Inspiratif, Remaja Asal Aceh Ini Ciptakan Situs Program Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Situs ini dibentuk oleh pemuda Aceh bernama Allyca Putri Anjani.
Situs ini dibentuk oleh pemuda Aceh bernama Allyca Putri Anjani.
Inspiratif, Remaja Asal Aceh Ini Ciptakan Situs Program Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Di Indonesia, HAM masih menjadi unsur yang begitu penting. Akan tetapi banyak pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di beberapa daerah salah satunya Provinsi Aceh.
Konflik di Tanah Rencong yang sudah berlangsung lama, mengakibatkan HAM sudah bukan lagi unsur penting dalam kehidupan masyarakat. Apalagi, para korbannya tidak mendapatkan keadilan yang setimpal.
Berangkat dari akar permasalahan tersebut, muncul sebuah situs terkait pelanggaran HAM yang bernama Echoes of Justice. Situs ini dibentuk oleh pemuda Aceh bernama Allyca Putri Anjani dan resmi diluncurkan pada Jumat (23/2) kemarin.
- Tueng Bila, Cara Masyarakat Aceh Menuntut atas Kerugian yang Dideritanya
- Ada Bukti Jejak Peradaban Manusia Purba, Ini Fakta Menarik Situs Loyang Mendale di Aceh Tengah
- Berkunjung ke Rumah Cut Nyak Dien, Mengenang Perjuangan Sang Pertiwi untuk Aceh
- Tragis, Remaja Putri di Aceh Diperkosa Pacar dan 15 Temannya
Dari situs Echoes of Justice, anak muda bisa ikut serta dalam mengisi upaya pemenuhan keadilan terhadap korban pelanggaran HAM di Aceh.
"Jadi Echoes of Justice ini adalah sebuah project pengungkapan masa lalu terkait konflik Aceh pada tahun 1970 hingga perdamaian pada tahun 2005," terang Allyca.
Ungkap Kebenaran Masa Lalu
Mengutip echoesofjustice.com, situs yang menggunakan motto "Rebuilding Lives, Revealing Truth" ini menjadi wadah platform media pengungkapan kebeneran pada saat konflik bersenjata di Aceh yang berlangsung sejak 1970 sampai 2005.
Lebih dari mengungkap kebeneran, situs Echoes of Justice juga mengajak semua orang untuk merawat memori sejarah yang tidak diwariskan. Kemudian, perlunya generasi muda untuk belajar sejarah yang menjadi peran kunci penyelesaian konflik masa lalu.
Pelanggaran HAM ini tak lepas dari konflik Aceh yang diiringi dengan operasi militer yang telah merenggut nyawa banyak orang tidak bersalah. Harta benda, harkat, martabat, dan peradaban pun berubah menjadi kegelapan.
(Foto: Pixabay)
Sejarah Sangat Penting
Mengutip Liputan6.com, Menurut Allyca bahwa dengan melihat sejarah menjadi salah satu hal penting yang masih tersisa dari apa yang sudah dihancurkan di Aceh.
Dari situs ini, Allyca juga mengungkapkan bahwa dengan cara inilah agar anak muda dapat memastikan bahwa sejarah kelam (kekerasan) di masa lalu kelak tidak diwariskan. Sisi lainnya, melalui sejarah juga mendapat penghormatan penuh dengan tidak melupakannya.
"Platforim ini berfokus untuk memberikan pengetahuan dalam bentuk memori kolektif terkait cerita sejarah konflik Aceh yang mungkin kita sendiri tidak pernah dengar karena bukan kita yang mengalaminya," ujar Allyca, mengutip Liputan6.com (25/2).
Tokoh Inspirasi
Dalam situs Echoes of Justice, terpampang foto salah satu tokoh yang menjadi pedoman berdirinya platform ini, yaitu George Santayana, penulis asal Spanyol. Ia berkata jika orang-orang yang melupakan sejarah akan dikutuk untuk mengulangi sejarah tersebut.
Nantinya Echoes of Justice juga akan diisi oleh berbagai cerita yang ditulis anak muda yang berada dalam lingkungan penegakan hak asasi manusia. Dari cerita-cerita itulah diharapkan menjadi gema keadilan yang mampu ditegakkan.