6 Fakta Menarik Gordang Sambilan, Alat Musik Tradisional Mandailing yang Melegenda
Gordang Sambilan adalah warisan budaya asli milik masyarakat Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Gordang Sambilan adalah warisan budaya asli milik masyarakat Mandailing Natal, Sumatera Utara. Instrumen ini merupakan alat musik tradisional yang tidak ada duanya dalam budaya bangsa Indonesia.
Bagi masyarakat Mandailing Natal terutama pada zaman dulu, Gordang Sambilan ini merupakan musik adat yang sakral dan sangat penting karena biasa digunakan untuk keperluan upacara adat. Selain itu, alat musik ini terbilang sangat unik dan melegenda karena menghasilkan alunan musik yang merdu dan indah.
-
Di mana alat musik Dambus berasal? Bangka Belitung tak hanya menyimpan potensi wisata yang menakjubkan. Namun, daerah ini juga menyimpan kesenian tradisional salah satunya Dambus.
-
Bagaimana Purbalaras mempertahankan kelestarian alat musik Sunda? Dedi pun terus melestarikannya, dengan menjaga kualitas produk dan mutu penjualan.
-
Kapan alat musik ritmis memainkan irama? Irama dari alat musik ritmis bisa berbentuk ketukan dan birama.
-
Kenapa Agus Sarondeng menyukai musik campursari? Pria kelahiran Agustus 1960 ini menyukai musik campursari karena jenis musik ini paling dekat dengan aliran langgam Jawa dan keroncong.
-
Apa yang menjadi ciri khas musik campursari Agus Sarondeng? Ciri khas musik campursari Agus ialah penggunaan gamelan. Ia bersiteguh mempertahankan instrumen gamelan sebagai upaya agar anak-anak muda kenal dengan budaya Jawa.
-
Bagaimana cara memainkan alat musik ritmis? Alat musik ritmis biasanya dimainkan dengan cara dipukul, baik yang dipukul secara langsung pakai tangan atau dengan bantuan alat seperti stick. Sebagian lain juga dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan.
Sarana Pemanggilan Roh Leluhur
Sumber: liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada zaman dulu sebelum Islam masuk, Gordang Sambilan memiliki fungsi untuk upacara memanggil roh nenek moyang. Upacara ini dilakukan apabila masyarakat memerlukan bantuan roh nenek moyang.
Upacara tersebut dinamakan Paturuan Sibaso yang berarti memanggil roh untuk merasuki sebuah medium yang dinamakan Sibaso. Tujuan pemanggilan ini adalah untuk minta pertolongan roh nenek moyang untuk mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat, misalnya seperti ada wabah penyakit.
Sarana Meminta Hujan
Sumber: infobudayaindonesia.com ©2020 Merdeka.com
Selain itu, Gordang Sambilan juga digunakan untuk upacara meminta hujan yang dinamakan Mangido Udan. Upacara ini dilakukan agar hujan turun sehingga dapat mengatasi kekeringan yang mengganggu aktivitas pertanian.
Tidak hanya meminta hujan, namun juga untuk menghentikan hujan yang telah berlangsung secara terus menerus yang sudah menimbulkan kerusakan.
Terbuat dari Sembilan Gendang
Sumber: madina.go.id ©2020 Merdeka.com
Masih dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, sesuai dengan namanya, Gordang Sambilan ini merupakan alat musik tradisional yang terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang relatif besar dan panjang.
Dimana kesembilan gendang tersebut mempunyai ukuran yang berurutan dari yang besar ke ukuran yang paling kecil.
Harus Meminta Izin Raja
Sumber: medanbisnisdaily.com ©2020 Merdeka.com
Gordang Sambilan ini biasanya digunakan saat upacara perkawinan (Orja Godang Markaroan Boru) dan untuk upacara kematian (Orja Mambulungi). Jika memakai alat musik ini untuk kepentingan pribadi, maka harus terlebih dahulu mendapat izin dari pemimpin tradisional yaitu Namora Natoras dan Raja sebagai kepala pemerintahan.
Proses permohonan izin ini melalui suatu musyawarah adat yang disebut Markobar Adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Namora Natoras dan Raja beserta pihak yang akan menyelenggarakan upacara tersebut.
Harus Menyembelih Kerbau
Selain harus mendapat izin dari Namora Natoras dan Raja, penggunaan Gordang Sambilan dalam upacara perkawinan dan upacara kematian (Orja Mambulungi) juga harus menyembelih paling sedikit satu ekor kerbau jantan dewasa yang sehat.
Dan jika persyaratan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka Gordang Sambilan tidak boleh digunakan.
Digunakan sebagai Kesenian Tradisional
Dilansir dari laman lagudaerah.id, pada perkembangan di zaman sekarang, Gordang Sambilan tidak lagi hanya digunakan saat upacara adat saja. Namun alat musik tradisional ini juga sudah menjadi instrumen musik kesenian tradisional Mandailing yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan di luar konteks upacara adat Mandailing.
Misalnya untuk menyambut kedatangan tamu-tamu agung, perayaan-perayaan nasional dan acara pembukaan berbagai upacara besar serta untuk merayakan Hari Raya Adul Fitri.