Mengenal Tradisi Ngarot Ala Desa Karedok Sumedang, Pameran Hasil Pertanian yang Sarat Makna
Acara Ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Acara ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Mengenal Tradisi Ngarot Ala Desa Karedok Sumedang, Pameran Hasil Pertanian yang Sarat Makna
Masyarakat Desa Karedok, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, memiliki tradisi unik bernama Ngarot.
Acara ini merupakan pesta adat setempat, yang rutin dilakukan setelah masa panen padi dan palawija.
-
Dimana tradisi ini dilakukan di Sumedang? Kebiasaan ini masih dijalankan oleh masyarakat di beberapa desa seperti Kadu, Lebaksiuh, Cintajaya, dan Cipicung, Kecamatan Jatigede.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Mengapa Hajat Uar dilakukan di Sumedang? Hajat Uar tak sekedar pelaksanaan upacara adat, melainkan sebuah renungan akan pentingnya harmonisasi manusia dengan alam setelah terjadinya sebuah bencana alam.
-
Apa tujuan Hajat Uar di Sumedang? Sebagai Bentuk Tolak Bala Dilaksanakannya tradisi Hajat Uar menjadi salah satu cara warga untuk mencegah terjadinya bencana alam maupun kondisi yang merugikan.
-
Bagaimana Hajat Uar di Sumedang dilakukan? Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hajat Uar memang jadi tradisi turun temurun khas Kabupaten Sumedang dan sekitarnya dengan melibatkan masyarakat juga hasil alamnya.Semuanya dikumpulkan di satu tempat seperti pendopo, untuk bersama-sama berdoa dan memberikan nasihat-nasihat penting tentang kekuatan alam dan kehidupan yang harmonis.
Sebelumnya Ngarot diadakan selama 2 hari pada 23-24 Desember 2023 lalu, dengan menampilkan sejumlah acara mulai dari menyembelih kerbau, mengadakan kesenian lokal hingga memamerkan hasil panen palawija.
Yuk kenalan lebih dekat dengan tradisi Ngarot khas Desa Karedok, Sumedang.
Merupakan Acara Tolak Bala
Di YouTube Baraya Sumedang, warga setempat menyebutkan jika Ngarot merupakan tradisi tahunan untuk menolak bala.
Alasan mengapa tradisi ini digelar berbarengan dengan masa panen karena warga mayoritas merupakan petani. Ngarot juga termasuk pesta panen sebagai bentuk rasa syukur karena hasil panen yang melimpah di musim itu.
“Ini rutin dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur ke Gusti Allah, cuma jalannya melalui tradisi ini,” kata warga setempat yang dikutip dari kanal YouTube tersebut.
Menyembelih Kerbau
Salah satu yang ditunggu oleh masyarakat adalah meuncit munding, atau dalam bahasa Indonesia artinya menyembelih kerbau.
Satu ekor kerbau besar disembelih di area yang sudah disiapkan. Di tengah acara, seorang tokoh masyarakat yang sudah dipercaya akan menyembelih kerbau sebagai upaya tolak bala.
“Meuncit munding itu harus ada, mungkin gampangnya untuk tolak bala, menghilangkan kesusahan di masyarakat, nah dagingnya dibagikan dan kepalanya dikubur,” terang warga setempat.
Hadirkan Kesenian Khas Desa Karedok
Sebagai tradisi khas desa setempat, acara ini juga didukung dengan hadirnya kesenian lokal Sunda ala Desa Karedok seperti jaipongan, karawitan atau bangreng (ronggeng khas Sumedang).
Mengutip kanal YouTube Pelosok Sumedang, kesenian ini menghadirkan iringan musik tradisional Sunda berupa alunan kecapi, rampak kendang yang meriah dan lantunan sinden yang menyanyi lembut.
Kemudian terdapat kalangan pria yang berjoget di bawah panggung mengikuti alunan musik yang dimainkan dan kerap jadi pusat perhatian.
Pameran Hasil Panen
Acara yang juga menyita perhatian masyarakat adalah hadirnya “pameran” hasil panen padi dan palawija oleh petani.
Bentuknya bermacam-macam, mulai dari buah, sayuran, padi sampai umbi-umbian yang semuanya dimasukan ke dalam wadah.
Hasil panen palawija dan padi itu digantung di dalam tenda dan dituliskan alamat sesuai asal dari tanaman ini, seperti RT atau RW.
Punya Makna Gotong Royong
Mengutip jurnal yang ditulis oleh Deni Zein dan Elan berjudul “Upacara Adat Ngarot: Spiritualitas dan Gotong Royong Masyarakat Sumedang” di laman Universitas Ahmad Dahlan, disebutkan bahwa tradisi Ngarot memiliki makna yang mendalam.
Deni dan Elan menyebut jika tradisi Ngarot kental dengan nilai kebersamaan dan gotong royong. Kebersamaan terlihat jelas saat warga berkumpul di satu tempat untuk berdoa dan menyantap sajian bakakak hayam (ayam bakar utuh) sebagai hidangan tradisi.
Lalu sisi gotong royong hadir saat warga mempersiapkan acara, meramaikan acara, dan menyelesaikan acara. Di sana mereka saling membantu agar upacara adat ini terselenggara dengan lancar.
Adapun kata Ngarot berasal dari istilah ngaruwat, atau ruwatan yang berarti melaksanakan doa dan kegiatan adat untuk keselamatan dan keberkahan bersama.