba masalah.
"Banyak anak muda merasa hidup membosankan jadinya harus dramatik dan akhirnya ingin cari-cari masalah, ungkapnya pada seminar Bahaya Penyalahgunaan Narkoba yang digelar Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Malang, Selasa (19/02).
"Yang salah kaprah akhirnya mencoba napza dan terutama jika ada teman yang mengajak. Selain itu, banyak remaja tidak bisa mengatakan tidak, terutama jika ingin dianggap oleh teman," sambungnya.
Perilaku mencari risiko ini menjadi salah satu faktor internal yang mendorong remaja untuk mencoba narkoba. Mereka ingin eksplorasi, berani melakukan perilaku berisiko, dan sulit untuk diberi pemahaman oleh orang dewasa.
"Banyak remaja tidak bisa diberi pemahaman karena mereka ingin mencoba sendiri," tambahnya.
Martha Widiana Mayangsari S.Psi, ahli penyalahgunaan narkoba dari BNN Kota Malang, menyampaikan bahwa penggunaan narkoba pada remaja sering melewati tahapan tertentu.
"Tahap penggunaan narkoba dimulai dari coba-coba, kemudian naik ke penggunaan sosial, hingga menjadi penggunaan situasional saat menghadapi masalah tertentu. Akhirnya, bisa berlanjut menjadi penggunaan intensif dan kecanduan," jelas Martha.
Kegiatan ini, yang dihadiri perwakilan siswa dari 30 SMP negeri di kota Malang serta guru BK, menjadi peringatan akan bahaya penyalahgunaan narkoba yang semakin mengkhawatirkan di kalangan remaja. Bertempat di Hotel Maxone Malang, kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan hari ulang tahun IIDI ke-69 dan Hari Ibu ke-95 dengan tema "Terus Giat Membangun Kolaborasi."
Remaja terlibat dalam perilaku berisiko karena faktor-faktor biologis seperti perubahan hormon dan otak yang memengaruhi kontrol emosi dan impulsivitas mereka.
Faktor psikologis juga berperan, termasuk dalam pencarian identitas, eksplorasi, dan ketidakpastian yang mendorong mereka untuk mencoba hal baru, sambil merasakan kesepian, kekhawatiran, dan depresi yang mungkin memotivasi mereka mencari pelarian.
Di samping itu, pengaruh dari lingkungan sosial, termasuk teman sebaya, keluarga, sekolah, dan media, turut berperan serta dalam membentuk sikap, nilai, dan perilaku remaja, yang sering kali terpengaruh oleh tekanan dan dorongan dari lingkungan sekitarnya terutama terkait penggunaan narkoba, alkohol, dan perilaku seksual. Kurangnya perhatian, kasih sayang, dan bimbingan dari orang tua dan orang dewasa juga turut berkontribusi dalam perilaku berisiko remaja.
Dengan adanya pemahaman lebih lanjut mengenai perilaku berisiko yang rentan membawa remaja pada penyalahgunaan narkoba, diharapkan pihak terkait dapat memberikan pendekatan dan solusi yang lebih tepat guna mencegah masalah kecanduan narkoba di kalangan generasi muda.