Petani di Deli Serdang Bunuh Teman Sekampung, Alasannya Bikin Terenyuh
Seorang pria di Deli Serdang, Sumatra Utara, membunuh teman sekampungnya karena sakit hati lantaran sang ibu dihina oleh korban.
Seorang pria bernama Satria Efendi Jaya Sembiring (31) warga Desa Penen, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), ditangkap polisi pada Selasa (12/10) usai membunuh teman sekampungnya.
Pelaku yang berprofesi sebagai petani tersebut ditangkap petugas saat berada di rumahnya. Hal ini disampaikan oleh Kasatrekrim Polresta Deli Serdang, Kompol Muhammad Firdaus pada Rabu (13/10).
-
Mengapa Serumbung Sumur penting? Ini karena selain sebagai penjernih air, serumbung sumur juga mampu mendistribusikan air melalui pipa-pipa tanah liat yang disambungkan sampai ke sumber air warga.
-
Bagaimana sukrosa dibentuk? Sukrosa artinya sama dengan gula pasir. Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari 80% tebu dan 20% gula bit.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Bagaimana pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
"Kita mengamankan pelaku pasca kejadian pembunuhan Heri Waruwu (45). Saat diinterogasi, Ia mengaku telah membunuh korban," terang Firdaus.
Pelaku membunuh korban memakai sebilah parang. Akibatnya, korban mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuhnya.
"Hasil pemeriksaan Puskesmas Biru-biru, terdapat tiga luka bacok di bagian kepala belakang korban. Begitu juga di bahu kiri lebih kurang tujuh centimeter," ungkap Firdaus.
Saat ini, pelaku sedang menjalani pemeriksaan intensif Satreskrim Polresta Deli Serdang. Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Pelaku Tak Terima Ibunya Dihina
Dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksinya tersebut lantaran tak terima ibunya dihina oleh korban.
Sebelum kejadian, pelaku dan korban sempat bertemu dan terlibat obrolan.
"Korban bilang 'sudah mati mamak kau itu' kepada pelaku. Dari situlah, bersangkutan tidak senang hingga menghabisi nyawa Heri Waruwu dengan sebilah parang," ujar Firdaus.
Akibat perbuatannya itu, pelaku saat ini dijerat pasal 338 KUHPidana dengan ancaman 15 tahun penjara.
Kronologi Kejadian
Pembunuhan ini berawal saat korban dan pelaku sedang berada di sebuah warung di desa mereka sekitar pukul 22.00 WIB.
Keduanya mengobrol sambil minum tuak. Di tengah-tengah minum tuak, korban menawarkan makanan kepada pelaku. Pelaku menolak dan mengaku sedang pusing karena sang ibu tengah sakit. Namun korban justru menjawab dengan perkataan yang menyinggung pelaku.
"Pelaku yang ditawarkan makanan menjawab bahwa sedang pening, lantaran ibunya sakit. Korban membalas dengan perkataan 'nanti matinya mamak kau itu'," jelas Firdaus.
Setelah menghina ibu pelaku, korban kemudian pergi meninggalkan warung tuak dan pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari kediaman pelaku.
Pelaku sakit hati dan mendatangi korban. Keduanya sempat terlibat cekcok sebelum akhirnya pelaku membacok korban hingga tewas.
"Pelaku yang sakit hati ibunya dihina mendatangi korban. Di situ, terjadi cekcok antara keduanya sampai berujung perkelahian. Dia (Satria Efendi Sembiring) mengeluarkan sebilah parang yang kemudian membacok Heri Waruwu dengan membabi buta hingga tewas berlumuran darah," tambah Firdaus.