Buntut Google Tak Patuh, Rusia Siapkan Sanksi
Pemerintah Rusia menuding raksasa internet Google tak mematuhi aturan negara tersebut. Pasalnya, perusahaan AS itu menolak permintaan pemerintah Rusia untuk menghapus laman atau website yang dianggap terlarang di Rusia.
Pemerintah Rusia menuding raksasa internet Google tak mematuhi aturan negara tersebut. Pasalnya, perusahaan AS itu menolak permintaan pemerintah Rusia untuk menghapus laman atau website yang dianggap terlarang di Rusia.
Mengutip laman The Verge, Rabu (28/11), agensi komunikasi pemerintah Rusia, Roskomnadzor dalam pernyataannya menyebut, Google tak terhubung dengan database berisi daftar website terlarang di negara itu.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Kenapa Google disebut akan berhenti beroperasi di Indonesia? Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang ditemukan dengan bantuan Google Earth? Mayat seorang pria yang menghilang tanpa jejak akhirnya ditemukan secara kebetulan berkat Google Earth.
-
Siapa yang mendapatkan manfaat dari kerja sama Telkomsel dan Google? Layanan RBM akan tersedia untuk pelanggan Telkomsel di Indonesia dan bagi pelanggan pemegang saham Telkomsel, Singtel, di Singapura, dengan mempertimbangkan ketersediaan perangkat yang sudah mendukung teknologi ini.
Hal ini membuat pemerintah Rusia menuding Google tak patuh dengan aturan pemerintah setempat.
Gara-gara tidak mematuhi aturan Rusia, Google juga terancam dijatuhi sanksi denda sebesar 700.000 ribu roubles atau setara USD 10.000 atau setara Rp 150 jutaan.
Meski dendanya cukup sedikit, dalam laporannya, Reuters menyebut, pemerintah Rusia tengah menyiapkan langkah yang lebih dramatik.
Misalnya saja, mempertimbangkan untuk mendenda Google dengan nilai satu persen dari total penghasilan tahunan Google karena tak mau mematuhi aturan serupa.
Sayangnya, Google tidak memberikan komentar saat dimintai tanggapan atas kasus di Rusia ini.
Rusia sebenarnya telah merancang serangkaian peraturan dalam beberapa tahun terakhir. Peraturan-peraturan ini memberikan kekuatan lebih banyak kepada pemeritah untuk menerapkan penyensoran web.
Pemerintah Rusia sempat bentrok dengan situs web seperti Wikipedia dan lain-lain gara-gara aturan tersebut.
Sebelumnya, Google pernah menghadapi pinalti dari Rusia. Kejadian itu berlangsung pada 2016, di mana saat itu Rusia mendenda Google senilai USD 6,75 juta karena Google dianggap melakukan praktik monopoli atas Android-nya.
(mdk/faz)