Kilauan Mutiara Laut Menghubungkan Komunitas Kuno 12.000 Tahun Lalu di Kepulauan Indonesia
Sebuah tim peneliti menemukan adanya kesamaan dalam menjahit lapisan cangkang reflektif pada pakaian dan barang-barang lainnya di tiga pulau di Indonesia.
Sebuah tim peneliti telah menemukan adanya kesamaan dalam menjahit lapisan cangkang reflektif pada pakaian dan barang-barang lainnya di tiga pulau di Indonesia pada masa 12.000 tahun lalu.
Kilauan Mutiara Laut Menghubungkan Komunitas Kuno 12.000 Tahun Lalu di Kepulauan Indonesia
Tim yang dipimpin oleh Associate Professor Michelle Langley dari Griffith University dan Professor Sue O'Connor dari Australian National University (ANU) menggunakan analisis mikroskopis canggih untuk menyelidiki manik-manik cangkang Nautilus dari Gua Makpan di pulau Alor, Indonesia. Menariknya, temuan tren gaya dalam hiasan ini juga terlihat di setidaknya dua pulau lainnya.Kemiripan mencolok antara manik-manik di Alor, Timor, dan Kisar menandakan ada kesamaan dalam menjahit manik-manik bersinar pada pakaian atau benda lainnya.
Dari temuan ini, tim menyimpulkan ada tradisi hiasan yang sama di wilayah tersebut dari masa Terminal Pleistosen (akhir Zaman Es) sekitar 12.000 tahun yang lalu.
-
Kapan manusia purba tiba di Pulau Timor? 'Tidak adanya manusia di Pulau Timor lebih awal dari setidaknya 50.000 tahun lalu merupakan hal yang signifikan karena menunjukkan manusia purba ini tiba di pulau tersebut lebih lambat dari yang diyakini sebelumnya,' kata O'Connor, seperti dilansir Aljazeera, Kamis (23/5).
-
Di mana daratan kuno itu ditemukan? Sebuah daratan yang pernah menjadi rumah bagi setengah juta orang telah ditemukan di lepas pantai Australia utara.
-
Di mana peradaban kuno itu ditemukan? Di dalam perairan Danau Huron, salah satu dari lima danau besar atau Great Lakes di Amerika Utara tersembunyi rahasia peradaban kuno yang kini baru terkuak.
-
Kapan daratan kuno itu tenggelam? Hal ini membagi benua super Sahul menjadi New Guinea dan Australia, serta memisahkan Tasmania dari daratan utama.
-
Dimana pulau ditemukan? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Kapan manusia purba tinggal di wilayah ini? Temuan di lereng timur gua memberikan informasi yang lebih tepat bagi para peneliti dalam hal ekskavasi, membawa mereka kembali ke 86.000 tahun yang lalu.
Bukti DNA baru-baru ini telah menunjukkan adanya hubungan genetik antara orang-orang di berbagai pulau di Indonesia, namun hingga saat ini belum diketahui seberapa mirip budaya populasi tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan ini, tim dari Griffith dan ANU menganalisis manik-manik dari Makpan dan menemukan metode produksinya tidak hanya sangat konsisten, tetapi juga mirip dengan manik-manik yang sebelumnya ditemukan di pulau Timor dan Kisar.
Koleksi perhiasan
"Waktu dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat manik-manik kecil berkilau dalam jumlah yang ditemukan secara arkeologis pasti sangat lama, menunjukkan manik-manik tersebut merupakan bagian penting dari koleksi perhiasan komunitas Makpan," kata penulis utama, Associate Professor Langley, dari Griffith's Australian Research Centre for Human Evolution, dalam sebuah pernyataan pers.
Sumber: Ancient Pages
Tak hanya itu, dalam periode ini juga terjadi peningkatan dalam teknologi perikanan, ditandai dengan munculnya kail ikan dari cangkang serta obsidian dan artefak eksotis yang muncul di kumpulan tersebut.
Dilansir dari Ancient Pages, kemiripan antara manik-manik dan kail ikan dari pulau-pulau yang berbeda, ditambah dengan keterampilan dan upaya yang diperlukan untuk membuatnya, menyiratkan praktik ini merupakan sebuah tradisi bersama antar pulau-pulau, yang menunjukkan adanya interaksi yang sering terjadi di seluruh lautan.
Lebih lanjut, tim yang menggali Gua Makpan menemukan ribuan cangkang di tumpukan sisa makanan.
"Yang menarik," kata Dr. Shimona Kealy dari ANU, "adalah bahwa cangkang Nautilus, yang digunakan untuk membuat manik-manik, hampir sepenuhnya tidak ada dalam tumpukan sisa makanan kerang kuno ini, yang menunjukkan bahwa cangkang Nautilus tidak dikumpulkan untuk makanan, tetapi dikhususkan untuk kerajinan."
Professor Sue O’Connor mengingat, "Ketika kami menggali di Gua Makpan di Alor, kami kagum dengan banyaknya butiran cangkang yang kami temukan, dan bagaimana kami terus menemukannya bahkan sampai ke lapisan penggalian paling bawah.
Mengingat kedalaman penggalian yang dilakukan, kami berpendapat kemungkinan besar manik-manik tertua berada dalam endapan zaman Pleistosen."Yang penting, ini berarti penduduk Makpan mengumpulkan cangkang Nautilus semata-mata untuk tujuan pembuatan manik-manik. Ini menggambarkan sebuah masyarakat yang cukup aman untuk menginvestasikan upayanya dalam memanen dan mengolah sumber daya untuk keperluan estetika tanpa manfaat praktis yang jelas.
Saling bertukar gaya
Semua faktor ini digabungkan untuk menciptakan "gambaran tentang 'komunitas praktik' antar pulau dengan nilai dan pandangan dunia yang sama," kata Associate Professor Langley.
"
"Kemungkinan besar populasi di pulau-pulau ini memiliki budaya khas yang berbeda, saling bertukar gaya, barang, teknologi, dan gen sampai melintasi lautan.”