Diam-diam Indonesia pernah meneliti matahari dan sukses!
Melalui LAPAN, Indonesia sukses meneliti pengaruh matahari pada cuaca antariksa.
Boleh jadi Amerika bangga mempunyai NASA yang di pertengahan Maret lalu mengirimkan pesawat tanpa awak untuk meneliti matahari. Wajar, jika negara adidaya itu melakukan penelitian luar angkasa yang terbilang ekstrem. Bagaimana dengan Indonesia? Tidak banyak orang yang tahu jika ternyata Indonesia juga pernah meneliti hal yang serupa.
Ya, harus kita akui tingkat penelitian yang dilakukan NASA sudah barang tentu berbeda dengan Indonesia. Jika NASA meneliti hubungan magnit antara Bumi dan Matahari lebih jauh lagi, Indonesiamelalui LAPANbaru sekadar untuk keperluan prediksi cuaca antariksa.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Dimana penelitian tentang tektonik lempeng dan peradaban alien dilakukan? Demikian menurut penelitian baru oleh Universitas Texas di Dallas dan Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich.
-
Apa yang dimaksud dengan astrologi? Astrologi adalah suatu bentuk ramalan yang melibatkan peramalan peristiwa-peristiwa duniawi dan manusia melalui pengamatan dan interpretasi bintang-bintang tetap, Matahari, Bulan, dan planet-planet.
-
Bagaimana astrologi dipraktekkan? Astrologi menggunakan simbol-simbol, mitos-mitos, dan tradisi-tradisi untuk memberikan makna dan arahan bagi kehidupan manusia.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN, Clara Yono Yatini. Menurutnya, penelitian yang pernah dilakukan ini merupakan riset yang terkait dengan cuaca antariksa. Melakukan penelitian tentang matahari dan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap bumi dan lingkungan antariksanya.
"Pengaruh terhadap bumi misalnya untuk komunikasi radio dan komunikasi satelit, terhadap medan magnet bumi. Dan bagaimana lingkungan antariksa dipengaruhi oleh matahari dan kemudian mempengaruhi bumi," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com, (11/04).
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa penelitian yang telah dilakukan lembaganya sudah mampu memperkirakan bagaimana kondisi cuaca antariksa. "Kami sudah bisa memperkirakan kondisi cuaca antariksa dalam 24 jam ke depan. Baik itu aktivitas matahari, pengaruhnya terhadap geomagnet, dan juga pengaruhnya terhadap ionosfer dan komunikasi radio dan juga komunikasi dengan satelit," jelasnya.
Penelitian ini, kata dia, dilakukan bersama mitra internasional yang notabene adalah institusi-institusi dari luar negeri. "Kami bekerjasama dengan mitra internasional dalam beberapa penelitian lainnya juga," tutupnya.
Baca juga:
Tanda kehidupan alien akan terungkap di 2025
8 Lautan paling menakjubkan di tata surya
NASA siapkan misi terbaru bak film Armageddon
Baru diperbaiki, robot penjelajah Mars justru kena amnesia
Gerhana bulan total di 4 April buat Bumi berubah merah