Ambisi-Ambisi Manusia Mau Eksplorasi Bulan
Manusia di Bumi ingin mengeksplorasi Bulan. Mereka melakukan penelitian untuk bisa ke sana:
Beberapa negara mulai mempersiapkan eksplorasi luar angkasa. Mereka tertarik dengan keadaan di sana. Salah satu tujuannya adalah Bulan. Benda luar angkasa yang satu ini paling diminati oleh manusia.
Berikut rencana manusia saat berada di Bulan. Mulai dari mengeksplorasi sampai menambang di Bulan:
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Bulan? Baru kali ini ilmuwan menemukan hal-hal yang tidak biasa saat mereka mengamati Bulan. Bulan dipenuhi dengan berbagai macam sisa benda luar angkasa yang sudah ditinggalkan dan rusak. Benda-benda itu berasal dari kecelakaan berbagai macam misi yang dijalankan oleh sejumlah badan antariksa. Namun, dari berbagai sisa benda yang ada, terdapat dua benda yang tinggal dan membentuk dua kawah besar di Bulan.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan gua di Bulan? Dalam tulisannya di jurnal Nature Astronomy, para peneliti menyatakan mereka menganalisis pengukuran radar oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA dan membandingkan hasilnya dengan tabung lahar di Bumi.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang gua di Bulan? Ilmuwan Italia yang memimpin penelitian ini menyampaikan pada Senin (15/7), ada bukti gua yang cukup besar, dapat diakses dari lubang terdalam yang diketahui di Bulan.
-
Apa hasil penelitian tentang inti Bulan? Penelitian itu mengungkapkan bahwa Bulan memiliki inti berupa bola padat. Kepadatannya pun mirip seperti besi.
-
Apa itu Gerhana Bulan Penumbra? Gerhana bulan penumbra adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan bergerak melalui bayangan penumbra Bumi. Penumbra adalah bayangan luar yang lebih terang dan lebih kabur dibandingkan dengan umbra, bayangan inti yang gelap.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di permukaan Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
NASA dan China akan Eksplorasi Bulan
NASA siap bekerjasama dengan China untuk eksplorasi di Bulan. Eksplorasi ini dilakukan untuk melihat pergerakan debu di Bulan saat pesawat Chang'e 4 mendarat. Dengan data debu itu, para peneliti bisa memperkirakan bagaimana mereka akan mendarat di Bulan pada misi-misi berikutnya.
"Dengan perizinan yang dibutuhkan dari Kongres, NASA telah melakukan diskusi dengan China soal kemungkinan untuk mengamati pendaratan pesawat Chang'e 4 di Bulan menggunakan instrumen pesawat (LRO LAMP) @NASAMoon kami," kata associate administrator untuk Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen, melalui akun twitternya.
Seperti dikutip dari situs NASA, Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) adalah instrumen yang diorbitkan NASA di Bulan untuk memotret objek yang mendarat di Bulan dan mengamati dampak pendaratan itu terhadap permukaan Bulan. Hal ini penting untuk diamati karena bisa menjadi petunjuk untuk membuat model bagaimana air dan material lain bisa dipindahkan dari kawah ke dekat kutub Bulan.
Badan Antariksa Eropa Ingin Menambang Bulan
Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana untuk menambang Bulan pada 2025, sebuah penelitian yang ditujukan untuk mencari "air dan oksigen" di satelit alami Bumi tersebut. Pihaknya telah menandatangani kontrak satu tahun dengan perusahaan dirgantara Eropa, ArianeGroup untuk mengeksplorasi tambang regolith, juga dikenal sebagai tanah bulan atau debu Bulan.
Menurut ArianeGroup, air dan oksigen dapat diekstraksi dari regolith, berpotensi membuatnya lebih mudah bagi manusia untuk menghabiskan waktu di Bulan pada masa depan. "Penelitian itu juga dapat memungkinkan untuk memproduksi bahan bakar roket di Bulan, memungkinkan ekspedisi masa depan agar dapat melangkah lebih jauh ke luar angkasa," kata perusahaan dirgantara.
China Tanam Pohon Kapas di Bulan
Badan Antariksa China mengumumkan benih pohon kapas yang dibawa ke Bulan sudah berkecambah. Pesawat antariksa China, Chang'e 4, menjadi yang pertama mendarat di sisi terjauh Bulan pada 3 Januari lalu. Pesawat itu membawa tanah yang mengandung benih kapas, kentang, ragi, dan hama lalat buah.
Benih itu berkecambah di sebuah media semai berbentuk kotak-kotak di dalam tabung yang memuat tanah, air, dan udara di dalam pesawat.
"Ini pertama kalinya manusia melakukan percobaan biologi di permukaan Bulan," kata Xie Gengxin, kepala eksperimen proyek ini dari Universitas Chongqing.
"Mempelajari bagaimana tanaman ini tumbuh di lingkungan gravitasi rendah bisa menjadi landasan bagi masa depan kita untuk membangun pangkalan luar angkasa," katanya.