5 Teknologi canggih NASA yang buat kita bisa tinggal di Mars
5 Teknologi canggih NASA yang buat kita bisa tinggal di Mars. NASA realistis dalam hal 'invasi' ke Mars. NASA masih belum melihat manusia akan bisa sesegera mungkin menjadikan Planet Merah tersebut sebagai habitat, namun NASA sudah membuat progres dengan mengembangkan berbagai peralatan canggih untuk pergi ke Mars.
NASA adalah pihak yang sangat ambisius namun realistis dalam hal 'invasi' manusia ke Mars. NASA masih belum melihat manusia akan bisa sesegera mungkin menjadikan Planet Merah tersebut sebagai habitat, namun NASA sudah membuat progres dengan mengembangkan berbagai peralatan canggih untuk pergi ke Mars.
Beberapa minggu lalu, NASA merilis sebuah laporan tentang bagaimana perkembangan mereka dalam hal melancong ke Mars. Proyek yang diberi nama, dan diberi tagar di sosial media berupa #JourneyToMars ini, sudah sampai pada tahap yang menjanjikan. Bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade kita sudah dengan mudah bepergian ke Mars.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA cari dalam penelitian UFO? Misi NASA adalah untuk menemukan yang tidak diketahui, " kata Nelson, seperti dilansir laman Science Alert, Jumat (15/9). "Saya telah mengatakan beberapa kali dalam komentar saya di sini hari ini bahwa kami di NASA menangani ini secara terbuka dan kami akan transparan dalam hal ini."
Berikut adalah berbagai kecanggihan yang telah dikembangkan NASA agar umat manusia bisa melancong atau bahkan tinggal di Mars.
Roket yang sangat besar
Generasi selanjutnya dari roket Space Shuttle milik NASA akan segera bisa meluncur di 2018 mendatang. Ketika roket ini sudah siap, roket ini mampu membawa 70 metrik ton muatan ke orbit. Roket ini juga akan dikembangkan hingga mampu membawa muatan sebanyak 130 ton metrik ke Mars.
Dengan tinggi sekitar 116 meter, roket bernama SLS ini akan menjadi kendaraan terbesar yang pernah dibuat manusia. Selain itu, ini akan jadi roket yang lebih kuat ketimbang roket Saturn V yang membawa astronot Apollo ke Bulan.
Tenaga penggerak yang lebih canggih dan eksperimental
Roket SLS dimotori oleh hidrogen cair dan oksigen cair. Namun tenaga ini hanya bisa untuk mendorong roket beserta pesawat luar angkasa berisi astronot untuk keluar dari orbit Bumi. Untuk mencapai Mars dengan jarak tempuh sekitar tujuh bulan, diperlukan bahan bakar roket yang jumlahnya sangat-sangat banyak. Hal ini membuat proyek ini sangat mahal.
Namun akhirnya NASA mengembangkan mesin dengan tenaga surya untuk mengirim barang, persediaan, atau bahkan astronot untuk ke Mars. Metode ini bernama 'Solar Electric Propulsion,' yang memancarkan ion, di mana tenaga matahari menyediakan elektron untuk mendorong mesin dalam kecepatan tinggi.
Teknologi ini sudah ada di depan nyata. Namun NASA masih ingin membuatnya lebih sempurna lagi, dengan membuat mesin ionnya lebih besar dan kuat. Mesin ini akan dirampungkan di kira-kira tahun 2020.
Habitat 'Deep Space'
Astronot yang berada dalam misi ke Mars, tentu tak bisa jika hanya terkungkung di dalam pesawat luar angkasa saja di setiap harinya. NASA akhirnya mengembangkan sebuah tempat yang bisa jadi habitat astronot selama berada di Mars. 'Deep Space Habitat' ini terdiri dari semacam ruang keluarga dan kamar mandi.
Namun habitat ini masih belum sempurna karena masih belum dilengkapi penunjang kehidupan, serta belum anti kebakaran dan radiasi.
Habitat ini rencananya akan berbentuk portable dan didirikannya dengan diisi udara layaknya tenda ban. NASA bekerja sama dengan Bigelow Aerospace untuk mengembangkan ini.
Pakaian astronot yang lebih fleksibel
Para astronot di Mars bisa jadi akan menghabiskan satu tahun atau lebih di Mars. Selama waktu tersebut, berjalan-jalan keluar adalah ide yang cukup buruk, dikarenakan Mars bukanlah tempat yang baik untuk berkeliaran karena dingin, badai angkasa, dan berbagai hal lain.
Akhirnya NASA menciptakan pakaian luar angkasa terbaru untuk memproteksi astronot dari radiasi yang bisa membunuh, dingin serta tipisnya atmosfer, namun tetap nyaman dan fleksibel untuk dipakai. Terbuat dari bahan yang lebih fleksibel, astronot tak akan terlihat sulit untuk bergerak. Bahkan bentuknya saja tidak 'menggembung' seperti bagaimana kita mengasumsikan baju astronot pada umumnya.
Koneksi internet menggunakan laser
Mars adalah planet yang cukup jauh dari Bumi. Dalam jarak terdekatnya pun jaraknya masih 54.5 Juta kilometer. Tentu koneksi internet akan sangat parah di sana.
Laporan terbaru NASA terkait koneksi internet adalah tentang Mars rovers yang mengirimkan data dengan koneksi sebesar 2MB per detik. Sementara di International Space Station, koneksi datanya sebesar 300 MB per detik. Tentu untuk mendarat dan melakukan navigasi di Mars, koneksi internet harus lebih cepat. NASA butuh sekitar 1 GB per detik.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan laser. Teknologi ini pun sudah melalui tahap uji coba sejak 2013 lalu. Ketika itu, berbagai robot eksplorasi yang berada di Bulan dilaporkan mampu mengirim data dengan kecepatan 622 MB per detik. Pengembangan masih akan dilakukan untuk mencapai angka 1 GB per detik.
Namun pengembangan teknologi ini memakan dana yang besar dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Kondisi Mars sama sekali tidak seperti Bumi dan belum didukung fasilitas mumpuni. Beberapa ahli astronomi bahkan ragu-ragu NASA bisa melakukan ini dalam waktu dekat. Tentu biaya yang banyak sudah dialokasikan di hal lain, dan internet adalah prioritas ke sekian.