Mengenal Budaya Aron, Konsep Kerja Sama dan Tolong Menolong Masyarakat Suku Karo
Budaya tolong menolong dan kerja sama antar masyarakat rupanya menjadi sebuah kebiasaan bagi Suku Karo.
Budaya tolong menolong dan kerja sama antar masyarakat rupanya menjadi sebuah kebiasaan bagi Suku Karo.
Mengenal Budaya Aron, Konsep Kerja Sama dan Tolong Menolong Masyarakat Suku Karo
Konsep kerja sama dan sikap tolong menolong dalam lapisan masyarakat tampaknya sudah menjadi hal yang wajib dilakukan. Bentuk kerja sama ini bisa dilakukan dalam beragam kegiatan, mulai dari kerja bakti hingga membantu tetangga yang sedang kesusahan.
Rupanya, konsep kerja sama dan tolong menolong ini sudah menjadi sebuah budaya bagi sekelompok masyarakat khususnya di Tanah Karo, Sumatra Utara. Budaya tersebut disebut dengan Aron.
-
Bagaimana cara penduduk pulau-pulau di Indonesia saling bertukar budaya? "Kemungkinan besar populasi di pulau-pulau ini memiliki budaya khas yang berbeda, saling bertukar gaya, barang, teknologi, dan gen sampai melintasi lautan.”
-
Apa yang biasanya dilakukan sosialita di Sumatera Utara? Sosialita adalah kelompok orang yang beraktivitas sosial dan melakukan semua hal yang menyenangkan.
-
Bagaimana cara warga di Kampung Seni Yudha Asri melestarikan budaya Sunda? Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
-
Kenapa kata-kata untuk orang meninggal penting di Sumatera Utara? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita.
-
Bagaimana upaya Kutai Timur untuk melestarikan budayanya? Di beberapa desa dan kawasan, ada yang masih menerapkan norma-norma adat. Kami mengedepankan pendekatan itu untuk mengatasi berbagai persoalan, sekaligus ikut melestarikan budayanya," kata Kasmidi.
-
Kapan kira-kira budaya Wari berkembang? Budaya Wari merupakan budaya yang ada pada abad ke-7 - ke 13 di wilayah bagian Peru. Namun pada tahun 1100 Masehi, budaya Wari dihancurkan oleh Kekaisaran Inca yang saat itu sedang bangkit.
Aksi tolong menolong dan kerja sama ini sudah terjalin secara turun temurun yang berasal dari nenek moyang Suku Karo. Tak heran jika budaya ini sudah mendarah daging di masyarakat Suku Karo dan sudah bagian dari pola kehidupan sehari-hari.
Berikut ulasan Budaya Aron ala Suku Karo yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Arti dan Maksud Aron
Mengutip dari berbagai sumber, istilah Aron diadaptasi dari bahasa setempat yaitu Sisaron-saronyang yang artinya saling membantu yang diwujudkan dalam upah tenaga oleh orang-orang muda atau dewasa.
Maksud dan tujuan dari konsep tolong menolong ala orang Suku Karo ini untuk menghadapi ancaman dari pihak lain atau dalam mengerjakan sesuatu yang membutuhkan cukup banyak tenaga manusia.
Bentuk pekerjaan yang menjadi bagian dari kerja sama dan tolong menolong itu biasanya dalam mengerjakan sawah ataupun ladang sesama anggota. Konsep ini pada akhirnya seperti upah tenaga dari masing-masing anggota.
Contohnya, salah satu anggota Aron sedang mengerjakan ladang, maka seluruh anggota Aron lainnya wajib datang ke ladang milik anggota tersebut. Begitu seterusnya dengan cara bergilir.
Budaya Sejak Lama
Budaya Aron telah dilakukan oleh masyarakat Suku Karo sejak zaman dahulu. Saat itu, masyarakat Karo sudah dekat dengan budaya Aron, bahkan hampir seluruh kegiatan sehari-hari mereka dilakukan dengan Aron. Seperti kehidupan rumah tangga, sosial, hingga pertanian.
- Karier dan Jabatan Mentereng Para Peraih Adhi Makayasa Akpol 1990-1996, Ada yang Sudah Bintang 3
- 154 Orang Jadi Korban Penipuan Modus Rekrut Tenaga Kerja di Bekasi
- 50 Kata-Kata Perpisahan Kerja yang Menyentuh Hati untuk Rekan Sejawat & Atasan
- Marak Penipuan Berkedok Lowongan Kerja di Bekasi, Waspadai Modus Pelaku
Budaya Aron sendiri bukanlah sikap "manja" atau keakraban dalam masyarakat Karo semata, melainkan Aron menjadi sebuah entitas bagi masyarakat Karo sebagai etnis yang kuat di Sumatra Utara.
Citra kuat di dalam masyarakat Karo itu bukan sebagai identitas saja, tetapi juga dibuktikan ketika masa penjajahan. Pihak Belanda pun cukup kesulitan menaklukkan wilayah Karo karena hubungan erat antar masyarakatnya yang sudah terbangun dengan kokoh.
Pergeseran Makna
Seiring perkembangan zaman, budaya Aron pun turut beradaptasi. Sejak tahun 1980-an, Aron berubah menjadi sebuah tenaga kerja sewaan oleh pemilik sawah dan membayar upah sesuai dengan waktu kerja.
Tak hanya itu, sumber daya manusia atau anggota Aron pun juga semakin sedikit. Hal ini disebabkan dengan waktu kerja yang relatif lebih cepat dengan upah yang lebih kecil.
Semakin berkurangnya SDM, kebanyakan Aron justru didatangkan dari luar daerah Karo, seperti Aron-Aron dari Berastagi, Samosir, dan juga Sidikalang yang mayoritas berasal dari Suku Batak Toba.