Benarkah bulan purnama jadi pertanda 'apes' manusia?
Bulan purnama kerap dikaitkan dengan masalah-masalah, seperti terjadinya kecelakaan hingga tindak kejahatan
Bulan purnama bagi banyak peradaban di dunia kerap dikaitkan dengan hal-hal berbau supranatural, bahkan setan. Sebut saja legenda tentang werewolf atau manusia serigala yang hanya bisa berubah saat bulan purnama muncul.
Bahkan, kemunculan bulan purnama kerap dikaitkan dengan hal-hal 'apes' yang menimpa manusia, sebut saja meningkatnya tindak kriminal hingga bertemu hantu. Akan tetapi, ilmuwan dari Universitas California membantah semua mitos tersebut.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Berdasarkan penelitian Dr. Jean-Luc Margot, tidak ditemukan adanya hubungan antara kemunculan bulan purnama dengan tindakan anarki, persebaran penyakit di masyarakat, atau nasib jelek lain. Ilmuwan Universitas California itu mengatakan bila hal itu semata-mata adalah kepercayaan yang terlanjur mengakar di masyarakat.
"Kemunculan bulan purnama mempengaruhi pemikiran negatif manusia yang kerap dikaitkan dengan terjadinya kecelakaan, kenaikan jumlah pasien rumah sakit, masalah saat melahirkan, hingga tindak kejahatan. Namun, bulan sejatinya tidak bersalah," ujar Dr. Margot, Daily Mail (01/04).
Lebih lanjut, kepercayaan yang kerap menghubungkan bulan purnama dengan nasib buruk yang menimpa manusia dikatakan oleh Dr. Margot adalah bentuk penolakan terhadap fakta. Ya, manusia lebih suka memastikan penyebab terjadinya sebuah fenomena dengan kepercayaan mereka, bukannya data dan fakta yang ada.
Apakah Anda termasuk salah satu yang mempercayai mitos bulan purnama tersebut?
Baca juga:
Kabar gembira, ilmuwan Jepang temukan bawang yang tak pedih di mata
Game kekerasan tak buat anak jadi nakal, ini penyebab sesungguhnya!
Baru diperbaiki, robot penjelajah Mars justru kena amnesia
Jamur diklaim mampu selamatkan manusia dari kepunahan