Mangalang Babi Ambat, Ritual Penangkal Penyakit dan Menolak Bala Khas Orang Batak
Ritual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Mangalang Babi Ambat, Ritual Penangkal Penyakit dan Menolak Bala Khas Orang Batak
Suku Batak memiliki beragam ritual yang sudah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Tak sedikit ritual-ritual tersebut menggunakan benda maupun makanan.
Salah satu ritualnya yang kembali dilakukan yaitu Mangalang Babi Ambat. Ya, ritual ini menggunakan daging babi sebagai menu utamanya. Ritual ini kembali dilakukan saat Pandemi COVID-19 yang dipercaya bisa menolak virus Corona sekaligus tolak bala.
Penasaran dengan ritual yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini. (Foto: Pixabay)
Asal Usul
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, ritual Babi Ambat atau makan babi ini dipercaya sebagai penghambat terjangkitnya wabah penyakit seperti Rojan Sibumbung (kolera) dan nge-nge (cacar air).
Ritual ini rutin dilakukan oleh masyarakat Batak Toba yang tinggal di kaki Gunung Pusuk Buhit atau tepatnya di bagian tepi Danau Toba.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Apa yang dimaksud dengan babat? Babat, salah satu jeroan yang digemari banyak orang, seringkali menjadi pilihan lauk pendamping nasi. Dengan rasa gurih dan tekstur kenyal, babat bisa menjadi hidangan yang sangat menggugah selera.
-
Kapan tradisi Mubeng Beteng dimulai? Prosesi topo bisu mubeng beteng biasanya dimulai pada malam satu Suro pukul 21.00 WIB.
-
Apa itu soto babat? Soto babat dan paru kuah kuning adalah hidangan khas Indonesia yang terkenal dengan kelezatan dan aroma rempah yang kaya. Memiliki rasa yang gurih dan begitu menggugah selera, resep soto babat dan paru kuah kuning ini sungguh patut untuk dicoba.
Konon, mereka mempercayai bahwa munculnya wabah penyakit tersebut akibat sang Raja Toba kalah berjudi melawan Raja Ijau sehingga mereka memohon kepada Mula Jadi na Bolon dan para Sambaoin (keramat) agar melindungi warga desa.
Kembali Dilaksanakan
Ritual ini cukup legendaris di kalangan masyarakat Batak. Usut punya usut Mangalang Babi Ambat sudah ada saat zaman nenek moyang mereka. (Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id)
Ketika virus Corona melanda Indonesia dan seluruh dunia menjadi momentum yang pas untuk mengadakan atau menghidupkan kembali ritual yang satu ini.
Pada tahun 2020 itu, Mangalang Babi Ambat kembali dilaksanakan oleh Bius Salaon yang ditujukan untuk menolak bala dan siapapun yang memakan babi tersebut terhindar dari virus Corona.
Persiapan Ritual
Untuk menjalankan proses ritual, perlu dipersiapkan beberapa orang mulai dari 1 orang pemandu spiritual (Datu), 3 orang Raja Jolo, 3 orang Raja Bius, 3 orang Pangulu, 3 orang Pande, 3 orang Raja Hoda, 3 orang Pande Hoda, 3 orang Parhara, 3 orang Sohe, 3 orang Hole.
Pelaksanaan Mangalang Babi Ambat
Proses pelaksanaan ritual dimulai dari Martoguan atau rapat untuk menentukan hari, membagi tugas untuk melaksanakan ritual. Lalu, Babi dipotong oleh Datu, kemudian ia tau apakah persembahan ini diterima oleh Sang Pencipta. (Foto: Pixabay)
Darah babi tidak dibuang, namun disiramkan secara melintang di pagar pintu atau batas pintu masuk ke desa atau wilayah di Bius Salaon untuk menangkal wabah virus masuk ke desa mereka.
Tulang bagian kepala babi, digantung di atas pohon beringin. Kemudian, daging babi itu tak di masak, hanya diberi bumbu seperti kunyit, jeruk nipis dan garam.
Sebagian lagi di masak dan dihias dengan bunga raya, daun pohon beringin lalu disajikan di atas tampi yang beralaskan daun pisang didampingi dengan lauk pauk lainnya.