Sosok Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Membusuk di Koja Jakarta Utara di Mata Tetangga
Istri korban dikenal sebagai orang yang jarang bersosialisasi dengan warga.
Istri korban dikenal sebagai orang yang jarang bersosialisasi dengan warga.
Sosok Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Membusuk di Koja Jakarta Utara di Mata Tetangga
Ayah dan balita ditemukan membusuk pada hari Sabtu (28/10) lalu. Penemuan tersebut membuat geger warga Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Korban berinisial HR (50) dan anak terakhirnya AQ (2). Selain itu, warga setempat sempat melihat istri korban berinisial NP dan anak sulungnya ADA (4) terpantau kondisi tergeletak lemas.
Teguh Santoso, saksi mata dan tetangga dari korban menerangkan saat ditemukan kondisi jasad AQ terdapat luka memar disertai bengkak-bengkak di sekujur tubuhnya.
"Bapaknya tergeletak di kamar mandi dalam kondisi tengkurap, kalau anaknya yang bayi itu jasadnya kelihatan ada semacam luka memar ada bengkak. Pas jasad mereka diangkat, itu bengkak semua badannya," ujar Teguh saat ditemui Merdeka.com di lokasi (30/10).
Teguh mengatakan, seminggu belakangan ini ia tak melihat keberadaan korban. Rumah ternampak tertutup rapat, serupa tak berpenghuni.
Menurut Teguh, dirinya pasti akan bertemu HR saat mengunjungi masjid untuk salat berjemaah. Sebab, kebiasaan HR yang selalu Salat Maghrib, Isya dan Subuh di masjid dekat rumahnya.
"Selama seminggu terakhir saya enggak ngelihat suaminya, saya pikir juga kok tumbenan ini keluarga enggak kelihatan. Itu bapaknya kalau Subuh, Maghrib, Isya bareng sama saya. Uh orangnya baik, kalem bawaannya santai," jelas Teguh.
Teguh menuturkan, melalui tukang ikan langganan keluarga HR per tanggal 18 Oktober 2023 sempat menawarkan ikan ke istrinya yang berinisial NP. Namun NP menghiraukan tawaran tersebut dan menjawab "maaf bapaknya lagi sakit".
Besok harinya, tukang ikan tersebut kembali menawarkan dagangan kepada keluarga HR namun tak ada jawaban alias lost contact.
"Ada tukang ikan langganan beliau sempet nawarin per tanggal 18 Oktober kemarin ke istrinya, dia jawabnya maaf bapaknya lagi sakit, itu per tanggal 18 kemarin loh. Nah, tanggal 19 Oktober ditawarin lagi, dari situ udah lost contact enggak ada respon," tutur Teguh.
Kata Teguh dan beberapa warga lainnya, istri HR memang terkenal jarang bersosialisasi dengan lingkungannya.
"Istrinya ini enggak pernah keluar, tertutup," ujarnya.
Teguh dan warga sekitar Jalan Balai Rakyat V menilai tak ada konflik ekonomi yang menjadi latar belakang kasus meninggalnya ayah dan anak, menurut mereka keluarga HR memiliki ekonomi yang baik, HR merupakan pekerja di sektor biro perjalanan umrah.
"Weh, ekonominya bagus, enggak ada masalah sama ekonomi, ya terlihat dari rumahnya, kendaraannya. Ada mobil ada motor, tapi ya itu keluarganya tertutup," ujar Teguh dan warga (30/10).
Terungkap, keluarga HR telah menetap di Jalan Balai Rakyat V Nomor 12 sejak tahun 1998.
"Mereka disini udah sejak tahun 1998 udah menetap. Keturunannya itu udah di sini semua, dia orang Sulawesi, Makassar," katanya.