Berbagai Faktor Risiko yang Perlu Dihindari Agar Tidak Tertular Kurap
Pertukaran barang pribadi hingga kebiasaan bercocok tanam bisa sebabkan infeksi kurap.
Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang dapat menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Penyakit ini disebabkan oleh jamur dermatofita yang dapat tumbuh pada kulit, kuku, dan rambut. Dr. dr. Eliza Miranda, SpDVE, Subsp. D.T dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menjelaskan berbagai faktor risiko yang dapat memperbesar kemungkinan tertular kurap dan bagaimana cara mencegahnya.
Salah satu cara utama penyebaran kurap adalah melalui pertukaran barang pribadi seperti pakaian, handuk, dan sisir. Dr. Eliza menyatakan bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan infeksi jamur pada kulit.
-
Siapa yang berisiko terkena kurap? Bagi Anda yang memiliki beberapa kondisi ini, maka perlu mewaspadai berbagai cara penularan yang dapat terjadi.
-
Apa itu penyakit kulit kurap? Penyakit kulit kurap tubuh (tinea corporis) adalah ruam yang disebabkan oleh infeksi jamur.
-
Kenapa kurap bisa menular? Karena termasuk jamur yang menular, maka infeksi ini dapat menyebar dari satu tempat ke tempat lainnya.
-
Bagaimana cara menularkan kurap? Kurap dapat menyebar melalui kontak dengan benda atau permukaan yang baru saja disentuh atau digosok oleh orang atau hewan yang terinfeksi, seperti pakaian, handuk, seprai dan seprai, sisir, dan sikat.
-
Apa saja faktor risiko kanker? Aru menjelaskan bahwa makanan berkontribusi sekitar 35 persen terhadap risiko kanker, diikuti oleh rokok dengan 30 persen, dan kurangnya aktivitas fisik dengan persentase yang signifikan.
-
Penyakit apa saja yang bisa dicegah? Dengan memahami jenis penyakit yang dapat dicegah melalui penggunaan masker, kita dapat lebih menyadari pentingnya tindakan pencegahan ini dalam menjaga kesehatan diri dan masyarakat.
“Semua bisa tertular kalau ada sumber penularannya. Sumbernya itu bisa macam-macam, bisa dari sprei, handuk, hewan peliharaan yang berbulu bahkan tanah,” ujarnya dilansir dari Antara.
Kebiasaan bertukar pakaian, terutama yang digunakan di area lipatan kulit seperti celana dan kerudung, dapat mempermudah penyebaran jamur. Infeksi juga dapat terjadi di lingkungan keluarga, di mana anggota keluarga sering berbagi barang-barang pribadi. Selain itu, penggunaan sisir bersama-sama dapat menyebabkan kurap di kulit kepala, yang ditandai dengan kebotakan di area tertentu.
Risiko dari Hewan Peliharaan dan Aktivitas Bercocok Tanam
Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing dapat menjadi sumber penularan kurap. Jika hewan peliharaan menunjukkan tanda-tanda infeksi jamur seperti rambut rontok dan pitak, mereka harus segera diobati untuk mencegah penularan kepada manusia.
“Kalau misal kucing atau anjing kita rambutnya rontok, lalu pitak, itu ciri-ciri dia sakit jamur. Kita harus obati hewan tersebut agar tidak menularkan pada anggota keluarga lain,” jelas Dr. Eliza.
Aktivitas bercocok tanam tanpa perlindungan seperti sarung tangan juga dapat meningkatkan risiko tertular kurap. Jamur yang terdapat di tanah dapat menempel pada kulit atau kuku, dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dr. Eliza menekankan pentingnya menggunakan sarung tangan saat bercocok tanam dan alas kaki saat berjalan di luar ruangan untuk mengurangi risiko infeksi.
Orang dengan sistem imun yang rendah, seperti pasien HIV/AIDS, lupus, atau mereka yang sedang menjalani terapi kanker, lebih rentan terhadap infeksi jamur. “Infeksi jamur dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering pada mereka yang memiliki sistem imun yang lemah,” kata Dr. Eliza.
Gejala Kurap dan Pencegahan
Gejala umum kurap meliputi munculnya bercak merah yang gatal dan bersisik pada kulit, perubahan warna dan tekstur kuku menjadi keruh dan rapuh, serta kebotakan pada kulit kepala. Jika gejala-gejala ini muncul, masyarakat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
“Kurap itu bisa diobati, maka dari itu segera periksakan diri ke dokter umum atau spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika. Dokter umum sudah punya kompetensi, jadi memang sudah dianggap mampu memberikan pengobatan pada kurap,” ungkap Dr. Eliza.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah langkah penting dalam mencegah penularan kurap. Mandi menggunakan air mengalir dan sabun, tidak bertukar pakaian atau handuk, dan menggunakan alas kaki di luar ruangan adalah beberapa tindakan pencegahan yang efektif. Dr. Eliza juga mengingatkan bahwa meskipun ada lesi kulit atau luka, tetap harus dibersihkan dengan air dan sabun untuk mencegah infeksi lebih lanjut.