Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya
Rekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.
Rekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.
Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya
-
Bagaimana Burung Paruh Kodok berburu mangsanya? Meski tak jago terbang, paruh yang lebar memudahkan mereka untuk menangkap serangga sebagai mangsa utamanya.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
-
Bagaimana kupu-kupu dan bunga mawar saling melengkapi? Mereka saling melengkapi satu sama lain, menciptakan atmosfer harmonis dan romantis di kebun bunga tersebut. Kupu-kupu itu adalah cinta sejati bunga mawar, dan bunga mawar juga adalah cinta sejati bagi kupu-kupu itu.
-
Di mana paus bungkuk dengan tulang punggung patah ditemukan? Gambar tragis seekor paus bungkuk terlihat di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, menggambarkan dampak serangan kapal dengan tulang punggung patah.
Kebanyakan burung melakukan pergerakan mereka dengan cara terbang.
Meskipun demikian, tidak seemua penerbangan burung hanya dilakukan dengan mengepakkan sayapnya saja.
Burung bisa saja terbang tanpa mengepakkan sayapnya, yaitu dengan cara meluncur.
Mengutip dari IFLScience, Associated Press, dan The Guardian, Minggu (21/4), burung kondor andes (Vultur gryphus) memegang rekor sebagai spesies burung yang paling sedikit mengepakkan sayapnya selama dalam penerbangan.
Burung yang bisa ditemui di Pegunungan Andes, Amerika Selatan ini bisa mempunyai rentang sayap yang lebar, yaitu hingga 3,2 meter.
Burung ini juga memiliki tubuh yang besar, yaitu bisa mencapai berat 15 kg.
Dengan tubuhnya yang sangat besar tersebut, kondor andes juga menjadi burung terberat yang bisa terbang tinggi di angkasa.
- Dulunya Hewan-hewan ini Berdarah Dingin, Tapi Berubah Berdarah Panas saat 180 Juta Tahun Lalu
- Banyak Orang Dibuat Terkejut setelah Tahu Seberapa Sering Menatap Layar HP
- Burung Ini Mampu Terbang 10 Bulan Nonstop, Makannya saat Melayang di Udara
- Mengapa 13 Dianggap Sebagian Orang Angka Sial? Begini Kisahnya
Rekor terbang tanpa mengepakkan sayap tersebut diketahui setelah tim peneliti dari Universitas Swansea dan Universitas Nasional Comahue melacak delapan burung kondor andes dalam rentang waktu lima tahun dengan menandai mereka menggunakan perangkat GPS dan alat perekam yang bisa mencatat jumlah kepakan sayap mereka.
Secara menakjubkan, burung-burung tersebut hanya mengepakkan sayap selama 1% dari keseluruhan waktu terbang mereka.
Kebanyakan kepakan sayap, lebih dari 75%, dilakukan ketika kondor andes melakukan gerakan lepas landas.
Bahkan, terdapat satu burung yang bisa terbang tanpa mengepakkan sayapnya selama lima jam atau dalam jarak 172 km.
“Kondor adalah pilot yang hebat, tetapi kami hanya tidak menduga bahwa mereka akan memiliki kehebatan yang sedemikian rupa,” kata Profesor Emily Shepard, ahli Biologi dari Universitas Swansea yang terlibat di dalam penelitian ini.
Bagi burung kondor andes, pengepakkan sayap di udara akan memakan banyak energi karena berat yang mereka punyai.
Oleh karena itu, mereka lebih memilih meluncur dengan memanfaatkan angin, arus udara panas, serta aliran udara yang didorong ke atas karena bentuk daratan agar tetap bisa berada di udara.
Cuaca juga tampaknya tidak terlalu berpengarah terhadap apakah kondor andes harus mengepakkan sayapnya atau tidak.
Sergio Lambertucci, ahli biologi dari Universitas Nasional Comahue yang menjadi salah satu peneliti dalam studi ini, mengatakan bahwa keahlian kondor andes untuk terbang dan meluncur merupakan hal yang penting dalam kehidupannya sebagai pemakan bangkai.
Kondor andes perlu waktu berjam-jam untuk mengelilingi pengunungan tinggi untuk mencari makanannya, yang berupa bangkai.
Semua burung yang dilacak merupakan burung yang belum dewasa. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa burung yang belum berpengalaman sekalipun dapat menempuh jarak yang sangat jauh di atas darat tanpa mengepakkan sayap,” tulis para peneliti.
Alat pelacak yang ada di burung kondor andes diprogram untuk lepas dari tubuhnya selama beberapa saat.
Meskipun begitu, alat tersebut tidak diprogram untuk menentukan tempat penjatuhannya.
Terdapat alat yang jatuh ditempat yang sulit, seperti pada sebuah sarang di tebing besar di tengah Pegunungan Andes, yang mempersulit pengambilan alat tersebut bagi para peneliti.