Berkenalan dengan Kambing Hutan Sumatra, Si Pemalu yang Mirip Kerbau
Hewan tersebut memiliki keunikan di tubuhnya yakni berbulu hitam lebat, dengan moncong yang menyerupai anak kerbau. Biasanya mamalia tersebut ditemukan di kawasan Bukit Barisan serta beberapa wilayah Asia lainnya.
Pulau Sumatra telah lama dikenal sebagai habitat ragam hewan endemik khas, salah satunya kambing hutan Sumatra.
Hewan tersebut memiliki keunikan di tubuhnya yakni berbulu hitam lebat, dengan moncong yang menyerupai anak kerbau. Biasanya mamalia tersebut ditemukan di kawasan Bukit Barisan serta beberapa wilayah Asia lainnya.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Di manakah kepercayaan tentang burung puter sebagai pertanda keberuntungan di Sumut umumnya muncul? Masyarakat sering kali mencari makna dalam fenomena alam, termasuk suara burung-burung pada malam hari, untuk memberikan interpretasi tentang kehidupan dan nasib mereka.
Melansir laman indonesia.go.id, hewan dengan nama beken Sumatran serow tersebut merupakan jenis satwa langka yang dilindungi, karena masuk ke dalam hewan yang rentan punah. Berikut informasinya
Keunikan Kambing Hutan Sumatera
©2021 YouTube Taman Nasional Gunung Leuser.editorial Merdeka.com
Sebagai salah satu dari enam jenis kambing hutan yang ada di Asia timur, kambing hutan Sumatra memiki ukuran yang berbeda dari kambing lain. Ia memiliki bentuk tubuh yang lebih kekar dengan bulu hitam keabuan kasar.
Kambing tersebut juga memiliki tanduk yang ramping, pendek dan lurus ke belakang, mirip tanduk antelop dengan panjang sekitar 12 hingga 16 sentimeter.
Untuk berat badan, Sumatran serow memiliki bobot antara 50-140 kilogram, dengan panjang tubuh 140-180 cm. Ketika dewasa, tingginya bisa mencapai 85-94 cm.
Dikenal Pemalu
Berdasarkan pola hidupnya, kambing hutan tersebut selama ini dikenal pemalu dan selalu menjauh saat didekati manusia.
Ia memiliki pola hidup yang soliter atau senang menyendiri, terlebih bagi si pejantan. Biasanya ia juga hidup di tempat-tempat khas, dengan menandai daerah kekuasaannya menggunakan kotoran serta air seni.
Serupa dengan hewan umumnya, kambing yang jarang ditemukan di daerah lain tersebut turut memiliki jadwal kawin tetap di bulan Oktober hingga November setiap tahunnya, dengan persentase kelahiran satu anak dalam satu masa kehamilan.
Biasanya kambing hutan akan mengandung anaknya selama kurang lebih tujuh bulan.
Bisa Berjalan di Lereng Terjal
Sebagai hewan yang terbiasa tinggal di kawasan perbukitan, kambing hutan Sumatra memiliki keistimewaan. Ia dikenal mampu memanjat lereng perbukitan dengan seimbang, bahkan bisa berjalan di tebing terjal tanpa terjatuh.
Hal itu dilakukannya untuk mencari makan, mencari lokasi istirahat, hingga melindungi diri dari serangan hewan buas karnivora.
Hewan tersebut juga dikenal aktif pada pagi dan sore hari. Dan pada saat siang, kambing hutan Sumatra akan beristirahat di tempat yang teduh, baik di balik bebatuan besar maupun di kawasan gua di ketinggian 200 meter hingga 3.000 meter di atas permukaan laut.
Kalangan Rentan Punah
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga konservasi luar negeri bernama International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) di kawasan pegunungan Sumatra dan dataran tinggi Malaysia pada akhir 2007 lalu, didapatkan fakta bahwa Capricornis sumatraensis merupakan hewan yang rentan punah.
Menurut salah satu peneliti asal Australia bernama JW Duckworth, keadaan tersebut terkait maraknya pembalakan liar hingga perusakan alam di perbukitan.
Selain itu, hewan tersebut juga kerap menjadi sasaran empuk para pemangsa di hutan seperti macan tutul (Panthera pardus) dan harimau Sumatra (Panthera tigris) hingga mengalami penurunan populasi lebih dari 30 persen sejak 21 tahun terakhir.
Merespons terkait penurunan populasi, Kepala Balai TNBG Sahdin Zunaidi menyatakan, pihaknya telah memulai kegiatan sensus terhadap keberadaan satwa ini. Terlebih pemerintah telah memasukkan kambing hutan Sumatra sebagai hewan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 kendati belum ada data resmi yang menunjukkan jumlahnya.
Namun IUCN sendiri telah memasukkan kambing hutan Sumatra ke dalam daftar merah satwa dengan kategori rentan punah (Vulnarable/VU) di tahun 2008.
Menampakkan Diri Saat Terjadi Bencana
Kambing hutan Sumatera
©2021 indonesia.go.id/ Merdeka.com
Adapun keberadaan yang soliter dan pemalu membuatnya jarang menampakkan diri. Namun pada saat Gunung Sinabung di Sumatra Utara erupsi 2013 lalu, penduduk Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo mendapati kambing langka tersebut tersesat ke pekarangan rumah warga dengan kondisi yang mengenaskan yakni kurus dan lemas.
Kemudian, di tahun 2016 lalu kambing tersebut juga ditemukan seorang petani di Toba Samosir yang tersesat di pinggiran hutan.
Termasuk seorang warga di Sopotinjak, Kabupaten Mandailing Natal di tanggal 18 Januari 2020 dirinya melihat kambing hutan Sumatra ini tersesat ke pemukiman warga.
Saat ini populasinya bisa ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), dan Taman Nasional Pegunungan Bukit Barisan. Selain di Indonesia, kambing hutan asal Sumatra juga dapat ditemukan di Semenanjung Thailand-Malaysia.