Sifat Lupa Ternyata Memegang Peranan Penting Terhadap Evolusi Manusia
Kondisi lupa yang muncul pada diri manusia ternyata memiliki peranan yang luar biasa penting terhadap perkembangannya.
Lupa adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita yang sering kali dianggap sebagai kekurangan atau gangguan dalam ingatan. Terkadang kita masuk ke suatu ruangan dan tiba-tiba lupa apa yang ingin kita lakukan, atau bertemu seseorang yang kita kenal tetapi tidak bisa mengingat namanya. Namun, apakah lupa itu semata-mata menunjukkan kerusakan memori atau apakah ada manfaat yang tak terduga dari fenomena ini? Ternyata, lupa memiliki peran penting dalam evolusi manusia yang tidak banyak diketahui.
Mengapa Kita Lupa?
Dilansir dari Live Science, konsep lupa pertama kali dipelajari secara mendalam oleh psikolog Jerman abad ke-19, Hermann Ebbinghaus. Ia mengembangkan "kurva lupa", yang menunjukkan bagaimana kita cenderung melupakan informasi baru dengan cepat pada awalnya, namun proses ini akan melambat seiring waktu. Temuan ini telah dibuktikan kembali oleh para ilmuwan modern dalam berbagai penelitian neuropsikologi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti evolusi penggunaan pakaian pada manusia? “Kami mencoba memahami perubahan apa yang terjadi pada kutu evolusioner sejarah yang mungkin berkorelasi dengan hilangnya rambut tubuh pada manusia, dan kemudian penggunaan pakaian pada manusia," jelas ahli biologi dari Universitas Florida, David Reed, dikutip dari Live Science, Selasa (12/3).
-
Apa yang diteliti para ilmuwan terkait evolusi manusia berjalan tegak? Pertanyaan seputar evolusi sikap bipedal dari nenek moyang yang berjalan dengan empat kaki telah lama menjadi misteri yang menantang para ilmuwan.
-
Bagaimana evolusi bentuk tubuh hewan di masa depan dapat terjadi? Hewan bisa melakukan perubahan bentuk tubuh untuk bertahan hidup dan menyesuaikan dirinya di lingkungan dunia yang dapat berubah di masa depan. Oleh karena itu, bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan pun bisa mempunyai andil dalam bentuk hewan di masa depan.
-
Siapa yang meneliti tentang evolusi manusia berjalan tegak? Penelitian terbaru ini berfokus pada daerah tulang telinga bagian dalam tengkorak Lufengpithecus.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti yang mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular? Spesies fosil ular yang baru ditemukan di Wyoming, Amerika Serikat tengah mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular.
-
Mengapa penemuan ini penting untuk evolusi manusia? Memahami hal ini dengan lebih baik dapat membantu mengungkap bagaimana nenek moyang manusia, atau hominin, yang pertama kali muncul di Afrika pada masa itu, menjadi bipedal atau berjalan dua kaki. Perubahan lingkungan dianggap sebagai "pemicu penting" yang mendorong hominin berjalan dengan dua kaki, tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
Namun, lupa bukanlah sekadar kelemahan atau kegagalan memori. Dalam banyak kasus, lupa justru memiliki tujuan yang sangat fungsional. Setiap hari, otak kita dibombardir dengan informasi yang sangat banyak. Jika kita mengingat setiap detail, otak kita akan kesulitan untuk mempertahankan informasi yang benar-benar penting. Oleh karena itu, proses lupa memungkinkan kita untuk memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan, sementara informasi yang tidak penting atau tidak berguna dibiarkan menghilang.
Menurut Eric Kandel, penerima Nobel dalam bidang kedokteran, dan berbagai penelitian lainnya, ingatan terbentuk ketika hubungan (sinaps) antara sel-sel otak (neuron) diperkuat. Jika kita memberi perhatian pada suatu hal, koneksi ini akan semakin kuat, membuat kita mengingatnya dengan lebih baik. Sebaliknya, informasi yang tidak diperhatikan akan lebih mudah terlupakan. Proses inilah yang memungkinkan kita untuk menghapus detail-detail yang tidak relevan, sehingga memori kita tetap terjaga dengan efisien.
Lupa Sebagai Cara Mengupdate Memori
Lupa juga memiliki peran dalam memperbarui informasi di otak kita. Misalnya, bayangkan Anda memiliki rutinitas harian yang melibatkan perjalanan di jalur yang sama setiap hari. Secara alami, Anda akan mengingat rute tersebut dengan sangat baik. Namun, suatu hari jalan yang biasa Anda lewati tiba-tiba ditutup, dan Anda harus mengambil rute baru. Agar otak Anda tetap efisien, memori Anda harus cukup fleksibel untuk mengupdate informasi tersebut, memperkuat koneksi baru, dan melupakan rute lama yang tidak lagi relevan.
Kelemahan dalam kemampuan untuk memperbarui memori ini dapat berbahaya. Misalnya, pada penderita PTSD (gangguan stres pasca-trauma), kegagalan untuk melupakan atau memperbarui ingatan traumatik dapat menyebabkan mereka terus-menerus tertrigger oleh ingatan yang menyakitkan, yang berakibat buruk bagi kesehatan mental mereka.
Dari perspektif evolusi, kemampuan untuk melupakan memori yang tidak lagi relevan atau berbahaya sangat penting. Bayangkan nenek moyang kita yang hidup sebagai pemburu-pengumpul. Mereka mungkin telah mengunjungi suatu tempat aman berkali-kali, namun suatu hari mereka menemukan bahwa tempat tersebut kini dikuasai oleh musuh atau bahkan berbahaya karena keberadaan binatang buas. Jika otak mereka tidak mampu memperbarui ingatannya dan mengklasifikasikan tempat tersebut sebagai tidak aman, mereka bisa saja terjebak dalam bahaya yang fatal.
- Apakah Manusia Masih Terus Mengalami Evolusi Hingga Saat Ini? Ketahui Perubahan yang Terjadi
- Seiring Zaman, Mengapa Lutut Manusia Semakin Lemah dan Tidak Berevolusi Jadi Semakin Kuat?
- Berapa Banyak Manusia yang Bisa Ditampung Bumi? Ini Jawaban Ilmuwan
- Meneruskan Teori Darwin, Ilmuwan Soroti Bagaimana Pertama Kali Manusia Bisa Berjalan Tegak?
Lupa Tidak Selalu Berarti Kehilangan
Seringkali, kita merasa lupa, namun itu tidak berarti informasi tersebut hilang selamanya. Sebagai contoh, ketika kita bertemu seseorang di jalan dan tidak bisa mengingat namanya, sering kali kita merasa bahwa ingatan itu hilang begitu saja. Padahal, dalam banyak kasus, memori itu hanya sementara tidak dapat diakses. Fenomena ini dikenal dengan nama "tip-of-the-tongue", yang pertama kali ditemukan oleh psikolog Roger Brown dan David McNeill pada tahun 1960-an. Mereka mengamati bahwa kita sering kali bisa mengingat sebagian kecil informasi yang hilang, seperti huruf pertama dari nama yang terlupakan, meskipun kita tidak bisa mengingatnya sepenuhnya.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa fenomena ini menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar-benar hilang, tetapi hanya sementara tidak dapat diakses. Ketika kita berusaha lebih keras untuk mengingat, kadang-kadang ingatan itu bisa kembali ke permukaan. Ini menunjukkan bahwa meskipun otak kita memiliki begitu banyak informasi untuk dikelola, kita tetap memiliki kemampuan untuk mengakses kembali informasi yang terlupakan dengan usaha tertentu.
Manfaat Evolusioner Dari Lupa
Dari perspektif evolusi, lupa sebenarnya memiliki keuntungan yang sangat besar. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era yang serba cepat ini, kita harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang tidak penting agar dapat berfokus pada hal-hal yang benar-benar signifikan. Ini memungkinkan kita untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup.
Dengan kemampuan untuk melupakan dan memperbarui memori, otak kita dapat terus berfungsi secara efisien, memprioritaskan informasi yang relevan, dan membuang yang tidak diperlukan. Ini adalah salah satu alasan mengapa proses lupa bukanlah sekadar cacat dalam sistem memori kita, melainkan suatu mekanisme adaptif yang sangat penting.
Namun, meskipun lupa dapat memiliki keuntungan evolusioner, kita juga tidak bisa mengabaikan dampak negatifnya. Kondisi seperti penyakit Alzheimer atau gangguan memori lainnya menunjukkan betapa pentingnya memori yang baik untuk kualitas hidup kita. Oleh karena itu, meskipun lupa memiliki manfaat besar dalam skala evolusi, kita tetap harus memperhatikan keseimbangan dalam menjaga fungsi memori kita.