Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara
Berprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.
Berprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.
Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara
Mr. Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak mungkin namanya terdengar asing di telinga kita. Namun, peran jasa dan perjuangannya selama hidup patut mendapat apresiasi sebesar-besarnya.
Nazir merupakan salah satu putra kebanggaan dari Minangkabau yang lahir di Salayo, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 10 April 1896.
Semasa mudanya, ia menempuh pendidikan di Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia lalu melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Leiden di Belanda. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Siapa yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Peringatan Hari Santri seyogyanya sebagai pengingat bahwa para santri punya andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, teruslah berjuang di jalan dakwah untuk memelihara persatuan dan kerukunan Tanah Air. Selamat Hari Santri Nasional 2023!
-
Siapa sosok inspiratif yang dikaitkan dengan Hari Sarjana Nasional? Sosok Sosrokartono menjadi salah satu inpirasi, sehingga dibentuk Hari Sarjana Nasional untuk memberikan penghargaan bagi anak bangsa yang telah berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Bukan hanya tanggal yang kita rayakan, tetapi semangat dan cita-cita yang diwariskan oleh para pahlawan. Merdeka! Selamat HUT RI ke-79!
-
Mengapa Chatib Sulaiman dianggap sosok inspiratif? Melalui kebiasannya itulah memicu pola pikir untuk semakin memajukan masyarakat di era gempuran kolonial Belanda.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
Nazir Pamoentjak lebih dulu lahir ketimbang Mohammad Hatta yang terpaut lima tahun. Selama hidupnya, Nazir menjadi salah satu mentor semasa muda Moh. Hatta hingga menjadi teman dekat dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok dari Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak selama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Dirikan Cabang JSB
Ketika Nazir sudah lulus menempuh pendidikan HBS di Batavia, ia memang sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Leiden. Namun, mimpinya ini terhalang oleh kapal ke Eropa sering terhalang akibat perang dunia.
Sembari menunggu kondisi terkendali, Nazir menyempatkan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu keluarga. Mendengar kepulangannya ke Solok membuat pengurus Jong Sumatranen Bond (JSB) mendorong dirinya untuk mendirikan cabang di Padang di Bukittinggi.
Dorongan tersebut ia penuhi, kemudian Nazir menyempatkan berpidato di depan siswa sekolah menengah di Padang.
Saat itulah ia berbicara soal pendirian kumpulan pemuda di Sumatera yang sudah terlambat dua tahun dari Jawa yang didirikan tahun 1915.
Ketua Perhimpunan Indonesia
Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia. Saat itu ia ikut dalam kelompok pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama dengan Moh. Hatta.
Perjuangan kemerdekaan di luar negeri semakin melebar setelah lebih aktif menyuarakan kemerdekaan melalui majalah Indonesia Merdeka dan memperluas propaganda ke luar negeri Belanda.
- Sosok Jusuf Muda Dalam, Gubernur BI Era Soekarno Asal Sigli yang Dijatuhi Hukuman Mati
- Sosok Laksamana Muda Mohammad Nazir, Orang Indonesia Pertama yang Raih Ijazah Pelayaran Samudera
- Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI
- Menlu Retno Paparkan Data Diplomasi Ekonomi yang Bikin Indonesia Cuan
Kemudian, PI mengirim Nazir, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo dan beberapa tokoh lainnya untuk menghadiri Kongres Internasional Menentang Kolonialisme yang berlangsung di Brussels, Belgia pada tahun 1927.
Sempat Dipenjara
Masih di tahun 1927, Nazir bersama Moh. Hatta, Ali Sastroamijoyo, dan Abdulmajid Djojohadiningrat dijebloskan ke penjara oleh Kerajaan Belanda karena gerakan kemerdekaannya yang semakin menggeliat. Mereka semua ditahan selama kurang lebih 5,5 bulan.
Kemudian Moh. Hatta sempat berpidato secara fenomenal dalam sidang Indonesie Vrij kedua pada tahun 1928 dan berhasil dibebaskan oleh hakim dari segala tuntutan dan juga dituduhan karena tidak ada bukti satupun.
Mereka kemudian mendapat apresiasi dari Perdana Menteri Belanda, Willem Drees dan anggota parlemen Belanda bernama Mr. Duys.
Menetap di Luar Negeri
Setelah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di luar negeri, Nazir memutuskan untuk tetap tinggal di Belanda dan memiliki seorang putri bernama Lidia Djunita Pamoentjak yang dikenal dengan Jajang C. Noer.
Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya kini diabadikan menjadi salah satu ruas jalan yang ada di tanah kelahirannya, Solok.