Sudah Berusia 4000 Tahun, Pola Makan Ini Menjadi Tren Kembali demi Alasan Kesehatan
Pola makan mediterania bukanlah sebuah tren yang baru karena berdasar dari sebuah tren berusia 4000 tahun.
Pola makan mediterania bukanlah sebuah tren yang baru karena berdasar dari sebuah tren berusia 4000 tahun.
-
Apa saja makanan yang termasuk dalam diet Mediterania? Diet ini mengikuti pola makan tradisional dari penduduk di kawasan Mediterania. Beberapa contoh makanan yang termasuk dalam diet Mediterania sebagai berikut: Sayuran: tomat, brokoli, kangkung, bayam, bawang bombay, kembang kol, wortel, kubis Brussel, mentimun, kentang, ubi jalar, lobak. Buah-buahan: apel, pisang, jeruk, pir, stroberi, anggur, kurma, buah ara, melon, persik. Biji-bijian utuh: gandum utuh, oatmeal, quinoa, nasi merah, barley. Kacang-kacangan: kacang almond, kenari, pistachio, mete. Ikan: salmon, tuna, sarden, makarel. Unggas: ayam, bebek. Telur. Susu dan produk olahannya: susu rendah lemak, yogurt tanpa gula, keju rendah lemak. Minyak zaitun. Rempah-rempah: bawang putih, oregano, basil, rosemary.
-
Siapa yang menciptakan diet Mediterania? Diet Mediterania adalah salah satu pola makan yang paling banyak diteliti dan direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Diet ini diadaptasi dari pola makan tradisional penduduk kawasan Mediterania, seperti Yunani, Italia, Spanyol, dan lain-lain.
-
Bagaimana cara memulai diet Mediterania? Untuk memulai diet Mediterania, Anda bisa mengikuti langkah berikut ini: Hindari makanan olahan, seperti roti putih, pasta, kue, keripik, dan soda. Pilihlah makanan utuh dan segar yang lebih bergizi. Jadikan sayuran sebagai menu utama. Konsumsi sayuran setidaknya 5 porsi per hari. Anda bisa membuat salad, sup, atau tumis sayuran dengan minyak zaitun dan rempah-rempah. Kurangi konsumsi gula. Gula dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Gantilah gula dengan madu alami atau buah-buahan segar sebagai pemanis. Hindari juga minuman manis, es krim, permen, atau cokelat. Konsumsi ikan sebagai sumber protein utama. Ikan mengandung lemak sehat omega-3 yang baik untuk jantung dan otak. Pilihlah ikan yang rendah merkuri, seperti salmon, tuna, sarden, atau makarel. Goreng, panggang, atau kukus ikan dengan minyak zaitun dan bumbu sesuai selera. Masak dengan minyak zaitun. Minyak zaitun adalah sumber lemak tak jenuh tunggal yang dapat menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. Gunakan minyak zaitun untuk menggoreng, menumis, atau sebagai dressing salad. Hindari mentega, margarin, atau minyak goreng lainnya. Konsumsi kacang sebagai camilan. Kacang-kacangan mengandung protein, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Anda bisa memilih kacang almond, kenari, pistachio, atau mete. Konsumsi kacang-kacangan sekitar 30 gram per hari.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Bagaimana cara menjalankan Diet Mediterania bagi ibu hamil? Diet Mediterania dikenal karena kaya akan vitamin, antioksidan, dan karbohidrat kompleks yang berasal dari sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
-
Apa saja manfaat Diet Mediterania bagi ibu hamil? Untuk ibu hamil, diet Mediterania menawarkan berbagai manfaat yang signifikan, baik bagi kesehatan ibu maupun perkembangan janin.
Sudah Berusia 4000 Tahun, Pola Makan Ini Menjadi Tren Kembali demi Alasan Kesehatan
Pola makan Mediterania, yang telah dikenal luas sebagai diet yang meningkatkan kesehatan, ternyata telah ada sejak 4.000 tahun yang lalu.
Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa masyarakat kuno di wilayah Mediterania, khususnya di Suriah, telah mengonsumsi makanan yang mirip dengan diet Mediterania modern. Diet ini kini kembali populer karena berbagai manfaat kesehatannya.
Dilansir dari Scence Alert, penelitian yang dipimpin oleh Benjamin Fuller, seorang ahli kimia arkeologi dari Universitas Leuven, menggunakan teknik analisis rasio isotop stabil untuk menentukan jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat kuno.
- Jelajahi Keajaiban Diet Mediterania, Temukan Manfaat dan Cara Mudah untuk Hidup Sehat!
- Untuk Menurunkan Berat Badan, Lebih Baik Makan 2 atau 3 Kali dalam Sehari?
- Mengenal Diet Telur Rebus untuk Turunkan Berat Badan, Kenali Efek Sampingnya
- Manfaat Diet Mediterania untuk Ibu Hamil, Begini Cara Menjalankannya
"Pepatah lama 'Anda adalah apa yang Anda makan' benar-benar berlaku di sini," ujar Fuller. Dengan menganalisis dataset besar dari pengukuran isotop arkeologi, para peneliti meneliti sejarah pemukiman di Tell Tweini, Suriah, yang pada zaman Perunggu dan Besi merupakan pelabuhan utama bagi Kerajaan Ugarit.
Pola Makan Masyarakat Kuno
Dataset penelitian mencakup pengukuran isotop dari 410 biji tanaman serta 16 tulang manusia dan 210 tulang hewan lainnya, yang berasal dari tahun 2600 hingga 333 SM. Rendahnya kadar
isotop nitrogen-15 dalam sisa-sisa manusia menunjukkan bahwa mereka jarang mengonsumsi daging, yang mengindikasikan bahwa penduduk Tell Tweini lebih banyak bergantung pada hewan ternak untuk pekerjaan, susu, dan wol.
Antara tahun 2000 dan 1600 SM, diet mereka terutama terdiri dari biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran, termasuk zaitun dan anggur.
"Diet manusia relatif rendah protein hewani dan tampak mirip dengan apa yang sekarang dianggap sebagai diet Mediterania, yang terdiri dari roti (gandum/barley), zaitun, anggur, polong-polongan, produk susu, dan sedikit daging," tulis Fuller dan rekan-rekannya dalam makalah mereka.
Manfaat Diet Mediterania
Meskipun ketergantungan pada tanaman mungkin muncul dari kebutuhan, dengan membebaskan hewan untuk kegunaan lain, rasio daging terhadap buah, biji-bijian, dan sayuran masih terbukti menjadi pilihan yang paling sehat saat ini, baik untuk kesejahteraan kita maupun lingkungan.
Tingginya kadar isotop karbon-13 dalam biji yang diawetkan menunjukkan bahwa tanaman di Tell Tweini dirawat dan diairi dengan baik sepanjang sejarah situs tersebut. Penggunaan pupuk kandang juga menjelaskan tingginya kadar isotop nitrogen-15 yang ditemukan pada tanaman.
Produksi Minyak Zaitun
Di Tell Tweini, masyarakat kuno tampaknya mampu menghasilkan cukup makanan dari tanaman mereka, yang mengindikasikan kesuburan tanah mereka. Ini sejalan dengan produksi minyak zaitun yang dikenal di wilayah tersebut.
"Penggalian di situs ini menunjukkan bahwa produksi minyak zaitun menjadi aktivitas ekonomi utama Tell Tweini dan instalasi terkait aktivitas ini dapat ditemukan di setiap rumah selama Zaman Besi," jelas Fuller dan timnya.
"Kita bisa menyimpulkan bahwa penduduk Tell Tweini menangani peningkatan kekeringan selama periode ini dengan sangat baik, dan dalam banyak kasus bahkan lebih baik daripada di pemukiman kontemporer lainnya," kata para peneliti.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE, mengungkapkan bahwa diet mirip Mediterania bukan hanya tren modern, tetapi memiliki akar sejarah yang panjang. Pola makan yang sehat ini terbukti telah mendukung kehidupan manusia selama ribuan tahun, dan kini, dengan pengetahuan dan teknologi yang lebih maju, kita dapat lebih memahami dan menerapkan pola makan ini untuk kesehatan yang lebih baik.