Vitamin dalam sinar matahari bisa redakan gejala asma?
Vitamin D dalam sinar matahari berkemungkinan membantu meredakan gejala asma.
Waktu yang dihabiskan oleh pasien asma di bawah matahari kemungkinan memiliki pengaruh terhadap gejala yang dirasakannya, ungkap penelitian terbaru. Tim di King's College London menjelaskan bahwa kurang vitamin D dari matahari bisa memperburuk gejala asma.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin bisa menenangkan bagian yang terlalu aktif pada sistem kekebalan tubuh penderita asma. Meski begitu, perawatan menggunakan suplemen vitamin D pada pasien masih belum diujicobakan.
-
Apa yang Ashanty lakukan untuk memperdalam ilmu agamanya? "Aku selalu konsen ngedengerin kajian, karena ilmu aku soal agama agak kurang ya, nggak terlalu dalam," ungkap ibu dua anak ini.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Orang yang memiliki asma akan merasa susah bernapas ketika saluran napas mereka membengkak dan mengecil sehingga udara susah melewatinya. Kebanyakan orang mengonsumsi obat untuk mengatasinya, namun ada satu hal yang juga bisa membantu mereka, sinar matahari.
"Kita mengetahui tingginya tingkat vitamin D bisa membuat pasien mengontrol asma mereka dengan lebih baik. Hubungannya sangat jelas," ungkap peneliti Profesor Catherine Hawrylowicz, seperti dilansir oleh BBC (20/05).
Kelompok penelitinya menganalisis efek vitamin pada zat kimia dalam tubuh, interleukin-17. Ini merupakan bagian penting bagi sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi. Meski begitu, bagian ini bisa menyebabkan masalah jika memiliki tingkat yang terlalu tinggi dan memicu gejala asma.
Saat ini peneliti tengah mengamati efek dari sinar matahari terhadap gejala pasien asma. Hasilnya baru akan diketahui setelah penelitian selesai, namun peneliti optimis mengenai hal ini.
Hal ini bisa membantu pasien untuk mengonsumsi lebih sedikit obat dan lebih banyak mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. meski begitu, tentunya pasien asma harus berhati-hati. Karena terlalu banyak sinar matahari juga bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti membakar kulit atau menyebabkan kanker.
(mdk/kun)