Mengenal Sosok Teuku Nyak Arif, Tokoh Pergerakan Nasional Melawan Belanda hingga Gubernur Pertama Aceh
Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh.
Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh.
Mengenal Sosok Teuku Nyak Arif, Tokoh Pergerakan Nasional Melawan Belanda hingga Gubernur Pertama Aceh
Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara. Hingga pada titik dikumandangkannya kemerdekaan, tubuh pemerintahan tiap daerah di Indonesia masih dalam keadaan pincang.
Salah satu putra Aceh yang jasanya patut dikenang dan diingat oleh masyarakat sampai saat ini adalah Teuku Nyak Arif. Ia termasuk dalam tokoh pahlawan Aceh sekaligus menjadikan dirinya sebagai gubernur pertama Aceh saat perlemen dibentuk.
Meski namanya kini jarang didengar, namun kiprahnya di dunia politik dan perjuangan Indonesia sudah tak perlu diragukan lagi. Berikut sosok Teuku Nyak Arif yang merdeka.com rangkum dari berbagai sumber.
-
Bagaimana Teuku Iskandar berkontribusi dalam menjaga warisan sastra Aceh? Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Bukan hanya mengumpulkan kitab-kitab miliki ulama tersohor Aceh, ia juga terjun sebagai sastrawan yang turut melahirkan berbagai macam karya yang hebat.
-
Mengapa Songket Nyakmu menjadi warisan turun temurun di Aceh? Usaha tersebut sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini dikarenakan menenun merupakan salah satu unsur budaya asli dari Aceh.
-
Kenapa Museum Kenangan Semeru dibangun? Museum yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Sumberwuluh bersama mahasiswa KKN Universitas Jember itu dapat menjadi media edukasi tentang bencana erupsi.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Apa makna mendalam yang terkandung dalam Sumpah Pemuda bagi pergerakan bangsa Indonesia sebelum merdeka? Bukan hanya perkara tulisan dan ikrar belaka, Sumpah Pemuda mengandung makna yang mendalam bagi pergerakan bangsa Indonesia di masa sebelum kemerdekaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Putra Ulee Lheue
Teuku Nyak Arif lahir pada 17 Juli 1899 di Ulee Lheue, Kutaraja atau sekarang disebut Banda Aceh. Ayahnya adalah seorang Ulee Balang (Kepala Pemerintah), yaitu Teuku Nyak Banta dan ibundanya bernama Cut Nyak Rayeuk.
Teuku Nyak Arif menempuh pendidikan di Volksschule atau sekolah rakyat di Kutaraja. Kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah Kweekschool di Bukittinggi dan sekolah di Pamong Praja OSVIA di Banten.
Ia dikenal sebagai orator yang andal meskipun dalam kehidupan sehari-harinya jarang sekali berbicara. Gemar membaca buku tentang politik dan pemerintahan, membuat jiwanya tergoyah untuk ikut perjuangan melawan penjajah.
Kegiatan Sosial
Dalam mempertahankan tanah kedaulatan Aceh, Nyak Arif tak surut membantu meningkatkan pendidikan anak di Aceh. Ia bersama Mr. Teuku Muhammad Hasan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1937.
Masih bersama koleganya, Nyak Arif menjadi pelopor berdirinya organisasi Atjehsche Studiefonds atau Dana Pelajar Aceh yang diperuntukkan anak-anak Aceh yang tidak mampu bersekolah dengan baik.
Selain itu berdiri juga Persatuan Ulama Aceh (PUSA). Para tokoh pemuda mengadakan hubungan dengan Jepang pada tahun 1940-an. Pada akhirnya PUSA "ditumpangi" oleh Jepang untuk melawan Belanda di Aceh. Nyak Arif begitu prihatin dengan pergerakan PUSA yang menganggap sebagai kemunduran.
Lawan Penjajah
Ketika masa pendudukan Jepang, Nyak Arif menuntut untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya namun ditolak oleh Residen Aceh. Hal tersebut memicu Nyak Arif begitu kontra dan memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Kedatangan Jepang ke Aceh bukanlah berita baik. Mereka melakukan peperangan melalui propaganda dan melahirkan partai-partai politik. Tak heran Muhammadiyah hingga PUSA mengalami kemunduran dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
Saat kemunduran tentara Jepang dalam perang Asia Timur Raya, momen ini dimanfaatkan pemerintah untuk mendirikan Dewan Penasihat Daerah Aceh atau Atjeh Shu Sangi Kai yang dipimpin oleh Nyak Arif.
Gubernur Pertama
Ketika Proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, berita itu tidak langsung sampai ke Aceh. Berkat seorang pemuda yang mendengar kabar proklamasi kemerdekaan, Nyak Arif langsung memanggil tokoh penting untuk mengibarkan bendera merah putih pada 24 Agustus.
Tepat pada 29 Agustus 1945, Nyak Arif ditunjuk menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Aceh. Bahkan, dirinya rela menjual aset pribadi miliknya untuk memikul biaya demi kelancaran mempertahankan Indonesia.
Hingga sampai pada 3 Oktober 1945, Nyak Arif diangkat menjadi Residen atau gubernur Aceh pertama.
Jabatannya hanya berlangsung selama setahun saja. Nyak Arif kemudian ditangkap ketika peristiwa Perang Cumbok yang melibatkan perpecahan antara ulama dan golongan bangsawan.
Namanya Diabadikan
Nyak Arif wafat pada 4 Mei 1946 di Takengon karena sakit yang dideritanya selama berada di penjara. Jenazahnya dimakamkan di Lamreung, Aceh Besar.
Sebagai bentuk penghormatan, namanya kini diabadikan menjadi nama jalan menuju kompleks makamnya, yaitu Jalan Makam Teuku Nyak Arief.