Anak 4 Tahun Pecahkan Guci Kuno Berusia 3.500 Tahun di Museum Israel
Seorang anak kecil memecahkan guci berusia 3.500 tahun di Museum Hecht, Israel. Guci ini akan diperbaiki dan kembali dipajang tanpa penghalang kaca.
Sebuah insiden terjadi di Museum Hecht, Haifa, Israel, ketika seorang anak berusia empat tahun secara tidak sengaja memecahkan guci kuno berusia 3.500 tahun. Guci tersebut berasal dari Zaman Perunggu, sekitar 2200-1500 SM, dan merupakan artefak langka karena keutuhannya.
Mengutip BBC, Kamis (29/8), museum Hecht terkenal dengan kebijakannya untuk memajang artefak tanpa penghalang kaca, dengan tujuan memberikan pengalaman langsung yang lebih memikat bagi pengunjung. Namun, kebijakan ini menyebabkan artefak kuno tersebut rentan terhadap kecelakaan.
- Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 1.300 Tahun Saat Salju Mencair
- Bocah 4 Tahun Tak Sengaja Pecahkan Guci Berusia 3.500 Tahun di Museum, Begini Reaksi Orang Tuanya
- Arkeolog Temukan Topeng Batu Berbentuk Wajah Manusia Berusia 9.000 Tahun, Ada Hubungannya dengan Ritual Pemujaan
- Kisah Pirngadie Keliling Indonesia untuk Melukis Wajah Semua Suku, Kini Jadi Arsip Penting Museum Nasional
Menurut keterangan ayah anak tersebut, Alex, putranya menarik guci karena penasaran dengan isinya, yang menyebabkan guci jatuh dan pecah. Alex mengaku terkejut melihat guci tersebut hancur di dekat putranya, dan awalnya tidak percaya bahwa insiden itu disebabkan oleh anaknya.
Pihak museum telah mengundang keluarga tersebut sebagai bentuk tanggapan terhadap insiden ini. Mereka menegaskan bahwa kejadian ini murni kecelakaan dan bukan tindakan yang disengaja, sehingga tidak ada tindakan hukum yang akan diambil.
Seorang ahli konservasi telah ditunjuk untuk memperbaiki guci tersebut, dan diharapkan guci akan segera kembali dipajang di museum. Meski demikian, Alex mengungkapkan perasaan menyesal karena guci tersebut.
"Tidak akan pernah sama lagi," kata dia menyesal.
Museum Hecht, yang berada di kawasan Universitas Haifa, mengoleksi berbagai artefak arkeologi dan seni. Guci yang pecah ini diyakini awalnya digunakan untuk menyimpan bahan-bahan seperti anggur dan minyak zaitun, dan merupakan temuan yang sangat mengesankan mengingat usia dan kondisi keutuhannya.
Meskipun insiden ini jarang terjadi, museum tetap berkomitmen untuk memajang artefak tanpa penghalang kaca atau dinding, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pengunjung.