Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Yuk Cicipi Mie Belitung yang Bikin Nagih
Mie Belitung, kuliner legendaris khas Bangka Belitung dengan kuah udang yang kental sungguh menggugah selera.
Tekstur kuah Mie Belitung yang kental nan lezat menjadi salah satu karakteristik dari kuliner ikonik yang ada di Bangka Belitung.
Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Yuk Cicipi Mie Belitung yang Bikin Nagih
Apabila anda ke Bangka Belitung, tak lengkap jika belum mencicipi langsung kuliner ikonik yaitu Mie Belitung. Makanan khas Bangka Belitung ini tak sekedar populer berkat cita rasanya, melainkan adanya nilai sejarah lahirnya kuliner tersebut.
Penasaran dengan Mie khas Belitung? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Akulturasi Kuliner Tionghoa
Mengutip dari beberapa sumber, Mie Belitung lahir dari akulturasi antara imigran Tionghoa dan juga warga asli Bangka Belitung yang bercampur dalam satu mangkok.
Perlu diketahui, mie ini diolah dengan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan yang menonjol adalah merica.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
Para imigran Tionghoa itulah pada awalnya sangat tertarik dengan tambang yang ada di daerah tersebut.
Terjadilah akulturasi antara orang Tionghoa dan warga asli Belitung, salah satunya Mie Belitung.
Maka dari itu, ketika memasak Mie Belitung tersebut dipengaruhi oleh budaya Tionghoa dengan cara ditumis.
Mie Kuning dan Kuah Lezat
Dalam satu mangkok Mie Belitung akan disajikan mie kuning yang disiram dengan kuah udang, potongan kentang rebus, udang, irisan timun, dan taburan emping diatasnya. (Foto: indonesia kaya)
Senjata utama dari Mie Belitung adalah kuahnya. Ya, teksturnya yang kental dan berwarna kuning keemasan dipadu dengan rempah-rempah sungguh menghasilkan rasa yang kaya dan menggoyang lidah.
Warisan Budaya Tak Benda
Selain legendaris, Mie Belitung sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud Ristek. Tujuannya adalah untuk melestarikan kuliner yang khas ini agar tidak punah. Selain itu, di masa yang akan datang, Mie Belitung masih bisa disantap oleh generasi selanjutnya.
Warung Legendaris
Untuk mencicipi Mie Belitung, anda tak perlu khawatir. Pasalnya di daerah ini ada sebuah warung makan yang sudah berjualan Mie Belitung selama lebih kurang 40 tahun. (Foto: 1001malam.com)
Namanya adalah Mie Belitung Atep. Warung yang terletak di Jalan Sriwijaya ini sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan bahkan para artis ibukota pun pernah mengunjungi tempat ini.Keunikan dari Warung Mie Atep ini disajikan di atas piring beralaskan daun Simpor, yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk membungkus makanan.
Fungsi dari pemberian daun Simpor ini untuk menambah aroma dan kehangatan makanan bisa bertahan lama.
Artis dan Tokoh Politik
Mengutip dari Antara, Mie Belitung Atep dijuluki sebagai mie artis karena sering sekali dikunjungi oleh artis-artis ibukota, bahkan tokoh-tokoh besar politik juga tak ketinggalan untuk mencicipi mie yang satu ini. (Foto: cookpad)