25 Mei 1958: Meninggalnya Ismail Marzuki, Pencipta Lagu Nasional yang Inspiratif
Nama Ismail Marzuki tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pencipta lagu nasional asal Jakarta tersebut dianggap oleh banyak pihak sebagai salah seorang seniman paling berpengaruh di Indonesia. Karya-karyanya sampai sekarang masih terus didengarkan di berbagai platform.
Nama Ismail Marzuki tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pencipta lagu nasional asal Jakarta tersebut dianggap oleh banyak pihak sebagai salah seorang seniman paling berpengaruh di Indonesia. Karya-karyanya sampai sekarang masih terus didengarkan di berbagai platform.
Tepat hari ini, 25 Mei pada 1958 silam, Ismail Marzuki meninggal dunia. Sepanjang hidupnya, ia banyak menulis lagu-lagu nasional yang memiliki pengaruh besar bagi bangsa Indonesia. Berkat jasa-jasanya, namanya diabadikan di pusat seni Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki di Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Dimana Tari Rayak-rayak Sukabumi berasal? Tari ini merupakan kesenian asli wilayah Sukabumi, dan menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
-
Dimana Suku Haloban tinggal? Di Kabupaten Aceh Singkil tepatnya di Kecamatan Pulau Banyak Barat, terdapat sebuah kelompok suku yang keberadaannya cukup jarang terkespos oleh media yaitu Suku Haloban.
-
Apa yang dirayakan di hari Jumat Agung? Jumat Agung merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Kristen di mana umat memperingati penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus.
Pria kelahiran 11 Mei 1914 tersebut lahir dari keluarga Betawi. Nama sebenarnya adalah Ismail, sedangkan ayahnya bernama Marzuki, sehingga banyak orang memanggilnya Ismail Marzuki. Berikut perjalanan hidup Ismail Marzuki yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:
Perjalanan Karier Ismail Marzuki
©tulisantertulis.files.wordpress.com
Ismail memulai kariernya di bidang musik sejak usianya masih 17 tahun. Saat itu, ia berhasil mengarang lagu “O Sarinah” pada tahun 1931. Pria kelahiran 11 Mei 1914 tersebut mempunyai ketertarikan yang mendalam di bidang seni. Kemudian pada 1936, Ismail memasuki perkumpulan orkes Lief Java sebagai pemain saxophone, dan harmonium pompa.
Pada masa penjajahan Jepang, Ismail juga turut aktif dalam orkestra radio pada Hozo Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Saat masa pendudukan Jepang berakhir, ia meneruskan siaran musiknya di RRI. Setelah itu, ketika RRI kembali dikuasai Belanda pada 1947, Ismail Marzuki tidak mau bekerja sama dengan Belanda dan memutuskan keluar dari RRI.
Beragam sisi nasionalisme dan romantisme berhasil digabungkan oleh pria yang namanya diabadikan sebagai pusat taman seni budaya yang ada di Jakarta pada 1968. Ia melahirkan sebuah lagu dengan syair yang kuat dan bermakna sangat dalam jika dilihat dari sisi melodia. Jenis karyanya memang terkenal sangat beragam, bahkan ia juga menciptakan lagu keroncong yang ia beri judul Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.
Sepanjang hidupnya, Ismail Marzuki telah memiliki karya lebih dari 250 lagu yang masih terus didengarkan hingga saat ini. Beberapa karyanya yang populer adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada 1944 pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.
Meninggalnya Ismail Marzuki
©2016 google
Ismail Marzuki dinilai sebagai sosok seniman musik seutuhnya. Meski dijuluki sebagai “seniman salon” karena acap menolak main di pesta pernikahan, bukan berarti karya-karyanya tidak merakyat. Berkat kecemerlangannya, justru lahir beberapa lagu kebangsaan yang lekat dengan rakyat.
Beberapa lagunya yang berhasil mempresentasikan kalau Ismail Marzuki dekat dengan rakyat, yaitu “Indonesia Tanah Pusaka”, “Bisikan Tanah Air”, dan “Gagah Perwira”. Hal ini yang kemudian membuat nama Ismail Marzuki sampai saat ini terus dikenang oleh bangsa Indonesia dan terus menginspirasi banyak musisi Tanah Air.
Pada 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun. Meski Ismail telah tiada, namun karyanya abadi hingga kini Seperti karyanya yang memberikan kesan keabadian. Berkat karya-karyanya yang fenomenal, Ismail mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004 setelah sebelumnya namanya diabadikan sebagai nama pusat seni yang ada di Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Meski begitu, ada karyanya yang hingga kini masih diperdebatkan oleh masyarakat yaitu lagu "Halo-Halo Bandung".