Bau-bauan Ini Paling Ditakuti Manusia Menurut Sains
Penelitian mengungkap bahwa bau kematian dapat memicu perilaku defensif manusia tanpa disadari.
Penelitian baru mengungkap bahwa bau kematian dapat memengaruhi perilaku manusia tanpa kita sadari. Menurut studi yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, tubuh manusia dan hewan yang membusuk melepaskan senyawa bernama putrescine, yang menjadi penyebab utama bau tersebut.
Senyawa ini juga ditemukan dalam jumlah kecil di dalam air mani manusia dan sering disamakan dengan bau napas tak sedap, menurut Biogone. Dalam studi tahun 2015, para peneliti ingin mengeksplorasi apakah putrescine memberi sinyal ancaman pada manusia sehingga memicu perilaku defensif. Penelitian ini dibagi menjadi empat eksperimen.
-
Apa yang membuat manusia melupakan kematian? Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
-
Kapan kematian akan menjemput setiap manusia? Dalam Al-Qur'an surah Ali Imron ayat 185 telah dijelaskan bahwa kematian pasti akan menghampiri setiap manusia yang hidup di dunia.Mengenai waktunya, tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan ajalnya akan menjemput.
-
Kenapa ketan unti dikenal sebagai "kue kematian"? Bagi masyarakat Tugu, ketan unti biasanya dikenal sebagai kue kematian. Ini karena, kue tersebut hanya disajikan saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Sangat penting bagi warga Kampung Tugu dalam mendoakan orang yang sudah meninggal sebelum dimasukkan ke dalam kubur.
-
Kenapa kelelawar sering dikaitkan dengan kematian? Mitos ini berasal dari keyakinan bahwa kelelawar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia lain, sebab mereka aktif pada malam hari dan hidup di gua-gua yang dikaitkan dengan alam roh.
-
Kenapa burung gagak sering dikaitkan dengan kematian? Burung gagak seringkali dikaitkan dengan kematian, atau bahkan sekelompok burung gagak pun disebut sebagai “pembunuhan”. Burung gagak juga selalu dilekatkan dengan pemakaman dan kesuraman, tak lain karena bulunya yang berwarna hitam gelap mirip nuansa di pemakaman. Burung gagak juga memakan bangkai, sehingga sering berkumpul di sekitar bangkai hewan.
Mengutip IFLScience, Senin (28/10), pada eksperimen pertama, peserta ditempatkan dalam salah satu dari tiga kondisi aroma (putrescine, amonia, atau air) menggunakan kapas yang diberikan satu jam sebelum studi dimulai. Mereka kemudian diminta mengklik titik merah pada tes komputer secepat mungkin, dengan peneliti melacak kewaspadaan mereka.
Eksperimen kedua mengeksplorasi perilaku melarikan diri. Peserta diberi tiga aroma yang sama dan diminta berjalan sejauh 80 meter, dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tersebut diukur. Kemudian, peserta diminta menyelesaikan tugas melengkapi kata setelah terkena ketiga aroma tersebut. Misalnya, huruf yang hilang dari sebuah kata perlu dilengkapi.
Setelah itu, mereka diminta berjalan 60 meter dan waktu perjalanan dicatat. Pada eksperimen keempat, pengaruh putrescine terhadap perilaku defensif dijelajahi, bahkan ketika bau tersebut tidak dapat dideteksi oleh peserta.
Mereka diberi konsentrasi kecil putrescine dan amonia, lalu diminta membaca esai dari penulis yang mengkritik nilai-nilai Barat. Pendapat mereka dicatat, dan kecepatan menyelesaikan kuesioner menunjukkan keinginan mereka untuk melarikan diri.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa paparan putrescine berkorelasi dengan peningkatan kewaspadaan. Peserta tampak berjalan lebih cepat dan menunjukkan perilaku lebih defensif.
- Ini 2 Penyebab Orang Takut Mati, Padahal Bakal Dialami Seluruh Manusia
- 5 Penyebab Ketiak Tetap Bau Walau Sudah Mandi dan Menjaga Kebersihan
- Ragam Bau Ketiak Bukan Cuma Aroma Bawang Ada Juga Mirip Kencing Kucing, Penelitian Ungkap Penyebabnya
- 5 Hal Ini Bikin Bau Mulut Jadi Tak Sedap, Hindari Mulai Sekarang
"Hasil ini menunjukkan bahwa bahkan paparan singkat terhadap putrescine memobilisasi respons manajemen ancaman yang dirancang untuk mengatasi ancaman lingkungan. Penelitian lebih lanjut perlu mengeksplorasi sifat ancaman yang dihasilkan oleh putrescine, baik dari ancaman mikroba atau predator," ujar penulis studi.