Tubuh menggemuk lagi setelah sukses berdiet? Ini sebabnya
Dalam percobaan yang melibatkan tikus obesitas, ditemukan bahwa adanya mikrobiom yang persisten di usus membuat berat badan kembali naik.
Saat kamu merasa bahwa tubuh kelebihan berat badan, maka kamu pun berdiet demi mengenyahkan tumpukan lemak yang mengganggu. Setelah beberapa bulan berdiet, berat badan pun turun. Namun tak lama kemudian, berat badan kembali naik dan bahkan naik secara berlebih. Kondisi ini dinamakan dengan kegemukan yo-yo yang seperti permainan yo-yo yaitu naik dan turun secara drastis.
Kamu familiar dengan kondisi ini?
Menurut penelitian yang dilansir dari boldsky.com, kondisi ini tak hanya terjadi karena pemilihan pola diet yang salah namun juga karena mikrobiom yang ada dalam usus.
Dalam percobaan yang melibatkan tikus obesitas, ditemukan bahwa adanya mikrobiom yang persisten di usus membuat berat badan kembali naik.
"Mikrobiom ini tetap mempertahankan 'memori' obesitas sebelumnya sheingga ketika kamu kembali mengonsumsi makanan tinggi kalori atau makan secara berlebihan, maka tak heran berat badanmu akan naik," terang penelitian dari Weizmann Institute of Science.
Penelitian ini kemudian melakukan pendekatan genomik dan metabolisme untuk menelaah mikrobiom dalam usus. Hasilnya ditemukan bahwa rendahnya flavonoid membuat tubuh memerlukan tambahan makanan tinggi kalori untuk membuatnya tetap bekerja dengan baik. Sehingga para peneliti pun menemukan solusi yaitu dengan menambahkan flavonoid ke dalam air minum di mana saat para tikus mengonsumsi makanan tinggi kalori mereka tidak akan mengalami percepatan kenaikan berat badan.
"Jika hasil ini bisa berlaku juga pada tubuh manusia, maka solusi ini bisa membantu meringankan epidemi obesitas yang terjadi pada saat ini," pungkas Eran Elinav, peneliti dari universitas di Israel ini.
Baca juga:
Bisakah kegemukan mempengaruhi kualitas sperma pria?
Olahraga memang bikin kurus, asal kamu melakukan hal ini
6 Makanan yang bikin lapar setelah kamu mengonsumsinya
7 Jenis kanker ini mudah menyerang mereka yang bertubuh gemuk
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas dengan mengubah pola makan? Untuk mencegah obesitas, Anda perlu mengubah pola makan Anda menjadi lebih sehat dan seimbang.
-
Apa saja gejala dari obesitas yang disertai diabetes? Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Gejalanya umumnya tidak terlihat, tetapi beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala, pusing, nyeri dada, atau sesak napas.