Cerita Sejarah di Balik 5 Monumen di Kota Medan, Penuh Nilai Historis yang Tinggi
Apabila berkunjung ke Kota Medan, Sumatera Utara, kurang lengkap jika tidak berkunjung ke tempat bersejarahnya. Berikut lima monumen di Medan yang bersejarah.
Monumen merupakan pengingat bahwa telah terjadi peristiwa penting dan bersejarah. Beberapa monumen biasanya berdiri di pusat kegiatan masyarakat atau di tempat suatu peristiwa terjadi. Selain itu, monumen juga bisa menjadi bagian dari perjalanan sejarah.
Dimulai sejak zaman kerajaan untuk memeringati keberhasilan raja, maka dibangun tugu atau monumen. Di Indonesia, ada banyak monumen, di antaranya di Medan.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Kapan keberadaan Suku Kalang tercatat dalam sejarah? Meski dikucilkan, keberadaan Suku Kalang dicatat dalam kitab paling luhur era Kerajaan Majapahit, yakni Kitab Negarakertagama.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
Apabila berkunjung ke Kota Medan, Sumatera Utara, kurang lengkap jika tidak berkunjung ke tempat bersejarahnya. Berikut lima monumen di Medan yang bersejarah.
Monumen Sisingamangaraja XII
Indopublicart.org ©2022 Merdeka.com
Pertama, ada dari Monumen Sisingamangaraja XII, seorang raja dari Negeri Toba yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasoional Indonesia pada tahun 1961. Jasa yang dikenal yaitu keberaniannya dan ketegasannya menolak masuknya misionaris Eropa yang berujung pada Perang Batak atau dikenal sebagai Perang Tapanuli tahun 1878.
Tahun 1907, Sisingamangaraja XII tewas dalam pertempuran melawan Belanda. Kematiannya ini mengakibatkan beberapa wilayah jatuh ke tangan Belanda.
Monumen ini dibangun untuk mengenai jasanya dalam memperjuangkan rakyat dan negara Indonesia dalam melawan penjajah. Monumen ini memberikan kesan gagah dan kekuatan sesuai dengan dirinya saat itu.
Monumen Adipura Kota Medan
Youtube Masbro Tutorial Official ©2022 Merdeka.com
Kota Medan menjadi salah satu kota yang beberapa kali menerima penghargaan Adipura yaitu tahun 2012, 2013, dan 2014. Penghargaan ini untuk kota metropolitan terbersih yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Terletak di Medan Baru, di monumen ini terdapat angka tahun-tahun penghargaan Adipura diberikan kepada Kota Medan. Disekitar monumen terdapat tumbuhan sebagai hiasan taman di sekitarnya.
Monumen Adipura juga menjadi salah satu monumen yang dibanggakan oleh masyarakat Kota Medan. Tantangan menjadi kota metropolitan terbersih tidak mudah, namun Kota Medan mampu termasuk dalam catatan sejarah penerima penghargaan tersebut.
Monumen Perjuangan Angkatan 66
Facebook @mahen_ngl ©2022 Merdeka.com
Monumen Perjuangan Angkatan 66 Berada di Kesawan, Medan ini terdiri dari dua bagian, yaitu relief masing-masing 4 sisi dan bagian puncaknya, di cat berwarna silver dan hitam sebagai bentuk detail.
Monumen yang berdiri sejak 16 Desember 1966 dibangun untuk memeringati peristiwa kelam sejarah Indonesia yang terjadi selama tahun 1965-1966. Pada bagian sisi monumen ini terdapat relief adegan cukup sadis dan vulgar, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan pada saat peristiwa itu terjadi.
Selain penggambaran peristiwa, monumen ini juga tercantum nama-nama dari laskar pemuda yang menjadi korban peristiwa tragis tahun 65 dan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Puncak monumen terdapat sebuah jam yang sudah berfungsi normal, lambang Garuda, kelima sila Pancasila, dan wajah ketujuh pahlawan revolusi yang gugur saat itu.
Monumen Keluarga Berencana Lingkaran Biru
Indopublicart.org ©2022 Merdeka.com
Monumen KB Lingkaran Biru atau disingkat LiBi yang berada di bagian Timur Kota Medan ini berdiri pada tahun 1988. Monumen ini dibangun untuk kampanye Keluarga Berencana (KB) dan beberapa kota di Indonesia juga memiliki monumen yang sama.
Pada masa Orde Baru telah dibentuk BKKBN atau Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang bertujuan untuk menekan laju kenaikan angka penduduk di Indonesia.
Program Keluarga Berencana untuk mengedukasi masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi dan menjadi bagian kebiasaan dan rencana jangka panjang sebuah keluarga.
Monumen ini merupakan sumbangan dari tiga klinik yang ada di Kota Medan sebagai bentuk dukungannya terhadap program Keluarga Berencana.
Monumen Perjuangan Kemerdekaan
Indopublicart.org ©2022 Merdeka.com
Monumen selanjutnya yang patut untuk dikunjungi saat berada di Medan yaitu Monumen Perjuangan Kemerdekaan yang berada di Lapangan Merdeka, Kota Medan.
Bagian relief monumen ini sedang menggambarkan prosesi teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pertama kali pada 6 Oktober 1945 oleh gubernur Sumatera saat itu, Muhammad Hasan.
Monumen ini berdiri tepat di lokasi berlangsungnya pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Gubernur Sumatra.