2 Orang Tajir Ini Dikenal Bersaing Sengit soal Luar Angkasa, Kini Singkirkan Gengsi Demi Cuan
Jeff Bezos dan Elon Musk akur jika sudah berbicara cuan. Ini buktinya.
Jeff Bezos dan Elon Musk akur jika sudah berbicara cuan. Ini buktinya.
2 Orang Tajir Ini Dikenal Bersaing Sengit soal Luar Angkasa, Kini Singkirkan Gengsi Demi Cuan
Amazon dilaporkan telah menandatangani kontrak dengan saingannya, SpaceX, guna menyukseskan rencana Project Kuiper.
Pendiri SpaceX Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos telah dikenal sebagai rival. Persaingan mereka selama bertahun-tahun merambat ke persaingan dalam membawa manusia ke luar angkasa. Mereka juga pernah terlibat perdebatan secara terbuka.
-
Bagaimana Jeff Bezos dan rekan-rekannya merasakan perjalanan ke luar angkasa? Bezos juga menyatakan bahwa dia tidak merasa gugup dalam perjalanan tersebut. Bahkan menurut pengakuannya, dia dan awak roket lainnya tertawa-tawa di dalam kapsul, tanpa merasa gugup sama sekali.
-
Mengapa Jeff Bezos mundur dari Amazon? Pendiri sekaligus mantan CEO Amazon ini mundur dari jabatannya untuk berkonsentrasi lebih kepada Blue Origin, perusahaan antariksa ciptaannya.
-
Apa yang dirasakan Jeff Bezos saat berada di luar angkasa? Bagi Jeff Bezos, melayang di luar angkasa dalam gravitasi nol terasa seperti kembali ke dalam kandungan.
-
Apa yang Elon Musk bagikan baru-baru ini? Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, baru-baru ini membagikan sebuah video pertunjukan fashion show yang dihasilkan oleh AI, menampilkan berbagai pemimpin dunia dan tokoh teknologi terkemuka.
-
Bagaimana Mark Zuckerberg dan Elon Musk bisa menjadi orang terkaya di dunia? Meskipun Zuckerberg merupakan orang dengan gaji paling kecil di Meta, pada 2023, ia menerima USD 24,4 juta atau sekitar Rp396 miliar dalam “kompensasi lain.” Menurut pernyataan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), kebanyakan dari “kompensasi lain” tersebut digunakan dalam biaya keamanan bagi Zuckerberg.
-
Apa yang dikatakan Elon Musk tentang perubahan? Beberapa orang tidak suka perubahan, tetapi kamu perlu menerima perubahan jika alternatifnya adalah bencana.
Namun, Amazon tampaknya berhasil menekan gengsi demi keberhasilan proyek besarnya.
Dilansir dari website resmi Amazon, CNN, dan Hypebeast, Senin (4/12), Amazon telah menandatangani perjanjian untuk meluncurkan satelitnya pada tiga peluncuran roket SpaceX Falcon 9. Peluncuran ini diharapkan akan segera dimulai pada pertengahan tahun 2025.
Satelit ini adalah bagian dari Project Kuiper yang dibuat pada tahun 2019.Dalam proyek ini, Amazon berencana untuk meluncurkan jaringan satelit secara global untuk menyediakan konektivitas internet broadband. Lebih dari tiga ribu satelit ingin diluncurkan perusahaan ini.
Jaringan satelit ini akan mengorbit di orbit rendah Bumi (LEO), sekaligus bersaing dengan layanan Starlink SpaceX yang sudah memiliki lebih dari lima ribu satelit di orbit.
Berdasarkan persyaratan persetujuan dengan Komisi Komunikasi Federal (FCC), Amazon harus meluncurkan dan mengoperasikan setidaknya lima puluh persen dari satelit tersebut pada tahun 2026.
Tampaknya, persyaratan inilah yang membuat Amazon memutuskan untuk bekerja sama dengan saingan beratnya sendiri.
Selain SpaceX, Amazon juga telah menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan lainnya seperti United Launch Alliance, ArianeGroup, dan Blue Origin untuk menerapkan Project Kuipernya.
Namun, kontrak ini awalnya memicu gugatan dari para pemegang saham.
Klaim ini langsung disangkal juru bicara Amazon. Menurutnya hal itu tidaklah benar.
“Klaim dalam gugatan ini benar-benar tidak beralasan, dan kami berharap dapat menunjukkan hal tersebut melalui proses hukum.”
- Keren, Petani Muda Ini Bisa Hasilkan Rp1,5 Miliar dalam Sekali Panen
- Ini 20 Orang Terkaya di Planet Bumi Versi Bloomberg
- Jatuh Bangun Ilham, Mantan Pecandu Narkoba Sukses Jadi Pengusaha Sepatu dan Raup Omzet Rp6 Miliar
- Tak Banyak yang Tahu, Pria Tajir Berharta Rp26 Triliun Ternyata Crazy Rich Cirebon
Dalam pernyataannya mengenai kerja sama dengan SpaceX, Amazon juga menyatakan bahwa kesepakatan sebelumnya:
"Memberikan kapasitas yang cukup untuk meluncurkan sebagian besar konstelasi satelit kami, dan peluncuran tambahan dengan SpaceX menawarkan lebih banyak kapasitas untuk mendukung jadwal implementasi kami.”