Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara
Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara
Mitos Pantang Larang
Desa Padang Genting yang terletak di Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara memiliki tradisi berharga yang berperan penting dalam membentuk cara hidup dan pandangan masyarakat.
Mitos yang dimiliki oleh masyarakat disebut dengan “pantang larang”, tradisi tradisional yang berharga karena mengajarkan tata krama serta perilaku.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Dimana letak Kabupaten Batu Bara? Salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Utara ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Batu Bara? Meski namanya terkesan seperti tambang batubara, tak heran jika banyak orang mengira jika wilayah ini dulunya merupakan bekas hasil pertambangan. Namun, nyatanya pembentukan kabupaten ini berawal dari keinginan masyarakat setempat.
-
Di mana lokasi batu lesung yang dipercaya membawa berkah di Lampung Barat? Salah satu yang terkenal adalah batu lesung di Desa Luas, Kecamatan Batu Ketulis.
-
Di mana lingkaran batu misterius tersebut ditemukan? Arkeolog menemukan sebuah lingkaran batu misterius di Pegunungan Andes.
Pengertian Pantang Larang
Mengutip jurnal Cerita Rakyat Melayu Sumatra Utara Berupa Mitos dan Legenda dalam Membentuk Kearifan Lokal Masyarakat yang dipublikasikan oleh Madiah Mawar, dkk, pantang larang merupakan mitos yang dipercaya masyarakat Melayu.
Mitos tersebut mengenai ajaran-ajaran terhadap perilaku masyarakat berbentuk larangan terkait apa yang tidak boleh dilakukan. Jika larangan tersebut dilanggar maka dipercaya akan memiliki kesan yang buruk.
Pantang larang menjadi landasan kuat dalam kehidupan masyarakat Melayu di Desa Padang Genting.
Menurut mereka, pantang larang bukanlah mitos belaka, namun juga panduan hidup yang perlu dipegang teguh agar dapat menjalani kehidupan yang baik.
Terdapat beberapa pantang larang yang beredar di masyarakat Desa Padang Genting. Berikut selengkapnya.
(Foto : istockphoto.com)
1. Anak yang masih gadis dilarang makan di depan pintu
Apabila larangan tersebut dilanggar akan mengakibatkan sulitnya mendapatkan jodoh bagi gadis tersebut.
(Foto : istockphoto.com)
2. Dilarang mandi ketika hari sudah terlalu senja, atau magrib
Masyarakat memercayai, orang yang melanggar pantangan akan dirasuki setan atau makhluk halus dan banyak hewan liar yang berkeliaran.
(Foto : istockphoto.com)
3. Bagi perempuan hamil dan suaminya, dilarang untuk membunuh atau memotong hewan yang bernyawa
Jika dilanggar, dipercaya akan terjadi sesuatu pada mereka atau bayi yang berada dalam kandungan ibunya.
(Foto : istockphoto.com)
4. Seseorang dilarang menduduki bantal
Hal ini akan berakibat munculnya penyakit bisul pada area tubuh yang menduduki bantal.
(Foto : istockphoto.com)
5. Tidak boleh menyapu pada malam Jumat
Apabila dilanggar, akan mengakibatkan rezeki orang tersebut terhambat. Namun, jika sudah terlanjut, sampah yang disapu dapat diletakkan di belakang pintu atau di sudut ruangan. Keesokan harinya, sampah tersebut baru boleh dibuang pada siang hari.
(Foto : istockphoto.com)
6. Dilarang meminta utang pada saat makan
Hal ini dipercaya dapat membuat rezeki akan berpindah
(Foto : istockphoto.com)
7. Dilarang memotong kuku pada malam hari
Jika melanggar, kuku yang sudah dipotong dapat kembali, rezeki terpotong-potong, dan pendek umur
(Foto : istockphoto.com)
Hingga saat ini, mitos-mitos ini masih terus dipercaya oleh masyarakat Desa Padang Genting. Bukan hanya dari kalangan orang tua dan dewasa, anak-anak dan remaja pun memercayai mitos ini.
Dipercayanya mitos ini karena masyarakat meyakini apabila mereka menerapkan pantang larang, maka kehidupan mereka akan terhindar dari bala dan bencana.
(Foto : istockphoto.com)